Video hoax dengan narasi ribuan TNI dipimpin Panglima TNI Laksamana Yudo Margono melakukan deklarasi mendukung Anies Baswedan sebagai Presiden 2024 dilaporkan ke Polda Metro. Polda Metro menyebut tengah menyelidiki kasus tersebut.
"Secara laporan kita sudah terima. Tentu proses awal pra-pelaporan ada konsultasi atau kajian. Setelah kita kaji, kita terima laporannya, kita juga akan telaah lebih dalam lagi untuk melakukan proses penyelidikan. Tahap saat ini masih dalam tahap penyelidikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Kamis (25/5/2023).
Trunoyudo mengatakan kasus tersebut ditangani langsung oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum. Seperti diketahui, terlapor dalam ini merupakan pengunggah video dalam akun YouTube 'Menara Istana'. Laporan tersebut teregister nomor LP/B/2802/V/2023/SPKT Polda Metro Jaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian imbauan sama-sama tunggu perkembangan kasus ITE, nanti dari Krimsus akan sampaikan perkembangan," ujarnya.
Trunoyudo menambahkan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan jajaran TNI dalam mengusut perkara yang ada.
"Tentunya dalam proses pengambilan keterangan verbal dan lain-lain, tentu akan dilakukan upaya ini secara maksimal oleh penyidik," jelasnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....
Simak juga Video: Pembicaraan Sejauh Ini soal Cawapres untuk Anies-Prabowo-Ganjar
Penyebar Video Diidentifikasi
Sebelumnya, penyebar video hoax dengan narasi ribuan TNI dipimpin Panglima TNI Laksamana Yudo Margono melakukan deklarasi mendukung Anies Baswedan sebagai Presiden 2024 sudah diidentifikasi. Puspen TNI mengatakan penyebar video diduga warga sipil.
"Bukan (anggota), sipil. Dugaan sementara demikian (pelaku sipil), dalam waktu dekat akan saya infokan," kata Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono saat dihubungi, Rabu (22/5/2023).
Julius mengatakan pihaknya juga mendeteksi keberadaan pelaku berada di wilayah Jakarta. Dari hasil penyelidikan, nomor ponsel yang digunakan pelaku dimatikan. Saat ini pihaknya tengah memburu pelaku.
"(Keberadaan pelaku) wilayah Jakarta, secara spesifik tidak dapat saya sampaikan. Nomer HP yang biasa digunakan mati dan menggunakan nama orang lain. Sedang di-profiling pola-polanya," ujarnya.
Julius menambahkan pihak TNI masih mendalami kasus penyebaran video hoax tersebut, termasuk mencari tahu berapa orang yang terlibat di dalamnya.
"Mohon waktu pendalaman, sebelum diserahkan polisi. Saya belum berani sebutkan, nanti lihat setelah pendalaman," imbuhnya.