Hari Amnesti Internasional 28 Mei, Simak Sejarah dan Serba-serbinya

Hari Amnesti Internasional 28 Mei, Simak Sejarah dan Serba-serbinya

Magdalena Handrica Natasya Gadja - detikNews
Rabu, 24 Mei 2023 06:25 WIB
Ilustrasi kalender
Ilustrasi Kalender (Foto: detikcom/Dikhy Sasra)
Jakarta - Amnesty Internasional Day atau Hari Amnesti Internasional diperingati setiap tanggal 28 Mei. Amnesty International bertujuan untuk mengadvokasi hak asasi manusia dan menyebarkan pemahaman mengenai pelanggaran.

Hari Amnesti Internasional mendorong semua orang dari berbagai ras, bangsa, dan budaya untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai acara yang berfokus pada hak asasi manusia.

Mau tahu lebih lanjut tentang Amnesti Internasional? Simak serba-serbi hingga sejarah Hari Amnesti Internasional sebagai berikut:

Apa itu Amnesti Internasional?

Dilansir dari website resminya, Amnesti Internasional adalah organisasi non-pemerintah internasional yang mendukung gerakan HAM (Hak Asasi Manusia) global. Mereka melakukan kampanye, advokasi, riset, dan memobilisasi publik untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia, menghentikan penyiksaan, melindungi hak-hak mereka yang dilanggar.

Amnesti Internasional juga berfungsi untuk memastikan dan mengadvokasikan hak untuk kebebasan berekspresi, berserikat, berkumpul, dan berpendapat. Amnesti internasional juga membahas dan memperjuangkan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya.

Sejarah Hari Amnesti Internasional

Menurut website resminya, Amnesti Internasional hadir pada tahun 1961. Bermula dari Peter Benenson, seorang pengacara Inggris yang marah ketika dua mahasiswa Portugis yang dipenjara hanya karena bersulang untuk merayakan kebebasan. Benenson menulis artikel di surat kabar The Observer, yang berisikan tentang seruan untuk bersatu dalam solidaritas demi keadilan dan kebebasan.

Awalnya, Amnesti hanya berfokus untuk mengupayakan pembebasan tahanan politik. Namun setelah lebih dari 50 tahun, Amnesti mengalami transformasi besar dan beradaptasi dengan perubahan dunia yang dinamis.

Amnesti kemudian berkembang lebih luas menjadi penegakan seluruh spektrum hak asasi manusia. Amnesti melindungi dan memberdayakan masyarakat, seperti menghapuskan hukuman mati, melindungi hak-hak seksual dan reproduksi, memerangi diskriminasi, dan membela hak-hak para pengungsi dan migran.

Amnesti awalnya berbasis di London, kemudian memperlebar sayap dan membuka kantor di berbagai negara. Kantor pusat utama mulai didirikan di kota-kota di Afrika, Asia-Pasifik, Eropa Tengah, Eropa Timur, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Kantor utama berfungsi sebagai tempat untuk melakukan penyelidikan, kampanye, dan komunikasi.

Kantor regional pun dibangun untuk memperkuat kerja, dapat menanggapi suatu kejadian dengan cepat, dan memperlancar komunikasi dengan kantor pusat. Amnesti memiliki kantor regional di lebih dari 70 negara.

Amnesti Internasional di Indonesia

Amnesti Internasional di Indonesia didirikan pada tahun 2017. Amnesti Internasional Indonesia meluncurkan 9 Agenda HAM yang menjadi fokus kampanye.

Berbagai tantangan HAM di Indonesia yang menjadi consent Amnesti Internasional ditunjukkan dengan banyaknya sentimen terhadap minoritas agama, gender, juga orientasi seksual. Selain itu, kriminalisasi terhadap orang-orang yang menyampaikan pendapatnya secara damai, dan berbagai pelanggaran hak lainnya.

Amnesti Internasional Indonesia aktif berkampanye. Mereka juga melakukan advokasi bersama dengan mitra dan juga partisipasi publik dalam meningkatkan penegakan HAM di Indonesia.

Amnesti Internasional Indonesia berkolaborasi dengan para pembela HAM, korban, keluarga korban, organisasi yang serupa. Mereka mendesak para pemangku kepentingan untuk memenuhi HAM dan menuntut penyelesaian pelanggaran HAM.

Berikut ini adalah kampanye dan isu prioritas di Indonesia:

  1. Penyempitan Ruang Kebebasan Sipil
    Menurut Amnesti, kebebasan sipil di Indonesia semakin terancam. Ketika melakukan aktivitas dan kegiatan yang sah untuk mendorong penegakkan HAM, orang-orang ini mengalami represi, baik secara langsung maupun digital.
  2. Akuntabilitas Aparat
    Saat sedang melakukan aksi #ReformasiDikorupsi, 402 orang dikabarkan terluka akibat kekerasan oleh polisi. Beberapa faktor penyebab kekerasan aparat, yaitu peraturan nasional yang tidak memadai, situasi yang mengancam keamanan seperti kerusuhan atau konflik, dan impunitas, lalu diskriminasi yang sudah mengakar.
  3. Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu
    Berbagai korban pelanggaran HAM berat dan keluarganya di Indonesia masih menuntut penyelesaian kasusnya. Namun, proses pengusutan dan pengadilan HAM atas kasus-kasus yang sudah pernah diselenggarakan mandek dan tak terlihat adanya angin segar.
  4. Pelanggaran HAM di Papua
    Kasus pelanggaran HAM di Papua sudah menarik atensi masyarakat luar. Mereka mempertanyakan tindakan aparat keamanan Papua dan Papua Barat. Orang Asli Papua (OAP) melaporkan kekerasan oleh pasukan keamanan serta berbagai pembatasan pada kehidupan publik dan pribadi mereka.

Demikian serba-serbi seputar Hari Amnesti Internasional yang diperingati pada tanggal 28 Mei setiap tahunnya. Semoga bermanfaat! (wia/imk)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads