Hari Skizofrenia Sedunia 24 Mei 2023: Tema hingga Sejarah Peringatannya

Hari Skizofrenia Sedunia 24 Mei 2023: Tema hingga Sejarah Peringatannya

Fathia Nabila Qonita - detikNews
Selasa, 23 Mei 2023 15:37 WIB
Ilmuwan Temukan Mutasi Genetika yang Memicu Risiko Penyakit Skizofrenia
Ilustrasi Skizofrenia | Foto: DW (SoftNews)
Jakarta -

Hari Skizofrenia Sedunia atau World Schizophrenia Day diperingati setiap tanggal 24 Mei. Tujuan diperingatinya Hari Skizofrenia Sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai skizofrenia serta mengurangi stigma buruk seputar penyakit tersebut.

Hari Skizofrenia Sedunia juga dapat menjadi ajang untuk mendukung mereka yang hidup dengan kondisi kesehatan mental itu. Menurut healthline, pita berwarna perak biasanya menjadi simbol dukungan bagi para penderita skizofrenia dan keluarganya.

Lalu sebenarnya apa itu skizofrenia? Serta apa tema Hari Skizofrenia Sedunia 2023 dan sejarah di balik peringatannya? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Skizofrenia?

Dilansir National Schizophrenia Foundation, skizofrenia merupakan penyakit otak berbasis biologis yang sangat merusak kemampuan seseorang untuk berpikir jernih dan berhubungan dengan orang lain. Seseorang dengan skizofrenia mengalami kesulitan untuk membedakan antara apa yang nyata dan apa yang imajiner.

Selama ini, stigma, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi kerap dialami oleh para penderita skizofrenia. Penderita skizofrenia sering digambarkan sebagai sosok yang kejam, agresif, dan berbahaya. Padahal kenyataannya, orang-orang yang hidup dengan skizofrenia tidak seperti itu. Mereka justru cenderung dapat menjadi korban kekerasan.

ADVERTISEMENT

Stigma tersebut muncul akibat kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai skizofrenia. Oleh sebab itu, penderita skizofrenia seringkali dianggap "gila" dan sama dengan gangguan kepribadian ganda.

Gejala Skizofrenia

Dikutip dari situs resmi World Health Organization (WHO) dan National Schizophrenia Foundation, gejala kemunculan skizofrenia dibagi ke dalam dua jenis, yakni gejala 'positif' dan gejala 'negatif'.

Gejala 'positif' dapat diartikan juga sebagai gangguan yang 'ditambahkan' pada kepribadian seseorang, contohnya seperti:

  • Mengalami delusi (orang tersebut memiliki keyakinan bahwa yang ia khayalkan adalah sesuatu yang benar, meskipun itu sebaliknya).
  • Mengalami halusinasi secara terus-menerus sehingga orang tersebut mengalami sensasi palsu seperti mendengar, melihat, merasakan, mencium atau merasakan sesuatu yang tidak ada atau seperti mendengar suara yang memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
  • Pemikiran dan ucapan yang tidak teratur (seperti berbicara tanpa makna atau tidak bisa menemukan kata-kata).

Sedangkan gejala 'negatif' diartikan juga sebagai kemampuan yang 'hilang' dari diri seseorang yang mengalami skizofrenia, contohnya seperti:

  • Menarik diri dari lingkungan sosial.
  • Ketidakmampuan untuk mengalami minat atau kesenangan.
  • Ekspresi emosi yang menjadi terbatas.

Meski begitu, gejala-gejala itu tidak sama untuk semua orang. Tanda-tanda itu juga tidak selalu berarti seseorang menderita skizofrenia. Hanya tenaga profesional yang berkualifikasi yang dapat membuat diagnosis tersebut.

Tema Hari Skizofrenia Sedunia 2023

Setiap tahunnya Hari Skizofrenia Sedunia diperingati dengan tema yang berbeda. Pada tahun 2022 lalu, tema yang diusung adalah "Breaking the Stigma, Sharing Our Stories" yang berarti "Mematahkan Stigma, Berbagi Cerita Kami". Tema ini diangkat untuk menekankan perlunya menantang persepsi serta stereotip negatif tentang skizofrenia dan mendorong para penderitanya untuk dapat berbagi pengalaman.

Sedangkan untuk tahun 2023 ini, tema yang diusung untuk Hari Skizofrenia Sedunia adalah "Celebrating the Power of Community Kindness" yang artinya adalah "Merayakan Kekuatan Kebaikan Komunitas". Tema ini dimaksudkan agar masyarakat dan keluarga serta teman-teman pengidap skizofrenia dapat menyebarkan kesadaran dan menyemangati mereka yang hidup dengan gangguan tersebut. Dengan mendidik masyarakat tentang skizofrenia, kita dapat mempromosikan penerimaan, pemahaman, dan pengobatan serta bekerja menuju masyarakat yang lebih inklusif.

Sejarah Hari Skizofrenia Sedunia

Hari Skizofrenia Sedunia ditetapkan pada tanggal 24 Mei untuk menghormati jasa Dr. Phillippe Pinel. Seorang tokoh penting yang merupakan salah satu pendiri psikiatri modern sebagai upaya awal untuk memberikan perawatan dan pengobatan yang manusiawi bagi orang yang sakit jiwa.

Pada awal tahun 1973, Pinel ditunjuk sebagai dokter kepala di Bicetre, rumah sakit jiwa pria di Paris. Cara penanganan pasien yang tidak manusiawi membuat Pinel gusar. Banyak pasien yang diikat ke dinding dengan rantai atau dikurung selama 30 hingga 40 tahun.

Pinel kemudian mengambil langkah berani pada 24 Mei 1973 dengan melepaskan rantai dari para pasien dan merawat mereka tanpa kekerasan. Dia mengganti semua praktik pengobatan yang tidak manusiawi tersebut dengan perawatan psikologis sederhana. Hasilnya sangat mengejutkan.

Sebelumnya tercatat 60 persen pasien gangguan jiwa di Bicetre meninggal karena penyakit, bunuh diri, atau penyebab lain dalam dua tahun pertama masuk. Angka ini kemudian turun menjadi 10 persen di bawah penangan Pinel. Sejak saat itu, penangan untuk pasien gangguan jiwa diubah menjadi perawatan dan pengobatan yang lebih manusiawi.

Demikian informasi mengenai serba-serbi Hari Skizofrenia Sedunia yang diperingati 24 Mei. Mulai dari pengertian skizofrenia, gejala, tema Hari Skizofrenia Sedunia 2023, hingga sejarah di balik peringatannya. Semoga bermanfaat!

(wia/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads