Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Menkopolhukam Mahfud MD menghadiri haul ke-130 Syekh Nawawi Al-Bantani di Aula Pesantren Annawawi di Pesantren Tanara, Kabupaten Serang, Banten. Khofifah mengajak semua masyarakat untuk meneladani sifat-sifat yang dimiliki oleh Syekh Nawawi Al Bantani. yang juga merupakan kakek buyut Wakil Presiden RI KH. Ma'ruf Amin.
Pada kegiatan yang berlangsung Jumat (19/5) itu, Khofifah mengulas ulama yang lahir dengan nama Muhammad Nawawi ini sempat mengenyam pendidikan di Kota Makkah dan kembali ke Tanah Air untuk berdakwah mengobarkan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
"Syekh Nawawi Al-Bantani ini ulama yang nasionalisme dan intelektualnya tinggi, pemikiran-pemikiran beliau juga memberikan pengaruh untuk perkembangan Islam di dunia, kiprah dan sifat-sifat beliau patut untuk kita teladani bersama," kata Khofifah dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu (21/5/2023).
Kegigihan Syekh Nawawi melawan penjajah, lanjut Khofifah, membuatnya mendapatkan tekanan, pembatasan ruang gerak dan pengusiran dari Belanda. Namun dia tidak lantas menyerah.
"Beliau ini menyaksikan praktik-praktik ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan penindasan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda terhadap rakyat Indonesia saat itu. Lalu beliau berdakwah untuk mengobarkan semangat melawan penjajah Belanda saat itu," tutur Khofifah.
Khofifah menjabarkan Syekh Nawawi pergi ke Mekkah untuk memperdalam ilmu dan memberikan pemahaman dan mengajarkan makna kemerdekaan, anti kolonialisme dan imperialisme kepada komunitas Al-Jawwi dengan cara yang halus. Adapun komunitas Al-Jawwi merupakan kelompok masyarakat Nusantara yang belajar di Makkah.
"Yang dilakukan Syekh Nawawi Al-Bantani ini menjadi perhatian serius dari pemerintahan Belanda saat itu karena produktivitas komunitas al-Jawwi untuk menghasilkan alumni-alumni yang memiliki integritas keilmuan agama dan jiwa nasionalisme, menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Pemerintah Hindia Belanda," papar Khofifah.
Khofifah mengatakan Syekh Nawawi Al-Bantani juga berperan dalam mencetak kader-kader patriotik. Perjuangan yang dilakukan Syekh Nawawi, sambug Khofifah, memang tidak dalam bentuk revolusi fisik, namun lewat pendidikan untuk menumbuhkan semangat kebangkitan dan jiwa nasionalisme.
"Banyak ulama besar Indonesia yang merupakan murid atau santri beliau yang kemudian dalam upaya penyebaran agama Islam di Indonesia juga mengajarkan nasionalisme, seperti Syakhona Kholil Bangkalan, Hadratus Syech Kyai Hasyim Asy'ari pendiri NU juga Kiai Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah," terang Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menuturkan Syekh Nawawi Al-Bantani adalah intelektual yang sangat produktif dalam menulis kitab. Tidak kurang dari 115 kitab yang telah ditulis ulama besar asal Banten itu, di antaranya kitab-kitab di bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadits. Karena kedalaman ilmu yang dimiliki, Gubernur Khofifah menyebut murid syekh Nawawi Al-Bantani ini datang dari berbagai penjuru dunia.
"Karena santrinya syekh Nawawi ini dari berbagai negara, pemikiran dan keilmuannya tentu diadopsi oleh banyak ulama dunia, yang itu tentu memberikan pengaruh terhadap pengembangan ilmu dan keislaman dunia," jelas Khofifah.
Di kesempatan haul ke-130 Syekh Nawawi Al-Bantani, Gubernur Khofifah kembali mengajak semua masyarakat untuk meneladani ulama besar dunia asal nusantara yang memiliki keilmuan tinggi dan tetap memiliki nasionalisme yang kuat.
"Dari beliau kita bisa mengambil teladan dan hikmah bagaimana proses dakwah, produktivitas, keilmuan dapat berjalan berseiring dengan kuatnya nasionalisme menjaga keutuhan bangsa dan negara," tegas Khofifah.
"Allahu Yarham, semoga Allah merahmati beliau dan kita semua mendapatkan keberkahan dan mampu meneladani beliau," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Presiden RI KH. Ma'ruf Amin yang merupakan pendiri Pondok Pesantren An Nawawi Tanara Banten menyampaikan bahwa kakek buyutnya adalah orang yang menguasai berbagai bidang ilmu.
"Beliau ini adalah orang yang menguasai tidak hanya satu bidang ilmu tetapi seorang generalize yang menguasai semua ilmu dan tentu kitabnya tersebar dimana-mana," ungkap Ma'ruf.
Salah satu pemikiran Syekh Nawawi Al-Bantani, lanjut Wapres RI, adalah penafsirannya terhadap salah satu ayat dalam Al-Qur'an berkaitan dengan perang. Oleh Syekh Nawawi ayat tersebut ditafsirkan dengan bagaimana harus mengantisipasi hal-hal yang berpotensi membawa bahaya.
Menurut Ma'ruf hal tersebut dapat diimplementasikan bagaimana menjaga diri dari keadaan bahaya. Termasuk menjaga diri dari pandemi COVID-19 melalui vaksin dan protokol kesehatan.
"Bahwa untuk bersiap siap menghadapi berbagai kemungkinan, yang asalnya ayat ini ayat tentang perang, oleh syekh Nawawi ditafsiri wajibnya kita bersiap siap dari semua bahaya yang diduga yang akan datang, kita harus antisipasi," ujar Ma'ruf.
Tonton juga Video: Khofifah hingga Ma'ruf Amin Hadiri Resepsi Jessica Mila-Yakup Putra
(ega/ega)