Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara tentang konflik Myanmar yang akan menjadi salah satu bahasan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jokowi mendorong implementasi 5-Point Consensus (5PC) di Myanmar.
"Kondisi Myanmar saat ini memang sangat kompleks. Karena telah terjadi lebih dari 7 dekade dan Indonesia sebagai Ketua ASEAN terus mendorong implementasi dari 5-Point Consensus di mana salah satunya adalah terkait dengan bantuan kemanusiaan. Berbagai upaya telah kita lakukan," kata Jokowi dalam pernyataan pers di Labuan Bajo seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (8/5/2023).
Jokowi mengatakan keketuaan Indonesia juga mampu memfasilitasi The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre). Dia lantas mengungkapkan ada baku tembak saat tim ASEAN hendak menyalurkan bantuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah keketuaan Indonesia mampu memfasilitasi AHA Centre sehingga joint needs assessment mampu diselesaikan yang sempat tertunda cukup lama karena masalah akses. Ini masalahnya adalah di masalah akses. Kemarin AHA Centre didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan. Tapi sangat disayangkan di tengah perjalanan terjadi baku tembak menembak," ujar Jokowi.
Namun Jokowi menyatakan komitmen untuk membantu Myanmar dalam menghentikan kekerasan tidak akan pernah surut. Jokowi menyerukan semua pihak untuk duduk bersama mencarikan solusi.
"Yang ingin saya tegaskan bahwa hal ini tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan Indonesia untuk menyerukan kembali hentikan kekerasan, stop using force, stop violence karena rakyat yang akan menjadi korban. Karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang. saya mengajak marilah kita duduk bersama ciptakan ruang dialog untuk mencari solusi bersama," ujar Jokowi.
(knv/dhn)