4 Imbauan Wamenag Usai Pria Ngaku Nabi Menembak di Kantor MUI Pusat

4 Imbauan Wamenag Usai Pria Ngaku Nabi Menembak di Kantor MUI Pusat

Herianto Batubara - detikNews
Kamis, 04 Mei 2023 15:09 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mendatangi Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI). Irjen Karyoto mengecek kondisi di kantor MUI usai terjadi insiden penembakan. (Brigitta Belia/detikcom)
Kondisi di kantor MUI usai terjadi insiden penembakan pada Selasa (2/5). (Brigitta Belia/detikcom)
Jakarta -

Pelaku penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Mustopa (60), mengaku sebagai nabi. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan penembakan itu terjadi karena pemahaman agama yang keliru.

"Ini membuktikan bahwa pemahaman agama yang salah bisa menimbulkan bahaya terhadap keselamatan jiwa orang lain," kata Zainut dalam keterangan tertulis, Kamis (4/5/2023).

Dia menyampaikan ada beberapa upaya untuk menghindari pemahaman keagamaan yang keliru. Zainut mengimbau masyarakat belajar agama kepada ulama atau orang yang memiliki otoritas keilmuan agama yang tinggi serta bersanad (silsilah keilmuan yang bersambung sampai kepada Rasulullah).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam belajar agama juga harus menggunakan metodologi belajar yang benar, yaitu secara tersusun dan terstruktur untuk memperoleh ilmu agama," ujarnya.

Zainut mengatakan saat ini ada problem banyak orang yang memiliki semangat belajar agama tetapi hanya menggunakan penafsirannya sendiri dalam mengambil kesimpulan-kesimpulan hukum. Hal itu terkadang justru bertentangan dengan kaidah-kaidah agama, sehingga mereka salah dalam memahami substansi ajaran agama.

ADVERTISEMENT

"Sejatinya semua ajaran agama mengajarkan kasih sayang, persaudaraan dan perdamaian antarsesama umat manusia, bukan mengajarkan permusuhan, ancaman dan kekerasan yang menimbulkan mafsadat atau kerusakan bagi kehidupan umat manusia," jelasnya.

Zainut juga mengimbau para ulama dan pemimpin agama untuk terus menggelorakan moderasi beragama, yakni cara memahami ajaran agama secara moderat, tawasut, dan jalan tengah.

"Mari terus menghindari perilaku beragama yang ekstrem (tatharruf), berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam beragama (ghulluw). Sebab, hal tersebut dapat memunculkan sikap fanatisme, intoleransi, dan akuisme dalam beragama," sebutnya.

Ketiga, Zainut meminta aparat kepolisian lebih meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah dan kantor serta tempat beraktivitas para pemimpin agama.

Terakhir, Zainut mendukung Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) untuk memfilter konten-konten yang bernuansa sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), berita bohong (hoax), serta ujaran kebencian.

"Termasuk perlu difilter juga konten yang bersumber dari ajaran agama yang menyimpang dan bertentangan dengan ajaran agama yang dianut oleh mayoritas umat beragama," ucapnya.

Penembakan di Kantor MUI Pusat

Pria bernama Mustopa (60) melakukan penembakan di Kantor MUI Pusat di Jalan Proklamasi, Jakpus, pada Selasa (2/5) siang.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

"Pukul 11.24 WIB, di tempat ini ada orang tidak dikenal masuk dari pintu depan, kemudian mencari Ketua MUI, ingin bertemu dengan Ketua MUI," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto di kantor MUI.

Dia mengatakan petugas pengamanan Kantor MUI Pusat sempat bertanya tujuan dan siapa Ketua MUI yang hendak ditemui. Karyoto menyebut pria itu tiba-tiba mengeluarkan senjata.

Pelaku lalu melepaskan sejumlah tembakan hingga menyebabkan kaca pintu akses ke gedung MUI pecah. Selain itu, ada 2 pegawai MUI yang terluka.

Usai menembak, pelaku sempat dikejar pihak keamanan kantor MUI. Setelah ditangkap, beberapa saat kemudian pelaku pingsan.

Mustopa lalu dibawa ke Puskesmas Menteng. Namun, dokter di puskesmas menyatakan pelaku sudah tak bernyawa.

Saat ini, jenazah pelaku dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi untuk memastikan sebab kematiannya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads