Detik-detik Mencekam Penembak Kantor MUI Ancam Habisi Sekuriti

Detik-detik Mencekam Penembak Kantor MUI Ancam Habisi Sekuriti

Brigitta Belia - detikNews
Rabu, 03 Mei 2023 20:42 WIB
Sekuriti kantor MUI Chaerudin (Brigitta-detikcom)
Sekuriti kantor MUI Chaerudin. (Brigitta-detikcom)
Jakarta -

Penembakan terjadi di Kantor MUI Pusat oleh seorang pria yang mengaku nabi. Sekuriti di Kantor MUI Pusat pun menceritakan detik-detik mencekam dirinya diancam pelaku penembakan.

Penembakan tersebut terjadi di Kantor MUI Pusat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023) siang. Pelaku belakangan diketahui bernama Mustopa asal Lampung.

Penembakan itu menyebabkan kaca di basemen Kantor MUI pusat pecah. Peristiwa itu juga menyebabkan ada staf kantor MUI yang terluka akibat pecahan kaca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu sekuriti Kantor MUI, Chaerudin, menceritakan detik-detik mencekam penembakan itu. Dia mengaku sebagai orang yang menerima dan menanyai Mustopa saat tiba di Kantor MUI.

"Saya terima dia. Beliau itu dengan kata kasar ingin ketemu Ketua MUI. Setelah itu saya ke bagian sekretariat menanyakan bisa nggak Ketua MUI ketemu. Kata bagian sekretariat nggak bisa menerima karena beliau selalu mengirim surat dengan nada ancaman," kata Chaerudin di kantor MUI Pusat, Rabu (3/5/2023).

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan pihak sekretariat MUI meminta agar Mustopa diamankan. Setelah itu, Chaerudin mengaku memberitahu bahwa Ketua MUI tidak bisa ditemui. Chaerudin pun mengaku diancam oleh Mustopa.

"Tapi beliau memaksa. Beliau bilang begini, 'Kalau kamu tidak menerima saya ketemu Ketua MUI, saya habisi kamu'. Dia bilang gitu," ujarnya.

Chaerudin menyebut Mustopa tiba-tiba mengeluarkan senjata, yang belakangan diketahui sebagai airsoft gun, dari dalam tas. Mustopa pun melepas tembakan.

"Setelah itu dia jalan. Saya nggak tahu dia mengangkat tas, ternyata isinya pistol. Pistol itu isinya. Karena panik, ditembak. Tapi saya nggak ketembak, alhamdulillah. Pelurunya meleset," ujarnya.

Dia mengatakan Mustopa sudah dua kali datang ke kantor MUI. Menurutnya, Mustopa membawa surat berisi ancaman.

"Beliau itu mencurigakan, dengan nada-nada mencurigakan, dengan bawa surat yang berkata-kata seperti nada pengancaman bagaimana gitu. Itu saja sih yang saya tahu," ucapnya.

Kronologi Penembakan hingga Pelaku Tewas

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan pelaku penembakan kantor MUI Pusat itu datang sekitar pukul 11.24 WIB. Dia mengatakan pelaku sempat ditanyai oleh petugas pengamanan kantor MUI.

"Pukul 11.24 WIB, di tempat ini ada orang tidak dikenal masuk dari pintu depan, kemudian mencari Ketua MUI, ingin bertemu dengan Ketua MUI," ujar Karyoto di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (2/5).

Dia mengatakan petugas keamanan kantor MUI menanyakan keperluan pria yang mengaku hendak bertemu Ketua MUI tersebut. Karyoto menyebut pria itu tiba-tiba mengeluarkan senjata.

"Kemudian yang bersangkutan mengeluarkan senjata," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Kesaksian Sekuriti saat Diancam Pria Penembak Kantor MUI':

[Gambas:Video 20detik]



Karyoto juga mengatakan pelaku sempat dikejar oleh petugas pengamanan Kantor MUI. Setelah itu, pelaku pingsan.

"Bersangkutan (pelaku) keluar, sama pamdal dan karyawan di dalam dikejar. Kemudian diamankan, beberapa saat pelaku ini pingsan," kata Irjen Karyoto.

Karena pingsan, pelaku kemudian dibawa ke puskesmas terdekat dari lokasi kejadian. Beberapa waktu berselang, pelaku dinyatakan meninggal.

"Dibawa ke Polsek, dan saat ini di Puskesmas Menteng. Saat ini kondisinya sudah meninggal dunia," ujar Karyoto.

Jenazah pelaku kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Polisi akan melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab pasti Mustopa tewas usai menembak Kantor MUI Pusat.

Dugaan Motif

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkap dugaan motif pelaku melakukan penembakan di kantor MUI Pusat. Pelaku disebut ingin diakui sebagai wakil Nabi.

"Kemudian kita berkoordinasi dengan Polda Lampung dan kita lihat sejarahnya dari tersangka ini, memang dari alat bukti yang ada, tulisan-tulisan, yang pertama motif sementara bahwa tersangka ini ingin mendapat pengakuan sebagai wakil nabi," kata Henky kepada wartawan di Polsek Menteng.

Hengki menyebut, dalam surat ancaman itu, tertulis 73 golongan dalam Islam. Sementara itu, terdapat juga tulisan yang berbunyi hanya satu golongan yang diakui dan itu adalah pelaku.

"Dalam surat tersebut, salah satunya tertulis yang bersangkutan berdasarkan hadits di akhir zaman ada 73 golongan dalam Islam dan hanya satu golongan yang diakui dan itu adalah saya sebagai wakil Tuhan," ujarnya.

Hengki menyebut pelaku penembakan sudah memiliki niat jahat dari 2018. Pelaku juga diduga menyatakan akan melakukan kekerasan terhadap pejabat.

"Kedua, ada niat jahat dari pada tersangka yang dimulai dari tahun 2018 dari surat itu yg mana menyatakan yang bersangkutan apabila tidak diakui maka akan lakukan tindakan kekerasan terhadap pejabat-pejabat negeri dan juga MUI dengan mencari senjata api berdasarkan surat- surat itu," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads