Tingkat kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengalami kenaikan menjadi 82% dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada April 2023. Angka ini merupakan kepuasan kinerja tertinggi kepada Jokowi selama menjadi presiden.
LSI melakukan survei ini pada 12-17 April 2023. Populasi survei adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih atau usia 17 tahun ke atas.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dari 1.220 responden. Margin of error survei adalah +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sementara wawancara dilakukan dengan cara tatap muka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyebut kinerja Presiden Jokowi dinilai positif oleh 82% responden. Angka ini adalah penilaian tertinggi kepada Jokowi.
"Kinerja presiden pada April 2023 dinilai positif oleh 82%, yang menilai negatif itu ada 17,5%. Jadi tampaknya ini dalam data LSI adalah capaian tertinggi kinerja presiden, penilaian positif tertinggi kinerja presiden dari masyarakat," kata Djayadi.
Djayadi menyebut penilaian terhadap kinerja Jokowi menguat selama 6 bulan terakhir. Angka bulan April ini, kata dia, memang cukup tinggi.
"Jadi tren penilaian positif terhadap kinerja presiden ini memang menguat sejak 6 bulan atau 7 bulan terakhir dari September ke April dan itu jauh lebih kuat kalau dibandingkan dengan sekitar 10 tahun yang lalu di bulan Juni tahun 2015. Jadi angka ini memang cukup tinggi," jelasnya.
Berikut tren kepuasan terhadap kinerja Jokowi:
- April 2022 64,1%
- Mei 2022 (1) 58,1%
- Mei 2022 (2) 61,8%
- Juni 2022 70%
- Agustus 2022 72,3%
- September 2022 62,6%
- Oktober 2022 67%
- Januari 2023 76,27%
- Februari 2022 75,9%
- April 82%
![]() |
Simak selengkapnya pada halaman berikut.
Simak juga Video: Survei Indikator: Mayoritas Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi
Penjelasan LSI
Djayadi kemudian menjelaskan faktor yang menyebabkan penilaian terhadap kinerja Jokowi naik. Salah satunya kondisi perekonomian yang baik.
"Mengapa tinggi? Jawabannya, satu, penilaian terhadap kondisi umum tinggi termasuk ekonomi, dan biasanya yang paling jelas memperlihatkan hubungan tingkat kepuasan kepada presiden itu adalah tingkat inflasi," tutur dia.
Djayadi menyebut penilaian terhadap kinerja presiden sangat berkaitan erat dengan tingkat inflasi. Jika inflasi naik, kata dia penilaian terhadap kinerja presiden cenderung menurun. Dia kemudian mencontohkan era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Angka 80-an persen itu juga pernah dicapai oleh Pak SBY, pada Juni 2009, itu Pak SBY itu juga memperoleh angka di kisaran 85% tingkat kepuasan dan pada saat itu tingkat inflasi sangat rendah," jelasnya.
"Memang sejak Oktober 2022 lalu tingkat inflasi kalau kita lihat dari data BI itu tingkat inflasi cenderung menurun dari angka 6 ke angka 5 selam 5-6 bulan terakhir. Jadi ini salah satu penjelas tingkat kepuasan yang tinggi kepada presiden," tutur dia.
Selain itu, Djayadi menyebut kepuasan terhadap kinerja presiden berkaitan erat dengan kondisi hukum dan politik.
"Ada paralel antara penilaian positif terhadap kondisi ekonomi, politik, dan hukum dengan penilaian positif terhadap kinerja presiden," tutur dia.