Ilustrasi : Edi Wahyono
Rabu, 3 Mei 2023Tingginya elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto membuat sebagian pihak bermimpi untuk menyatukannya dalam satu kubu. Hal itu guna meraih kemenangan cepat dengan hanya satu putaran Pilpres 2024. Politikus senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno tidak membantah adanya wacana tersebut. Menurut anggota Komisi VI DPR itu, sudah bukan rahasia lagi bahwa Presiden Joko Widodo sebagai kader PDI Perjuangan berupaya memasangkan Ganjar dengan Prabowo.
Hendrawan menambahkan upaya itu disebut sebagai langkah logis agar pemilu dapat berjalan hanya dengan satu putaran. Selain membutuhkan banyak biaya, pemilu dua putaran disebut akan memperpanjang polarisasi masyarakat dan mengganggu program-program pemerintah yang direncanakan.
"Apakah untuk sebuah demokrasi, produk impor ini, kita akan terbelah dan terus-menerus membahas pilpres sepanjang tahun. Lalu proyek-proyek strategis nasional yang direncanakan jadi tidak ada artinya. Secara logis cukup satu putaran lebih bagus," ujarnya saat berbincang dengan reporter detikX.
Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran apabila tak ada satu pun pasangan calon yang memperoleh suara 50 persen. Semakin sedikitnya jumlah kandidat akan memperbesar kemungkinan Pilpres 2024 hanya berlangsung satu putaran. Hendrawan berpandangan keberadaan dua calon akan lebih baik dan menguntungkan semua pihak. Dengan itu, pasangan calon yang terpilih segera dapat menyusun pemerintahan dan menjalankan program kerjanya lebih cepat.
Walaupun demikian, mewujudkan pasangan Ganjar-Prabowo hampir mustahil karena keduanya telah dicalonkan sebagai capres oleh partai masing-masing. Namun Hendrawan mengatakan peluang itu masih terbuka. Terlebih, karena politik di Indonesia merupakan sebuah proses menemukan konsensus. "Konsensus kepentingan yang diharmonisasi, politik itu soal kepentingan," ucapnya.
Di sisi lain, untuk mewujudkan pemilu satu putaran dan dua pasangan calon, PDI Perjuangan harus menggalang kekuatan yang cukup besar. Sebelumnya, tanpa dihadiri perwakilan pengurus struktural PDI Perjuangan, sejumlah partai bertemu dibarengi kabar adanya koalisi besar. Pertemuan yang dihadiri oleh Presiden tersebut mempertemukan Golkar, PAN, PPP, Gerindra, dan PKB.
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meninjau panen raya padi di Desa Lajer, Kabupaten Kebumen, Kamis (9/3/2023).
Foto : Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
Hendrawan mengklaim PDI Perjuangan menanggapi dengan santai adanya wacana koalisi besar saat itu. Bagi partainya, koalisi besar hanya kumpulan gerbong tanpa lokomotif. Atau dalam istilah Hendrawan yang lain: sekumpulan pemain bola yang sama-sama unjuk kemampuan serta operan tanpa menghasilkan gol maupun peluang.
Ia mengatakan PDI Perjuangan telah memiliki lokomotif dan tiket menuju pilpres sekaligus. Dengan bekal itu, justru lebih mudah bagi partainya untuk menggalang gerbong kekuatan. "Kami santai menonton saja. Mereka ini kan seperti pemain bola saling oper, tiki-taka begitu," ucapnya.
Ucapan Hendrawan terbukti. Setelah Ganjar Pranowo resmi diumumkan sebagai capres PDIP, PPP bagian dari Koalisi Indonesia Bersatu justru berpaling untuk mendukung Ganjar. Menurut Hendrawan, masih akan ada beberapa partai yang akan merapat ke PDI Perjuangan.
"Ya ada nanti, masih rahasia. Ada yang dari KIB, dan non-KIB juga ada, nanti ada kejutan," ucapnya percaya diri.
Sementara itu, salah satu sumber detikX membenarkan bahwa Prabowo sempat ditawari berpasangan dengan Ganjar oleh Jokowi. Dalam sebuah pertemuan dengan Jokowi, Prabowo sempat disarankan untuk berkenan menjadi cawapres Ganjar. Selain itu, Prabowo beberapa kali sempat meminta bertemu dengan Ganjar. Namun Ganjar enggan menanggapi ajakan tersebut karena tidak ingin melangkahi wewenang Ketua Umum PDI Perjuangan.
Sumber detikX menyebut pemerintah melalui Presiden Jokowi berusaha menjodohkan Ganjar dengan Prabowo untuk memastikan kemenangan satu putaran dan keberlangsungan program pemerintah saat ini. Namun, jika skenario itu gagal, Jokowi disebut mendorong agar pertarungan pilpres hanya menyajikan dua paslon, yaitu kubu Ganjar dan Prabowo. Upaya itu ditempuh dengan berusaha menggerogoti koalisi yang saat ini mendukung Anies Baswedan. Hal itu karena Ganjar dan Prabowo dianggap mampu dan memberi jaminan keberlanjutan pemerintahan saat ini.
Baca Juga : Ganjaran untuk Ganjar
Sementara itu, Wakil ketua umum Partai Gerindra Habiburokhman membantah kabar tersebut. Menurutnya, tidak pernah ada tawaran resmi kepada Prabowo untuk menjadi cawapres Ganjar. Selain itu, di tubuh Gerindra, Prabowo telah ditetapkan oleh keputusan Rapimnas 2022 sebagai capres.
"Kalau tawaran (dari Jokowi) atau obrolan untuk berpasangan (Prabowo dan Ganjar) tanpa menyebut siapa yang capres dan cawapres, mungkin pernah ada, ini mungkin ya, mungkin. Tapi, kalau sebagai cawapres, saya berani jamin gak pernah ada," ucapnya kepada reporter detikX.
Selain itu, ia membantah Prabowo berusaha meminta waktu untuk bertemu dengan Ganjar dan membicarakan perihal pencapresan. Pihaknya mengaku fokus bertemu dan berjejaring dengan partai-partai. "Pencalonan Pak Ganjar itu wajar dan sudah menjadi hak PDIP. Kami menghormati keputusan partai sahabat kami tersebut," ucapnya.
Di sisi lain, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerindra Jawa Tengah Abdul Wachid mengaku percaya diri dengan pencapresan Prabowo Subianto. Pihaknya mengaku siap bersaing dengan Ganjar Pranowo di Jateng, yang terkenal sebagai kandangnya banteng. Abdul Wachid mengklaim jajaran dan para kadernya di Jateng sudah tidak mengharapkan lagi Prabowo berpasangan dengan Ganjar.
Wachid mengatakan pihaknya siap bertarung di pilpres walaupun berjalan dua putaran. Menurutnya, dua putaran akan lebih menguntungkan Prabowo. "Kami percaya diri. Kami kenal dan tahu kerja-kerja Pak Jokowi bagus di sini. Tapi Ganjar dan Pak Jokowi ini berbeda jauh (walaupun sering disama-samakan)," ucapnya.
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Ihsanudin juga optimistis akan kemenangan Prabowo di Jabar pada 2024. Baginya, Jabar adalah barometer kemenangan nasional dan salah satu penyumbang terbesar suara Gerindra. Karena itu, ia menargetkan perolehan dukungan Prabowo di Jabar minimal 60 persen suara.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ganjar Pranowo saat menyambut kedatangan elite PPP, Minggu (30/4/2023).
Foto : Andhika Prasetia/detikcom
"Kami siap dan optimistis satu putaran menang, Mas, karena sampai hari ini reliabilitas Prabowo di lembaga-lembaga survei itu tertinggi, apalagi kalau nanti sampai mengerucut dua pasangan, misalnya. Nah, itu sudah optimistis satu putaran," ucapnya kepada reporter detikX.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengatakan cukup berat untuk saat ini menjodohkan Ganjar dengan Prabowo. Meski begitu, menurut Ujang, partai-partai politik dan pemerintah, dalam hal ini Presiden, akan berusaha mendorong agar pemilu berjalan cukup satu putaran.
"Jadi siapa pun yang menang, antara Ganjar dan Prabowo, kan tadi masih bisa menjalankan kebijakan-kebijakan Jokowi, termasuk ibu kota baru," kata dosen Universitas Al Azhar Indonesia tersebut kepada reporter detikX.
Di sisi lain, Ujang melihat Koalisi Perubahan, yang selama ini menyokong Anies, dapat terancam bubar jika partai-partai melihat kesempatan kemenangannya kecil. Adapun selama ini, di berbagai lembaga survei, elektabilitas Anies tertinggal dibandingkan dua nama di atas.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, jika Ganjar dan Prabowo dipasangkan, yang diperoleh adalah kemenangan mutlak. Hal itu karena, secara saintifik, keduanya memuncaki klasemen di berbagai survei. Namun, menurutnya, Prabowo tidak akan merasa nyaman jika dipasangkan sebagai cawapres. Di sisi lain, branding kedekatan Prabowo dengan Presiden Jokowi sudah telanjur terjalin. Untuk itu, segala kemungkinan dan kompromi-kompromi sangat mungkin terjadi antara Prabowo dan Presiden.
"Karena sudah telanjur dekat, kalau berhadapan lagi, ya pasti Presiden dukung Ganjar dong, kan dari PDIP," ucap dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tersebut kepada reporter detikX.
Reporter: Ahmad Thovan Sugandi, Ani Mardatila, Cut Maulida Rizky (magang)
Penulis: Ahmad Thovan Sugandi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban