Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi puncak kasus COVID-19 varian Arcturus terjadi pekan depan. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyampaikan pihaknya menyiapkan sejumlah upaya antisipasi, salah satunya dengan cara menunda penyelenggaraan halalbihalal.
"Makanya halalbihalal ditunda, nggak boleh kerumunan seperti ini," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2023).
Di sisi lain, Heru masih memantau perkembangan kasus untuk menentukan penambahan kapasitas tempat tidur RS COVID-19. Prinsipnya, segala kebutuhan akan dipersiapkan sebaik mungkin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lihat peningkatannya, kita siapkan semuanya," ujarnya.
Heru lantas mengingatkan masyarakat tetap memakai masker ketika berada di kerumunan orang. Tujuannya mengantisipasi penyebaran virus COVID-19 semakin masif.
"Kalau bisa di tempat kerumunan pakai masker," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi puncak kasus COVID-19 di tengah meluasnya Arcturus terjadi pekan depan. Perhitungan tersebut didasari laporan kasus harian dan kematian COVID-19.
Meski begitu, Kepala Seksi Imunisasi Dinkes DKI, dr Ngabila Salama memastikan situasi COVID-19 di DKI saat ini relatif terkendali. Masyarakat diimbau tetap menjaga protokol kesehatan dan meningkatkan imunitas dengan vaksinasi booster lanjutan.
"Situasi COVID-19 di Jakarta sangat terkendali walau jumlah kasus positif dan kematian meningkat, positivity rate meningkat tajam tanda banyak kasus tidak terdiagnosis di lapangan," beber dr Ngabila kepada detikcom, Selasa (2/5).
Keterisian tempat tidur di RS ikut merangkak naik. Angka bed occupancy rate (BOR) dalam sepekan terakhir berada di 16 persen. Dalam periode yang sama, tercatat ada 16 kematian.
Seluruhnya berusia 30 tahun ke atas dengan riwayat vaksinasi belum menerima vaksin COVID-19 dosis keempat atau booster kedua.
"BOR RS naik seminggu terakhir menjadi 16 persen, kematian 16 orang, semua 30 tahun ke atas, belum dosis 4. Bahkan 10 di antaranya belum vaksinasi sama sekali. Puncak kematian 7-14 hari dari puncak kasus. Tren masih naik, prediksi puncak minggu depan, 6 minggu dari 23 Maret, saat Arcturus pertama kali terdeteksi," jelasnya.
Gejala COVID-19 varian Arcturus disebut khas dan berkaitan erat dengan mata merah atau keluhan konjungtivitis. Meski begitu, catatan Dinkes DKI menunjukkan gejala terbanyak masih meliputi batuk, pilek, hingga demam.
Simak juga Video: Covid-19 Naik Lagi, Jokowi Ingatkan Vaksin Hingga Penggunaan Masker