Viral di media sosial rekaman CCTV memperlihatkan seekor hewan berkaki empat menyerupai babi berkeliaran di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel). Kemunculan hewan itu disebut-sebut sebagai babi ngepet.
Dalam video viral itu. tampak seekor hewan berwarna putih berjalan di depan rumah warga. Dalam rekaman itu juga terlihat peristiwa terjadi pada 28 April.
Polisi kemudian bergerak mendatangi lokasi. Kedatangan polisi hendak mengecek kebenaran informasi viral bahwa ada babi ngepet yang terekam CCTV.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait isu adanya babi ngepet yang terekam CCTV di wilayah Kelurahan Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, bahwa Kapolsek Pondok Aren telah memerintahkan personelnya untuk melakukan penyelidikan ke lokasi untuk memperoleh kebenaran info tersebut," kata Kasi Humas Polres Tangsel, Ipda Galih, Selasa (2/55/2023).
Bukan Babi Ngepet
Setelah diselidiki, hewan yang berkeliaran dan terekam CCTV itu merupakan seekor anjing liar. Dia mengatakan hal itu diperkuat oleh kesaksian warga yang melihat anjing tersebut.
"Hasil penyelidikan berdasarkan keterangan beberapa warga sekitar bahwa hewan tersebut bukan seekor babi, melainkan seekor anjing. Karena ada kesaksian warga sekitar yang melihat itu merupakan anjing liar dan ada bukti fotonya," ujarnya.
Dipicu Kabar Duit Hilang
Seorang warga bernama Poniem (65) mengatakan rekaman video tersebut beredar melalui grup WhatsApp. Video itu kemudian membuat warga heboh.
"Kan (video) dari CCTV di-share itu malam. Iya (dari grup WhatsApp). Ini ada babi, ada babi, makanya orang pada nyari-nyari," kata Poinem di dekat lokasi kejadian, daerah Pondok Aren, Tangsel, Selasa (2/5/2023).
Poniem tidak mengetahui siapa penyebar pertama kali video tersebut. Yang jelas, kata dia, warga langsung resah setelah kemunculan video tersebut.
"Nggak tahu juga (siapa yang nyebar). Iya sih, rame sih, iya. Iya (pada resah)," tuturnya.
Selain itu, kata Poniem, warga dibuat percaya bahwa hewan tersebut merupakan babi ngepet karena beberapa warga merasa kehilangan uang. Setelah ramainya video 'babi ngepet' tersebut, para warga saling bercerita mengalami kehilangan uang.
"Iya, resah. Soalnya, banyak yang hilang gitu ya (uang). Cuma nggak begitu, ada begini baru pada bilang saya dikasih saudara dari sana Rp 500 ribu, ya gitu kan hilang. Baru pada bicara gitu," kata dia.
"Iya. Soalnya, dulu sering ada kejadian gitu pada kehilangan uang gitu," tambahnya.
Selain Poniem, warga lainnya Harjo (71) mengatakan video tersebut beredar di grup WhatsApp. Namun dia juga tidak mengetahui siapa penyebar pertama kali video tersebut.
"Iya, malem-malem itu (video beredar). Nggak tahu saya juga (siapa yang menyebarkan video)," kata Harjo, Selasa (2/5).
Harjo mengatakan, setelah kemunculan video tersebut, warga dibuat resah karena banyak warga yang percaya bahwa anjing liar tersebut benar merupakan babi ngepet. Namun kini warga sudah tenang setelah memastikan bahwa hewan tersebut merupakan anjing liar.
"Iya, ternyata bener (anjing) habis dicari. Ya sudah, aman. Tenteram, tenang," tuturnya.
Simak juga 'Kala Babi Masuk ke Kantor Dinas Lingkungan Hidup DKI':
Walkot Tangsel Minta Warga Tak Terpancing Isu Liar
Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie merespons kasus viral anjing liar yang disebut sebagai babi ngepet di daerah Pondok Aren, Tangsel. Benyamin meminta warga tak terpancing informasi yang belum jelas kebenarannya.
"Saya berharap warga tidak terpancing oleh info-info yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Benyamin ketika dihubungi, Selasa (2/5/2023).
Benyamin meminta masyarakat berfokus pada peningkatan kegiatan ekonomi dan lainnya dibanding merespons isu babi ngepet tersebut. Hal itu dilakukan demi perputaran ekonomi meningkat pasca COVID-19.
"Sebaiknya kita berfokus pada peningkatan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan seterusnya pasca-COVID ini," kata dia.
Benyamin juga meminta jajarannya turun tangan untuk meredakan keresahan di masyarakat terkait isu tersebut. Jajarannya juga diminta bekerja sama dengan tokoh agama setempat.
"Lurah dan unsur-unsur pimpinan tingkat kelurahan harus turun untuk meredakan bila terjadi keresahan di warga terkait dengan isu tersebut, kerja sama juga dengan tokoh agama setempat," kata dia.