Indonesia Police Watch (IPW) menilai kepercayaan publik ke Polri yang naik menjadi 73,2 persen saat ini berkat 3 hal. Yaitu kegiatan sosial yang masif dilakukan mulai dari tingkat Mabes Polri hingga jajaran di polsek, program Jumat Curhat yang menbuat masyarakat merasa didengar aspirasinya, serta tidak ada kejadian gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang menonjol selama Bulan Ramadan.
"Polri melalui kepala satuan kerjanya memberikan bantuan sembako kepada para pekerja, pedagang, masyarakat bawah. Ini salah satu cara Polri meningkatkan citranya. Kemudian menggelar kegiatan-kegiatan mendengar keluhan masyarakat (Jumat Curhat) melalui satuan kerja di tingkat polres," kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso kepada wartawan, Senin (1/5/2023).
"Jadi kalau saya lihat, kenaikan dari pada respons publik ini ditujukan yang sifatnya massal dalam bentuk charity, dan juga menyapa masyarakat, ya kalau itu kenaikan karena itu. Selama ramadan juga tingkat kamtibmas kan baik, tidak ada hal yang menonjol," sambung Sugeng.
Sugeng mengapresiasi meningkatnya kepercayaan publik terhadap Polri. Namun, dia menegaskan Polri juga harus tetap memperhatikan profesionalisme dalam penegakan hukum yang kerap dikeluhkan masyarakat.
"Jadi IPW mengapresiasi kenaikan kepercayaan publik, tapi IPW tetap melihat tugas pokok dan fungsi Polri yang harus dapat perhatian, soal layanan masyarakat terkait penegakan hukum tetap sering menjadi masalah. Dan catatan yang sampai saat ini keluhan masyarakat di sana (sisi penegakan hukum)," ungkap Sugeng.
Soal pemberantasan teroris, Sugeng menilai Densus 88 Antiteror Polri juga telah bekerja dengan baik. "Kalau kamtibmas sudah bagus bahkan sebetulnya Densus kerja secara diam-diam melakukan penangkapan-penangkapan teroris, itukan April nih," tutur Sugeng.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
(aud/hri)