Kehadiran kader JKN dinilai sangat membantu sebagai perpanjangan informasi seputar administrasi dan layanan BPJS Kesehatan. Para kader tersebut merupakan warga dari lingkungan sekitar yang direkrut langsung oleh BPJS Kesehatan.
Jepri Abrantia (33) salah satunya. Kader JKN dari Kabupaten Mamuju Tengah ini mengaku senang dalam menjalani tugas kRsna dapat mengedukasi masyarakat.
"Alhamdulillah saya cukup senang menjadi Kader JKN karena bisa berbagi informasi dan memberikan edukasi terkait Program JKN bagi masyarakat yang masih membutuhkan informasi lebih lanjut," ungkap Jepri dalam keterangan tertulis, Minggu (30/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, seorang kader JKN berperan untuk mempermudah peserta JKN dalam membayarkan iuran dan mendapatkan informasi terbaru seputar program JKN. Selain itu, kader JKN juga sarana untuk menyampaikan pengaduan tentang program JKN.
Lebih lanjut Jepri bercerita awal mula ia bergabung sebagai kader JKN pada awal Maret tahun ini. Meski baru bergabung, namun kini ia sudah berhasil memberikan dampak signifikan di Kabupaten Mamuju Tengah.
"Saya kebetulan baru bergabung menjadi kader JKN kurang lebih 2 bulan ini, tapi sudah merasa senang karena bisa berbagi informasi dan hitung-hitung tambahan pendapatan apabila ada peserta yang tersadar ataupun terlupa membayarkan iurannya," tuturnya.
Jepri menjelaskan pada awalnya dirinya diberikan informasi dari teman yang lebih dulu menjadi kader JKN. Mengetahui informasi adanya lowongan, dia datang dan mendaftar dengan membawa persyaratan. Setelah melalui beberapa proses seleksi, ia pun lolos dan diterima sebagai Kader JKN di Cabang Mamuju, dengan wilayah tugas di Kabupaten Mamuju Tengah.
"Dalam menjalankan tugas sebagai Kader JKN, ada kepuasan tersendiri yang saya dapatkan ketika membantu peserta JKN. Salah satunya adalah ketika saya dapat membantu peserta yang kesulitan dalam membayarkan iuran," ujarnya.
Jepri mengaku senang karena bisa membantu para peserta membayar iuran. Bahkan kata dia, ada peserta yang setiap bulan rutin membayar iuran melalui dirinya karena merasa sangat terbantu setelah mendapatkan penjelasan.
Ia menyebut terdapat risiko yang muncul dengan menjalankan tanggung jawab sebagai Kader JKN yang terjun langsung di tengah masyarakat. Kendati demikian Jepri selalu siap menjalankan tugasnya dengan senang hati dan penuh tanggung jawab.
"Ada juga peserta yang tidak mau membukakan pintu ketika saya datang ke rumah peserta. Bahkan ada yang marah-marah ketika saya jelaskan kalau peserta itu masih ada tunggakan iuran yang harus dibayarkan," paparnya.
Ditambah lagi menurut Jepri apabila ada orang yang telah kecewa dengan pelayanan yang ia terima di fasilitas kesehatan (faskes), dirinya harus menjelaskan transformasi mutu layanan yang saat ini tengah dilakukan BPJS Kesehatan.
"Keluhan yang cukup banyak saya rasakan adalah ketika menjelaskan kepada masyarakat yang telah kecewa dengan pelayanan ketika di faskes, jadi saya harus menjelaskan perubahan-perubahan yang saat ini sudah dilakukan oleh BPJS Kesehatan bersama faskes dalam transformasi mutu layanan pada tahun 2023 ini," tambahnya.
Seiring berjalan waktu, Jepri terbiasa dengan kondisi tersebut. Menurutnya keputusan mendaftar sebagai kader JKN, berarti dirinya harus siap dengan risiko yang didapatkan ketika menjalankan tugas tersebut. Apalagi tugas yang diemban dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain yang sedang kesulitan.
"Salah satu tugas yang cukup sulit adalah menjelaskan kepada peserta tentang kewajibannya sebagai peserta JKN, namun banyak juga peserta yang setelah dijelaskan, mereka paham dan berterima kasih kepada saya," tutupnya.
Simak juga 'PSSI Beri Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan ke Wasit':