Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid menghadiri acara pelantikan anaknya, Najmi Mumtaza Rabbany sebagai kader partai Perindo. Zainut yang merupakan kader PPP mengatakan kehadirannya di acara itu sebagai seorang ayah.
"Saya datang bukan sebagai Wamenag, tapi sebagai ayah dari Najmi Mumtaza Rabbany. Saya datang ke lokasi acara jam 16.00 WIB sehingga tidak saat jam kerja," katanya, Sabtu (29/4/2023).
Diketahui, Najmi Mumtaza Rabbany merupakan mantan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DKI Jakarta. Najmi kini menjabat Ketua Harian DPW Partai Perindo DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zainut menghargai pilihan politik Anaknya. Dia mendukung anaknya meski berbeda jalan politik.
"Najmi adalah manusia dewasa yang memiliki hak dan kemerdekaan dalam menentukan pilihan politik sesuai dengan hati nuraninya. Saya menghormati pilihan politiknya, meskipun berbeda dengan pilihan politik saya," katanya.
"Mari kita berpolitik secara dewasa, jangan kekanak-kanakan," sambungnya.
Sementara itu, terkait dengan pernyataan Anggota Departemen DPP PPP Erwin Azmi yang menyebut tindakan Zainut memalukan, Zainut tak memikirkan. "Tidak terlalu penting ditanggapi," ucap Zainut.
Disebut Tak Ada Etika
Anggota Departemen DPP PPP Erwin Azmi menyoroti kehadiran Zainut Tauhid di acara pelantikan Najmi Mumtaza Rabbany sebagai kader partai Perindo. Ermin menilai kehadiran Zainut sangat memalukan.
Sebab menurutnya, bukan hanya karena ia masih menjadi wamenag yang diusulkan PPP, tetapi harusnya Zainut fokus pada tugas di Kementerian Agama dalam mengurusi persiapan ibadah haji, menertibkan travel umroh nakal, membina kerukunan umat beragama, dan tugas lainnya.
"Zainut Tauhid adalah contoh pejabat publik yang tak punya etika dan tak lagi punya malu. Ia diberi posisi terhormat oleh PPP sebagai wakil menteri, tapi sibuk mengurus partai lain," jelas Erwin dalam keterangannya, Sabtu (29/4/2023).
Wakil Ketua PW GMPI DKI Jakarta ini menambahkan sudah selayaknya Zainut dicopot dari jabatan Wamenag. Alasannya adalah Zainut sudah tidak lagi memiliki kriteria dan kepekaan untuk menjadi pejabat publik.
"Jika punya etika, sudah seharusnya Zainut mundur dari kursi Wamenag, jika tidak harus segera dicopot dengan tidak hormat," kata Erwin.
Simak juga 'Saat Hasil Pertemuan Airlangga-Hary Tanoe di Markas Golkar':