385 warga negara Indonesia dari Sudan telah tiba di Jakarta. Mereka merupakan rombongan tahap I yang dievakuasi pemerintah.
"Menurut rencana pemulangan ke Indonesia tahap kedua akan dilakukan 29 April, tiba di Indonesia 30 April. Dan pemulangan tahap ketiga sekaligus menutup seluruh proses evakuasi akan dilakukan 30 April dengan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers , Jumat (28/4/2023) pagi.
Mereka dievakuasi dari Sudan yang kini tengah dilanda perang. Jalur evakuasi WNI adalah Khartoum-Port Sudan-Jeddah-Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antara ratusan WNI yang sudah tiba di Tanah Air, dan menjalani asesmen di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur (Jaktim), ada sejumlah WNI yang menceritakan kengerian perang di Sudan kepada detikcom. Bahkan sampai ada yang hampir terkena peluru nyasar.
![]() |
Salah satu pekerja migran Indonesia (PMI) di Sudan, Rahmawati, mengatakan rumah majikannya sudah hancur karena bom. Dia pun dihantui ketakutan setiap saat.
"Majikan rumahnya sudah hancur, pintu-pintu gerbangnya juga udah kena bom juga. Jadi saya itu bingung, ini batu-batu itu masuk ke rumah. Jadi saya terpaksa mau mati, mau hidup, saya mau keluar dari sini," kata Rahmawati kepada wartawan di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur
Rahmawati juga mengaku ketakutan saat bertemu tentara di Sudan, ketika jalan kaki keluar dari rumah majikannya. Dia menuturkan dirinya hanya bisa menunjukan baju berwarna merah putih saat ditanyai tentara perang di Sudan.
"Di jalanan itu yang namanya peluru itu, masyaAllah, orang tentara itu maksudnya 'Kamu siapa, kamu Filipina atau Indonesia'. Saya saking nggak bisa ngomongnya, ngelihatin kaus saya yang merah sama yang putih, saking nggak kuat-kuatnya ngomong," ujarnya.
"Perasaan itu mau ditembak-ditembak gitu, saya nekat mau ke mana saja yang penting saya ketemu sama orang Indonesia. Alhamdulilah ketemu sama orang Indonesia sampai selamat," ungkap Rahmawati.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak juga Video: Panglima TNI Ungkap Kendala Evakuasi WNI dari Sudan
Sementara itu Kurnia Nur Khadijah, salah satu WNI yang menimba ilmu di salah satu universitas di Sudan, menceritakan perjuangannya menyelamatkan diri ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Khadijah sempat bertemu tentara setempat dan ditodong.
"Kalau kita harus bertemu mereka, ya kita pasrah saja, 'Kamu mau apa? Angkat tangan!'," cerita Khadijah sambil menirukan kata-kata tentara Sudan yang menodongnya, di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (28/4/2023).
Namun Khadijah menjelaskan tentara Sudan tak menyerang WNA dan warga sipil. Tentara itu kemudian menanyakan sejumlah hal kepadanya dan memeriksa dokumen Khadijah.
"Nanya paspor, 'Benar nggak kamu WNA?'. Terus ngelihat HP, HP-nya dicek, bener nggak, 'Foto kita-kita apa nggak'," ujar Khadijah.
Tak hanya Rahmawati dan Khadijah, Dedi Ansori Lubis (39) juga mengaku hampir terkena peluru nyasar akibat perang tersebut. Dia menuturkan peluru nyasar itu berada 1 meter di atas kepalanya.
"Saya pernah hampir kena lah di atas kepala sekitar 1 meter gitu," ujarnya.
![]() |