2. Ada yang Membusuk
Sahala mengatakan, setelah dihitung, total uang tersebut sekitar Rp 18 juta. Namun sekitar Rp 7 juta di antaranya dinyatakan tidak layak alias busuk. Uang itu dihitung sejak Selasa (24/4) malam oleh para tetangganya.
"Pas diitung semuanya yang utuh 18.270.000, yang busuk 7 juta lebih. Tapi udah ditukerin sih tadi ke bank," kata Ola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya sampai di situ, Sahala menanyakan lagi kepada Sarneli apakah dia masih menyimpan uang selain yang sudah dihitung. Sarneli memberi tahu bahwa ada beberapa uang yang dia simpan di bawah kasur dan kolong ranjang.
"Terusnya pagi-pagi, ngebongkar lagi ngeberesin ini, dan banyak tumpukan plastik diberesin dibuka sama tetangga-tetangga pas dibuka plastiknya duit semua tapi campur pakaian," kata dia.
3. Tetangga Ikut Bantu Hitung
Uang yang dihitung pagi tadi lebih banyak dari total uang semalam. Tetangga rumah Sarneli kembali menghitung uang tersebut. Jika ditotal, jumlah uang yang utuh ada sekitar Rp 104 juta, kemudian uang yang tak layak sekitar Rp 10 juta.
"Kalau tadi pagi dibongkar selesainya sampai jam 1 siang, banyak tetangga yang bantuin. Dihitung totalnya jumlahnya itu, duit pagi dibongkar lagi Rp 104 juta, itu yang utuh, yang sobek sekitar ada 10 juta lebih," katanya.
Setelah dihitung, ada bermacam-macam pecahan uang yang disimpan Sarneli di plastik ataupun ember. Beberapa pecahan uang yang masih tersimpan tampak cetakan 1990-an.
"Macem-macem, ada Rp 2 ribuan, logam Rp 500an, Rp 200 perak, sama Rp 5 ribuan, Rp 10 ribuan, Rp 20 ribuan, Rp 50 ribuan, sama Rp 100 ribu," ujarnya.
4. Uang dari BLT
Sahala menuturkan uang dihasilkan Sarneli dari pekerjaannya beternak bebek hingga meminta-minta. Selain dari dua sumber itu, Sarneli mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) pemerintah.
"Dapet BLT, tapi dia mah dikasih duit nggak buat jajan, ditaro aja begitu. Tadinya angon bebek, baru-baru ke sini minta-minta," kata Ola.
Uang itu dikumpulkan Sarneli puluhan tahun di plastik dan ember. Tetangga dan saudara jauhnya tak ada yang tahu bahwa Sarneli menyimpan hingga kondisi fisik uang banyak yang rusak.
Ola mengatakan rumah Sarneli kerap ditinggal untuk pergi meminta-minta di sekitar Kota Serang dan ngangon bebek. Tetangga kemudian berbondong-bondong membantu menghitung uang tersebut sehari semalam.