Penanganan Tuberkulosis dan Kesehatan Mental
Selain soal policy brief tentang tata kelola sampah, BEM UI juga menyusun policy brief berjudul 'Evaluasi Program Penanganan Tuberkulosis dan Layanan Kesehatan Mental di Kota Depok.' Salah satu tim pengkaji yang juga Wakil Kepala Departemen Sosial Masyarakat BEM UI 2023, Difa Alya Husna, menyebutkan bahwa tren tuberkulosis di Depok meningkat sejak 2020 hingga Oktober 2022.
"Temuan BEM UI menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 justru membuat kasus TB mengalami peningkatan. Meskipun mobilitas masyarakat berkurang, faktor kontak serumah menjadi faktor penularan utama yang mendorong penyebaran TB. Hal ini diperparah dengan sulitnya masyarakat membedakan antara gejala TB dengan COVID-19," ujar Difa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Difa menyebutkan beberapa tantangan dalam pemberantasan tuberkulosis di antaranya under-reporting cases, kurangnya kepatuhan minum obat TB, pelibatan multisektor yang belum optimal, serta stigma negatif bagi pasien TB.
Kemudian, terkait layanan kesehatan metal di Kota Depok, BEM UI menilai masih banyak pekerjaan rumah untuk pemerintah kota. Difa menyatakan sejak 2020, target capaian pelayanan ODGJ di Kota Depok tidak pernah tercapai.
BEM UI mengakui Pemkot Depok telah mengupayakan skrining bersamaan dengan berbagai upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Namun BEM UI melihat ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti pembuatan regulasi tentang kesehatan mental, peningkatan akses dan fasilitas pelayanan kesehatan metal, mengoptimalkan dan meratakan akses skrining gangguan kesehatan mental, serta beberapa rekomendasi lainnya yang tertuang dalam policy brief.
(aik/imk)