Profil Peneliti BRIN yang Sempat Ancam Warga Muhammadiyah

Profil Peneliti BRIN yang Sempat Ancam Warga Muhammadiyah

Audrey Santoso - detikNews
Senin, 24 Apr 2023 16:14 WIB
ilustrasi facebook
Foto: Ilustrasi sosial media. (unsplash)
Jakarta -

Sosok peneliti dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin, ramai disorot usai berkomentar dengan kata-kata ancaman kepada warga Muhammadiyah di kolom komentar Facebook. Dia kemudian meminta maaf.

"Melalui Surat ini memohon maaf kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah atas komentar saya di Facebook terhadap seluruh warga Muhammadiyah di Akun Facebook tertanggal Minggu, 23 April 2023. Komentar tersebut dikarenakan rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang oleh sejumlah pihak. Saya MEMINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA KEPADA PIMPINAN DAN SELURUH WARGA MUHAMMADIYAH yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut," kata Andi, seperti dikutip detikcom dalam surat permintaan-maafnya, Senin (24/4/2023).

Dilihat di laman situs BRIN, Andi Pangerang aktif memberi edukasi dan informasi soal ilmu antariksa, maupun fenomena benda langit. Sedari 25 Agustus 2021 hingga menjelang Idul Fitri 1444 hijriah, ada 17 artikel dengan narasumber Andi Pangerang yang dipublikasikan di situs BRIN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Judul artikel yang dimaksud di antaranya 'Apakah Puncak Bulan Purnama Selalu Jatuh Pada Malam Ke-15 Penanggalan Hijriah?' pada 25 Agustus 2021; 'Matahari di Atas Pulau Jawa Selama Seminggu Ini!' pada 8 Oktober 2021, dan 'LFNU dan BRIN Lakukan Pengamatan Hilal Sekaligus Gerhana Matahari Campuran' pada Selasa, 18 April 2023.

Dikutip dari artikel 'Cinta Langit hingga Lupa Daratan ala Andi Pangerang' yang tayang di CNNIndonesia.com pada Jumat (8/7/2022), Andi menempuh pendidikan sekolah menengah akhir di SMA 1 Semarang, Jawa Tengah. Andi kemudian melanjutkan studi perguruan tinggi ke Universitas Diponegoro, Jawa Tengah (Jateng) pada 2009.

ADVERTISEMENT

Di Undip, Andi tak mengambil jurusan yang sesuai minatnya, antariksa. Andi malah mengambil jurusan Teknik Elektro dan lulus S1 pada 2015.

Andi merupakan pencipta platform perhitungan arah kiblat, waktu salat, gerhana, dan hisab awal bulan hijriyah. Ilmu platform perhitungan arah kiblat, waktu salat, gerhana, dan hisab awal bulan hijriyah.

"Saat itu saya mulai dikenal oleh kalangan astronom amatir di Indonesia pada 2014 di Semarang. Dibina langsung oleh Widya Sawitar," kata Andi saat wawancara dengan CNNIndonesia.com.

Andi lalu diterima di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada 2018 silam. LAPAN pun berganti jadi Pusat Sains Antariksa BRIN. Kini Andi berstatus Peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Simak Video: Heboh! Peneliti BRIN Halalkan Darah Warga Muhammadiyah Gegara Beda Lebaran

[Gambas:Video 20detik]



Ancam Muhammadiyah Lalu Minta Maaf

Andi Pangerang Hasanuddin meminta maaf usai membuat komentar terkait Muhammadiyah dalam hal penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Andi sebelumnya mengancam salah satu warga Muhammadiyah dengan sebutan 'perlu saya halalkan darahnya'.

Komentar Andi itu terjadi di salah satu unggahan peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin, di Facebook. Lalu ada salah satu akun bernama Ahmad Fauzan S yang menanggapi. Komentar Ahmad itu lalu memantik Andi untuk berkomentar dengan akun AP Hasanuddin.

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.

Perihal itu, detikcom telah menghubungi Thomas. Namun dia mengaku tidak tahu komentar yang mana.

"Saya tidak tahu itu yang dikomentari Andi itu, itu kan Andi dengan Ahmad Fauzan ya. Saya cari lagi di kolom komentar, saya sudah tidak menemukan, mungkin sudah dihapus. Entah memperdebatkan apa, ya tapi terkait soal perbedaan itu sih. Saya tanya lagi ke Andi, itu komentar aslanya apa sih. Dia juga sudah lupa, dan ketika dicari lagi sudah tidak ada. Siapa yang menghapus juga belum tahu," ucap Thomas kepada detikcom, hari ini.

Meski demikian, Thomas mengaku sudah menegur Andi. Menurut Thomas, Andi juga sudah menulis permintaan maaf.

"Tentu saya tegur, itu berlebihan. Terus dia menyatakan dia menyesal dan dia menulis surat permintaan maaf," kata Thomas.

"Dugaan saya karena jengkel saja. Hanya saya tidak tahu yang menbuat dia jengkel hingga keluar kata-kata berlebihan itu saya tidak tahu," imbuhnya.

Sebelumnya perihal unggahan itu dibagikan di media sosial oleh Rektor Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod. Setidaknya ada 4 tangkapan layar yang dibagikan Murod dengan caption sebagai berikut:

Pak Presiden @jokowi Prof. @mohmahfudmd , Pak Kapolri @ListyoSigitP @DivHumas_Polri , Gus Menag @YaqutCQoumas , Kepala @brin_indonesia bgmn dg ini semua? Kok main2 ancam bunuh? BRIN sbg lembaga riset hrsnya diisi mereka yg menampakkan keintelektualannya, bkn justru spt preman.

Halaman 2 dari 2
(aud/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads