Peneliti BRIN Klaim Emosi hingga Ancam Warga Muhammadiyah: Saya Minta Maaf

Peneliti BRIN Klaim Emosi hingga Ancam Warga Muhammadiyah: Saya Minta Maaf

Audrey Santoso - detikNews
Senin, 24 Apr 2023 14:47 WIB
Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (Reuters)
Jakarta -

Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin, meminta maaf atas komentarnya di Facebook soal 'menghalalkan darah Muhammadiyah'. Andi meminta maaf kepada pimpinan serta warga Muhammadiyah.

"Melalui Surat ini memohon maaf kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah atas komentar saya di Facebook terhadap seluruh warga Muhammadiyah di Akun Facebook tertanggal Minggu, 23 April 2023," kata Andi, dikutip dari surat yang dikirim seniornya Profesor Thomas Djamaluddin kepada detikcom, Senin (24/4/2023).

Andi mengungkapkan, pemicu komentar pengancaman terhadap warga Muhammadiyah itu karena dirinya emosi. Dia mengaku telah bersikap tak bijaksana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia saat itu merasa tak terima melihat Profesor Thomas Djamaluddin, yang merupakan seniornya di kelompok riset antariksa BRIN, 'diserang' di media sosial (medsos). Dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

"Komentar tersebut dikarenakan rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang oleh sejumlah pihak. Saya MEMINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA KEPADA PIMPINAN DAN SELURUH WARGA MUHAMMADIYAH yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut," tulis Andi dalam suratnya.

ADVERTISEMENT

"Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semacam ini lagi di waktu-waktu mendatang. Demikian surat pernyataan ini dibuat, atas perhatian masyarakat semua, saya ucapkan terima kasih," pungkas Andi.

Diberitakan sebelumnya, komentar Andi itu terjadi di salah satu unggahan peneliti antariksa BRIN, Thomas Jamaluddin, di Facebook. Lalu ada salah satu akun bernama Ahmad Fauzan S yang menanggapi. Komentar Ahmad itu lalu memantik Andi untuk berkomentar dengan akun AP Hasanuddin.

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.

Perihal itu, detikcom telah menghubungi Thomas. Namun dia mengaku tidak tahu komentar yang mana.

"Saya tidak tahu itu yang dikomentari Andi itu, itu kan Andi dengan Ahmad Fauzan ya. Saya cari lagi di kolom komentar, saya sudah tidak menemukan, mungkin sudah dihapus. Entah memperdebatkan apa, ya tapi terkait soal perbedaan itu sih. Saya tanya lagi ke Andi, itu komentar aslanya apa sih. Dia juga sudah lupa, dan ketika dicari lagi sudah tidak ada. Siapa yang menghapus juga belum tahu," ucap Thomas kepada detikcom, Senin (24/4/2023).

Meski demikian, Thomas mengaku sudah menegur Andi. Menurut Thomas, Andi juga sudah menulis permintaan maaf. "Tentu saya tegur, itu berlebihan. Terus dia menyatakan dia menyesal dan dia menulis surat permintaan maaf," kata Thomas.

"Dugaan saya karena jengkel saja. Hanya saya tidak tahu yang meMbuat dia jengkel hingga keluar kata-kata berlebihan itu saya tidak tahu," imbuhnya.

Sebelumnya, perihal unggahan itu dibagikan di media sosial oleh Rektor Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod. Setidaknya, ada 4 tangkapan layar yang dibagikan Murod dengan caption sebagai berikut:

"Pak Presiden @jokowi Prof. @mohmahfudmd , Pak Kapolri @ListyoSigitP @DivHumas_Polri , Gus Menag @YaqutCQoumas , Kepala @brin_indonesia bgmn dg ini semua? Kok main2 ancam bunuh? BRIN sbg lembaga riset hrsnya diisi mereka yg menampakkan keintelektualannya, bkn justru spt preman."

Simak Video: Heboh! Status Peneliti BRIN Halalkan Darah Warga Muhammadiyah

[Gambas:Video 20detik]

(aud/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads