Mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) Jaja Ahmad Jayus meninggal dunia. Wafatnya Jaja meninggalkan duka bagi KY.
"Keluarga besar Komisi Yudisial turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya Ketua Komisi Yudisial Paruh II Juli 2018-Desember 2020 Dr. Jaja Ahmad Jayus S.H., M.Hum. Jumat, 21 April 2023," demikian pernyataan KY lewat akun Instagramnya, @komisiyudisial, Jumat (21/4/2023).
Berdasarkan situs KY, Jaja Ahmad memulai karier sebagai dosen sejak 1990. Jabatan terakhirnya adalah Dekan Fakultas Hukum (FH)Universitas Pasundan (Unpas), Bandung, periode 2009-2011.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaja yang merupakan ayah dari tiga anak ini mempunyai dedikasi tinggi. Kiprah suami N Ike Kusmiati ini sebagai dosen mendapatkan pengakuan dari berbagai institusi pendidikan, misalnya pada tahun 1995 terpilih Dosen Teladan III Kopertis IV Jawa Barat.
Baca juga: Mantan Ketua KY Jaja Ahmad Jayus Tutup Usia |
Selain sebagai dosen, pria yang memiliki hobi melakukan penelitian dan olahraga ini juga pernah menjadi Direktur Lembaga Riset PT Pusham Mandiri di tahun 2007, Assesor BAN PT untuk program Sarjana pada 2008-2011 dan sebagai Advokat dari tahun 1993.
Pria yang lahir di Kuningan, Jabar, pada 6 April 1965 ini kemudian terpilih menjadi anggota KY untuk dua periode, yaitu 2010-2015 dan 2015-2020.
Jaja menjalani pendidikan S-1 di Fakultas Hukum Unpas, Jurusan Hukum Keperdataan pada 1989. Selanjutnya, Jaja meraih gelar Magister Hukum pada tahun 2001 dari Universitas Khatolik Parahyangan, Bandung.
Suami dari N Ike Kusmiati ini memperoleh gelar doktor dari Universitas Padjajaran, Bandung, pada 2007.
Jaja memiliki moto hidup 'Jangan pernah berhenti berfikir dan berinovasi dalam mendorong peradilan yang bermartabat, bersih dan akuntabel'.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan diri, Jaja yang sering mengikuti berbagai pelatihan baik sebagai peserta maupun narasumber. Ia juga aktif menulis karya ilmiah yang telah dipublikasikan.
KY mendoakan yang terbaik untuk almarhum Jaja Ahmad Jayus.
"Semoga almarhum diberi tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran serta keikhlasan. Amin," katanya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat juga Video: Mantu Wapres Ma'ruf, Rapsel Ali Meninggal Dunia
Kasus Pembacokan oleh Marketing Roti
Jaja bersama putrinya menjadi korban pembacokan oleh seorang marketing tori bernama Aditya (35). Korban dibacok di rumah mereka di Kabupaten Bandung hingga dilarikan ke RS.
Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo menjelaskan motif Aditya (35) membacok mantan Ketua Komisi Yudisial Jaja Ahmad Jayus dan Tami, putrinya pada Selasa (28/3/2023). Aditya hendak mencuri harta Jaja karena terlilit utang.
"Tersangka ini motifnya adalah melakukan pencurian dengan membawa senjata tajam, berarti sudah terlihat akan melakukan pencurian dengan kekerasan," kata Kusworo, dikutip dari detikJabar, Rabu (29/3).
Aditya berusaha menutupi utang-utangnya dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggadaikan ponsel miliknya dan keponakannya. Namun, uang yang didapat sekitar Rp 3,5 juta dan belum menutupi utangnya.
"Niatnya adalah melakukan pencurian untuk bayar utang dan membayar gadainya tadi, supaya handphone-nya bisa dikembalikan kepada keponakan, supaya keponakannya tidak tahu bahwa handphone-nya sempat digadaikan kepada orang lain," ucap Kusworo.
Namun, belum ada barang korban yang diambil karena korban melakukan perlawanan hingga berteriak meminta pertolongan warga lain.
Pelaku pembacokan bekerja sebagai marketing di sebuah perusahaan roti selama dua tahun. Belakangan, pelaku memiliki masalah dalam pekerjaannya dan memiliki utang setoran kepada bosnya.
Sebelum membacok Jaja, pelaku sudah menunggu korban di depan rumah. Pelaku mendekati korban untuk melakukan pembacokan diduga menggunakan celurit.
Aditya mengaku sudah keluar rumah pada Selasa (28/3) sejak pukul 11.00 WIB. Dia berkeliling dahulu ke berbagai daerah sekitar untuk mencari target secara acak.