Mantan pimpinan KPK menyuarakan aksi tolak #KPK Dikorupsi di Gedung Merah Putih KPK, Senin (10/4/2023).
Saut menerangkan aksi yang juga didukung Koalisi Masyarakat Sipil ini rencananya akan dimulai pukul 13.00 WIB. Aksi akan dimulai di depan Gedung Merah Putih KPK lalu dilanjut dengan laporan ke Dewas KPK.
Eks pimpinan KPK bertopeng Firli
Pantauan detikcom di Gedung Merah Putih KPK Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (10/4/2023), para mantan pimpinan KPK dan Koalisi Masyarakat Sipil nampak memenuhi depan Gedung KPK.
Terlihat hadir mantan Ketua KPK Abraham Samad, mantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, dan juga Denny Indrayana. Kemudian terlihat juga Koalisi Masyarakat Sipil.
Para mantan pimpinan KPK itu membawa spanduk bertuliskan 'Masa Depan Pemberantasan Korupsi Lebih Penting Daripada Masa Depan Firli' 'Copot Pimpinan KPK Pelanggar Etik,' Dugaan Perkara Bocor Firli Harus Dicopot'. Mereka juga meneriakkan 'Copot Firli'.
Di antara mereka ada yang membawa topeng wajah Ketua KPK Firli Bahuri dan disematkan tulisan di dada' Pelanggar Etik'.
Mantan pimpinan KPK seperti Abraham Samad dan Saut Situmorang turun gunung melakukan aksi tolak #KPKDikorupsi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (10/4/2023). Mereka meneriakkan 'copot Firli'. Foto: Agung Pambudhy |
Selanjutnya, lapor ke Dewas KPK:
Simak Video: Firli Bahuri dalam Pusaran Kasus Dugaan Pembocoran Dokumen KPK
[Gambas:Video 20detik]
Lapor ke Dewas KPK
Sejumlah mantan pimpinan KPK, seperti Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan Saut Situmorang, resmi melaporkan Ketua KPK Firli Bahuri ke Dewas KPK. Mereka meminta agar Firli dicopot karena diduga membocorkan dokumen rahasia penyelidikan kasus korupsi.
"Kami mewakili sekitar hampir 50 orang yang terdiri dari perorangan maupun organisasi. Jadi mewakili 56 lebih perorangan dan organisasi. Nanti bisa dijelaskan tapi intinya adalah potensi pelanggaran yang terjadi baik etik maupun etik dan pidana yang dilakukan oleh Firli Bahuri dalam hal ini sebagai ketua KPK," kata mantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di gedung Dewas KPK, Jakarta, Senin (10/4).
Saut berharap Dewas KPK dapat bekerja profesional, transparan, akuntabel, dan berintegritas. Laporan para mantan pimpinan KPK diterima langsung oleh Ketua Dewas KPK.
Dalam laporan ke Dewas KPK ini, selain Samad dkk, hadir mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan, eks penasihat KPK Abdullah Hehamahua, Denny Indrayana, ICW, Public Virtue Research Institute, IM57, YLBHI, dan lain-lain.
Samad dan Saut sebagai mantan pimpinan KPK tak berharap banyak. Soalnya, di mata Saut, "Belum apa-apa aja dia sudah menyerah, dia tidak punya wewenang," kata Saut di Gedung Dewas KPK, Jaksel, Senin (10/4) kemarin.
"Jadi ini adalah kasusnya ini kalau pidana kemungkinan besar akan sepeti LPS (Lili Pintauli Siregar). Kasus LPS pidananya, etiknya mungkin kita bisa berharap, tapi memang pidananya tidak bisa berharap," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, mantan Ketua KPK Abraham Samad menyebut pihaknya juga tidak berharap banyak ke Dewas KPK dalam kasus dugaan pembocoran dokumen itu. Samad mengaku hanya bisa mengawasi kerja Dewas KPK untuk segera melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran etik kepada Ketua KPK Firli Bahuri.
Tak hanya itu, kata Samad, pihaknya juga akan melaporkan Firli ke polisi terkait dugaan pidana dalam pembocoran dokumen itu. Pelaporan rencananya dilakukan besok.
"Segera segera segera dalam waktu yang singkat ini, paling lambat besok," kata Samad.
Jawaban Firli soal kabar dokumen bocor
Ketua KPK Firli Bahuri. (Dwi Rahmawati/detikcom) |
Firli Bahuri merespons soal pelaporan itu. Firli menyampaikan komitmen pemberantasan korupsi.
"Komitmen saya hanya satu, bersihkan negeri ini dari korupsi. Tangkap dan tahan tersangka, siapa pun dia dan bawa ke pengadilan," katanya saat dihubungi, Kamis (6/4).
Firli menegaskan KPK di bawah pimpinannya bekerja secara profesional dan tanpa pandang bulu. Dia pun akan bekerja optimal untuk Indonesia.