Swa Bhuwana Paksa artinya sebagai doktrin atau semboyan TNI Angkatan Udara. Motto Swa Bhuwana Paksa ini terdapat pada lambang TNI AU. Lambang Swa Bhuwana Paksa ini tentunya memiliki sejarah dan makna tersendiri.
Llambang TNI AU adalah berwujud Burung Garuda yang sedang merentangkan kedua sayapnya dan mencengkram lima buah anak panah di atas perisai yang bertuliskan peta Indonesia. Dan terdapat pita bertuliskan semboyan "Swa Bhuwana Paksa".
Seperti dikutip dari situs resmi TNI AU, berikut ini penjelasan tentang arti dan makna semboyan Swa Bhuwana Paksa pada lambang TNI AU yang terdiri dari enam bagian:
Figur Burung Garuda
Burung Garuda adalah seekor burung yang kondisi maupun struktur tubuhnya kuat, gagah, anggun dan memiliki keberanian yang melebihi burung-burung lainnya bahkan sering dikatakan sebagai rajanya burung. Sifat yang demikian sering digunakan sebagai lambang keperwiraan, kejantanan, keberanian, kegagahan, dan sebagainya, atau dengan kata lain sebagai lambang kekuatan di udara.
Sifat-sifat yang demikian oleh TNI AU dalam hubungannya dengan tugas dan fungsinya sebagai penegak kedaulatan di udara yang memiliki ciri khas yaitu kecepatan, jarak capai dan kemampuan manuver. Oleh karena itu pilihan Burung Garuda sangatlah tepat sebagai lambang TNI AU dengan tulisan motto "Swa Bhuwana Paksa".
Pita Bertuliskan Swa Bhuwana Paksa
Semboyan Swa Bhuwana Paksa berasal dari Bahasa Sansekerta. Swa Bhuwana Paksa artinya sayap tanah air. Kata sayap di situ diartikan pula sebagai pelindung.
Semboyan Swa Bhuwana Paksa dalam Bahasa Sansekerta merupakan proyeksi dari pada tugas TNI AU, yaltu mewujudkan pertahanan nasional di udara untuk melindungi keamanan, kemerdekaan, kedaulatan, integritas maupun kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Anak Panah
Terdapat lima buah anak panah yang tengah dicengkeram oleh Burung Garuda pada lambang TNI AU. Dalam warisan budaya nenek moyang, panah merupakan salah satu senjata utama bagi seorang ksatria dan tidak pernah Iepas dari yang tangannya di saat melaksanakan tugas di medan perang.
Secara analog, lima anak panah di sini melambangkan lima tiang negara atau dasar negara, Pancasila. Burung Garuda mencengkeram lima buah anak panah tersebut melambangkan bahwa TNI AU dengan alut sista udaranya, dalam melaksanakan tugas selalu berpegang teguh pada lima dasar negara yaitu Pancasila.
Perisai
Pada zaman dahulu, perisai merupakan alat pelindung diri bagi setiap prajurit/ksatria dalam melaksanakan tugas pertempuran di medan perang. Perisai bergambarkan peta Indonesia dalam lambang TNI AU menggambarkan TNI-AU sebagai pelindung pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lidah Api
Api melambangkan semangat. Sementara lidah api melambangkan kobaran semangat. Lidah api berjumlah 4 dan 5 di sebelah kanan dan kiri perisai melambangkan angka keramat tahun 45 yang melambangkan dan mempunyai makna arti bahwa negara yang dilindungi adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir di dalam kancahnya api perjuangan (revolusi) 45 yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45.
Manggar (Bunga Kelapa)
Dalam kehidupan sehari-hari, pohon kelapa merupakan pohon yang serba guna dari daun sampai akarnya. Dalam aspek warisan budaya nenek moyang, daun dan bunga kelapa berperan penting dalam segala upacara adat, yang dianggap sebagai pengganti atau sama dengan bunga pinang yang disebut mayang. Kata mayang biasa dihubungkan dengan kata "bejo kemayangan" kondisi yang menunjukkan keberuntungan.
Atas dasar tersebut, bunga kelapa (manggar) maupun mayang biasa dimaksudkan sebagai lambang keberuntungan atau kesejahteraan. Dalam lambang Swa Bhuwana Paksa TNI AU yang dimaksud dengan manggar adalah sebagai perlambang kemakmuran, kesejahteraan bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Simak Video 'Manuver-manuver Keren Pesawat Tempur di HUT TNI AU':
(wia/imk)