Dittipideksus Bareskrim Polri telah menetapkan crazy rich Surabaya Wahyu Kenzo dan dua orang lainnya sebagai tersangka di kasus robot trading ATG. Sejauh ini ada 272 orang menjadi korban dengan kerugian mencapai Rp 241 miliar.
"Saat ini jumlah korban sudah 272 orang dengan total kerugian Rp 241.692.319.153," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan dalam keterangannya, Kamis (30/3/2023).
Telah diamankan pula sejumlah aset berupa uang, rumah, tanah, dan bangunan. Total aset yang diamankan mencapai sekitar Rp 175 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total nilai keseluruhan Aset yang sudah di amankan senilai Rp 175.429.217.831," kata dia
Wahyu Kenzo juga diduga melakukan penggelapan dana member trading. Dana dari para member tersebut digunakan untuk keperluan lain selain trading.
"Saudara Dinar Wahyu Septian Dyfrig, dan kawan-kawan juga diduga melakukan penggelapan dana para member di mana tidak seluruh dana member yang dilakukan trading oleh Saudara Dinar Wahyu Septian Dyfrig," katanya.
Wahyu Kenzo dan lainnya mulai memasarkan robot trading bernama ATG sejak awal tahun 2020. Robot trading tersebut ditawarkan kepada calon member dengan menggunakan badan usaha PT. Sarana Digital Internasional yang tidak memiliki izin.
"PT Sarana Digital International dalam menjalankan penjualan robot trading ATG tidak memiliki perizinan distribusi langsung dari Kementerian Perdagangan RI," kata dia.
Nantinya, para member akan dijanjikan keuntungan bila berhasil mendapatkan member lainnya. Keuntungan bila mendapat member baru juga bervariasi, mulai 5 persen sampai 15 persen dari harga robot yang dibeli member baru.
"Di mana jenis tingkatan harga robot trading ATG terdapat 5 jenis, yaitu harga robot level satu adalah USD 100; harga robot level 2 adalah USD 200; harga robot level 3 adalah USD 500, harga robot level 4 adalah USD 2.500, harga robot level 5 adalah USD 3.500," ungkapnya.
(aik/aik)