Kelompok tani ibu-ibu di Kefamenanu Utara, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) merasa terbantu atas binaan Bripka Matheus Virmon (39). Bhabinkamtibmas Polres Kota Kefamenanu itu ingin kelompok tani bisa mandiri tanpa harus meminjam ke koperasi di luar daerah.
Kisah Bripka Virmon ini diusulkan untuk Hoegeng Awards 2023 melalui formulir digital http://dtk.id/hoegengawards2023 oleh Dionisius Lagaama Rebon, warga NTT. Bripka Virmon disebutkan mampu mendorong peningkatan perekonomian warga Kefamenanu Utara.
detikcom kemudian menghubungi Dion untuk mendapatkan cerita lebih utuh. Dion mengenal Bripka Virmon sejak tahun 2021, saat dia ditugaskan kantornya di Kefamenanu Utara. Dion adalah wartawan media lokal asal Kupang, NTT. Dion tertarik dengan kisah Bripka Virmon saat pertama kali liputan di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu panen di Polres, kenapa saya selidiki beliau (Virmon) ini yang sering bajak lahan itu di samping Polres, saya tanya ternyata beliau ini yang sebenarnya aktor di balik suksesnya pemberdayaan lahan," kata Dion kepada detikcom.
Dion kemudian menggali lebih dalam informasi tentang Bripka Virmon. Dia menyebut Bripka Virmon sangat dekat dengan masyarakat. Selain itu, Virmon juga memberdayakan ibu rumah tangga agar memiliki penghasilan, salah satu caranya membentuk kelompok tani wanita.
"Dia tertarik setelah melihat lahan masyarakat sekitar belum dimanfaatkan secara baik. Beliau mulai membentuk kelompok tani, yang pada saat itu kelompok tani itu khusus untuk ibu rumah tangga," tutur Dion.
![]() |
Bripka Virmon kemudian berkomunikasi dengan Dinas Pertanian Timor Tengah Utara demi menindaklanjuti pembentukan kelompok tani wanita itu. Dinas Pertanian setempat pun disebut memberikan bantuan berupa pembibitan hingga pupuk.
Selain itu, Bripka Virmon juga disebut kerap kali memberikan bantuan kepada warga yang kurang mampu. Bantuan yang biasanya diberikan berupa sembako.
"Beliau ini menurut saya sangat dekat dengan masyarakat sekitar, beliau juga sering merogoh kocek pribadi, uang pribadi untuk memberikan bantuan kepada para janda, anak yatim piatu, bantuan sembako," jelasnya.
Dion menambahkan bahwa Bripka Virmon juga berupaya menurunkan angka KDRT yang tinggi di Timor Tengah Utara. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan sosialisasi kepada pasangan yang baru menikah sebagai salah satu langkah pencegahan dini.
"Beliau ini sering melakukan kunjungan-kunjungan ke keluarga-keluarga, ke ketua RT setempat. Selain kunjungan tersebut dia juga berdiskusi apa saja persoalan yang mereka hadapi, selain persoalan ekonomi apa saja persoalan lain yang dihadapi keluarga tersebut. Mengenai sosialisasi dan diskusi (terkait antisipasi KDRT) itu dilakukan secara masif," tutur dia.
Pembinaan Kelompok Tani Wanita
detikcom juga menghubungi salah satu anggota kelompok tani wanita di Kelurahan Kefamenanu bernama Fin Ratrigis (48). Fin menjelaskan bahwa kelompok tani ini berdiri pada tahun 2016. Kelompok tani ini diberi nama Wanita Tani Ansaofmese.
"Kami dirangkul oleh Bapak Bhabinkamtimbas Bapak Virmon, awalnya dibentuk kelompok 40 orang, dibagi 2 kelompok, jadi hingga sekarang ini kami sudah dikukuhkan tahun 2018 oleh Dinas Pertaniaan," kata Fin kepada detikcom.
Kelompok tani ini juga memiliki kas bersama. Sehingga anggota tidak perlu meminjam ke koperasi lainnya. Pada awal pendirian kelompok tani ini, setiap anggota menyetor sebanyak Rp 100 ribu per orang.
"Awalnya begitu untuk membantu membeli bibit, untuk saldo awal di bank," tutur Fin.
![]() |
Dalam kelompok tani ini, Bripka Virmon adalah sebagai pembina dan juga anggota. Tiap-tiap anggota setiap minggunya akan membayar kas sebanyak Rp 2 ribu. Sementara itu, setiap panen di lahan masing-masing, para anggota juga menyumbangkan dari hasil panennya sebanyak Rp 50 ribu untuk kas.
Selain itu, setiap pekan para anggota juga mengadakan arisan sebesar Rp 10 ribu per anggota. Setiap anggota yang mendapatkan arisan akan dipotong 50 ribu untuk kas kelompok tani.
Kelompok tani ini bergerak di bidang sayur-sayuran. Biasanya, mereka akan menanam sayur yang berumur pendek dan siap panen dalam waktu 1 bulan.
"Panennya kami tanam sayur yang umur pendek, semacam yang satu bulan, sawi, bayam, kangkung," tutur dia.
Sementara itu, untuk kebutuhan khas, kelompok tani ini juga telah memiliki 1 lahan untuk kebutuhan bersama. Hasil panen akan digunakan untuk khas kelompok. Hingga saat ini, sebut Fin, saldo yang terkumpul sejak 2016 kurang lebih Rp 40 juta.
"Saldo sementara Rp 30 (juta), Rp 10 (juta) simpan pinjam di tangan anggota, sementara ada anggota yang pinjam, ada yang (pinjam) 5 juta juga," jelas Fin.
Saat ini, kelompok Wanita Tani Ansaofmese tengah berupaya agar memperoleh izin pendirian koperasi. Sejumlah dokumen telah diajukan kepada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Timor Tengah Utara.
"Memang sementara ini koperasi dengan simpan pinjam di anggota saja. Kalau untuk koperasi rencananya awal April mau direncanakan berbentuk secara hukum," tutur dia.
Fin menyebut Bripka Virmon selalu memberikan motivasi kepada anggota kelompok tani. Sehingga, kata dia, warga bisa mandiri untuk mencari penghasilan.
"Untuk beliau ini memang sangat membantu masyarakat, memotivasi kelompok, membina kelompok, beliau sebagai keamanan juga beliau membantu masyarakat dalam ekonomi rumah tangga," sebut dia.
Kesaksian Ketua RW Setempat
detikcom juga menghubungi Ketua RW 4, Kelurahan Kefamenanu Utara, Dino Kolo, guna menggali sosok Bripka Virmon. Dino menyebut Bripka Virmon memang dikenal akrab oleh masyarakat di kelurahan itu.
"Segala persoalan di wilayah ini diselesaikan dengan aman dan tidak ada macam-macam, aman dan betul-betul menyatu dengan masyarakat," tutur Dino kepada detikcom.
Dino menyebut Bripka Virmon selalu mendampingi kelompok tani yang dibinanya itu. Sehingga, kata dia, kelompok tani itu bisa berkembang dengan baik.
"Mendampingi masyarakat dan membimbing mereka, sehingga mereka juga kerja sesuai dengan aturan main, mungkin dalam hal administrasi juga dibimbing sehingga tertib, mereka juga disiplin di dalam menjalankan tugas mereka sebagai anggota dalam kelompok itu," jelasnya.
Kelompok tani yang dibina oleh Bripka Virmon juga sempat mendapatkan perhatian dari Bupati Timor Tengah Utara. Pemerintah daerah pun sempat memberikan bantuan mesin pompa air, pembibitan hingga pupuk.
Selain itu, Dino menyebut Bripka Virman juga melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi angka kekerasan dalam rumah tangga. Salah satu cara yang dilakukan adalah memberikan pembekalan kepada pengantin baru.
"Untuk kekerasan dalam rumah tangga, Pak Virmon bertindak baik. Penyelesaiannya secara... baik secara agama, dari sisi hukum, dari sisi adat, semua berjalan bagus," tutur dia.
Awal Muncul Ide Bina Kelompok Tani
detikcom juga menghubungi Bripka Virmon mengenai kelompok tani ini. Ide pembentukan kelompok tani ini setelah Bripka Virmon berkomunikasi dengan masyarakat secara door to door. Virmon sendiri menjadi Bhabinkamtibmas di Kelurahan Kefamenanu Utara sejak tahun 2015.
"Dari rumah ke rumah saya kunjungi, saya memantau wilayah sekitar jadi rutin saya lakukan, tiap kali saya sambang, saya membangun komunikasi, bercerita dengan warga binaan saya, saya selalu melihat bahwa tiap hari masyarakat saya itu keseharian mereka itu selalu ngumpul-ngumpul khususnya ibu-ibu rumah tangga, ketika mereka bersama saya mereka satu persatu pamitan untuk menemui yang namanya penagih koperasi harian, tiap hari seperti itu, maka muncul dalam benak saya kenapa musti uang mereka selalu keluar dari kelurahan," kata Virmon kepada detikcom.
Setelah memahami persoalan itu, Virmon kemudian mengumpulkan ibu-ibu rumah tangga tersebut. Dia mengusulkan agar dibentuk kelompok tani dengan pembiayaan dilakukan secara swadaya dari anggota. Untuk menarik minat anggota, Virmon juga tergabung dalam kelompok tani itu.
"Setelah saya menjelaskan proses kelompok itu apa manfaatnya seperti apa, dari pemerintah dukungannya seperti apa, setelah saya jelaskan semuanya sepakat untuk membentuk kelompok," tutur dia.
![]() |
Setelah para anggota kelompok setuju, Virmon kemudian menghubungi warga yang memiliki lahan pertanian, akan tetapi lahan itu belum dikelola dengan baik. Lahan itu kemudian dikelola. Tanaman yang dipilih adalah sayur-sayuran.
"Kami pun berhasil itu membangun tanam sayur dan dulu dari Mabes (Polri) juga datang untuk memantau sekaligus melihat apakah betul, karena semua yang saya buat itu ada laporan, laporan ke pimpinan polres diteruskan ke polda, dari polda teruskan ke mabes, monitor dari situ, sehingga ada dari mabes memantau kegiatan saya pada waktu itu, itu pada tahun 2017 kalau tidak salah itu," tutur dia.
Guna memastikan kelompok tani itu tak ada kendala, Virmon juga berkomunikasi dengan pemerintah daerah. Kemudian Pemda mendukung program tersebut.
Awal pendirian kelompok tani itu, langkah yang ditempuh Bripka Virmon tidaklah mudah. Berbagai pendekatan dilakukan agar warga tertarik untuk bergabung.
"Pada awalnya memang susah untuk kita bentuk orang, tiap saat saya selalu dengan mereka, membentuk mereka punya pemikiran supaya mereka tinggalkan pola pikir yang lama untuk bagaimana kita melihat ke depan untuk bisa berkembang, sehingga sampai dengan saat ini kelompok saya ini masih berjalan," jelasnya.
Hingga saat ini, Bripka Virmon menyebut kelompok tani ini terus berkembang. Para kelompok tani pun telah memasok sayur-sayuran hasil pertanian mereka ke pasar-pasar.
Beri Piagam Duta Anti-KDRT ke Pengantin Baru
Bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Kefamanena Utara, Bripka Virmon juga berupaya menurunkan angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dia menyebut angka KDRT di wilayahnya cukup tinggi.
Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah memberikan piagam duta anti-KDRT kepada pengantin baru. Selain itu, dia juga memberikan sosialisasi kepada pengantin muda.
"Pada hajatan pernikahan saya selalu ada dan saya memberikan motivasi supaya tidak melakukan hal-hal seperti itu. Saya buat sendiri untuk memberikan sebagai duta anti-KDRT untuk pengantin, supaya besok-besok ada persoalan ingatlah momen ini, saya bilang, 'pasang-lah ini di ruang tamu ketika ada ini, kamu adalah duta', nah itu pola saya untuk menekan angka itu," tutur dia.
Setiap pasangan baru yang menikah, Bripka Virmon selalu memberikan piagam itu. Dia berharap agar piagam itu membuat para pasangan tidak melakukan kekerasan di dalam rumah tangga di kemudian hari.
"Sampai dengan saat ini sudah berkurang, di wilayah saya tidak ada (laporan KDRT). Memang setiap kali persoalan di wilayah saya itu, sebelum sampai ke Polres mereka pasti menelepon saya," tutur dia.
![]() |