Kisah AKBP Bayu Berantas Love Scam hingga Selamatkan Anak Korban Perdagangan

Hoegeng Awards 2023

Kisah AKBP Bayu Berantas Love Scam hingga Selamatkan Anak Korban Perdagangan

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Senin, 20 Mar 2023 13:03 WIB
Kapolres Bengkayang AKBP Bayu Suseno
AKBP Bayu Suseno (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)
Jakarta -

Kapolres Bengkayang Kalimantan Barat AKBP Bayu Suseno, tidak tega melihat sejumlah perempuan menjadi korban penipuan bermodus cinta atau love scam di media sosial yang rugi hingga miliaran rupiah. Bayu lantas mencari cara agar perempuan lainnya tidak menjadi korban dengan modus serupa.

Kepedulian AKBP Bayu dengan korban love scam itu membuat dirinya diusulkan untuk Hoegeng Awards 2023 melalui formulir digital http://dtk.id/hoegengawards2023. Pengusul adalah Laila Fitriana, salah satu relawan Waspada Scammer Cinta (WSC).

Laila mendeskripsikan bahwa AKBP Bayu adalah sosok yang peduli pada korban kejahatan love scam. Laila juga menyebut Bayu sebagai sosok yang sangat ramah dan peduli terhadap anak-anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom kemudian menghubungi Laila untuk menggali informasi lebih dalam terkait Bayu. Laila menyebut Bayu adalah salah satu pembina pada komunitas WSC. Laila mengenal Bayu karena tergabung dalam komunitas tersebut.

"Jadi beliau aktif di WSC sebagai pembina dan pelindung, bersama dengan beberapa relawan lainnya juga. Saat ini sangat marak di Indonesia maupun luar negeri, wanita Indonesia yang mencari kenalan baik teman maupun pasangan melalui media online aplikasi kencan online ataupun medsos," tutur Laila kepada detikcom, Rabu (8/3/2023).

ADVERTISEMENT

Laila menyebut para wanita yang terkena tipu daya pelaku, kerap kali rugi secara materi bahkan miliaran rupiah. Para pelaku, sebut Laila, umumnya menggunakan foto profil palsu.

"Nah organisasi WSC yang Pak Bayu berkiprah di dalamnya ini, memberikan support pada korban-korban penipuan love scam ini. Saya salah satu relawan yang dulunya adalah hampir menjadi korban love scam juga," imbuhnya.

Laila mengenal AKBP Bayu sebagai sosok yang bertanggung jawab. Dia menyebut AKPB Bayu juga kerap memberikan sumbangan atau donasi untuk mendukung kegiatan yang dibuat oleh WSC.

"Kalau secara personal, beliau sosok yang baik dan bertanggung jawab. Dalam hal menjadi relawan, karena basis NGO dan kebetulan WSC ini merintis dari awal, beliau memberikan waktunya. Padahal tidak berbayar dan malah beliau ikut menyumbangkan uang dana pribadi untuk kegiatan. Menurut saya, ini salah satu sosok polisi di Indonesia yang memberikan citra positif sosok polisi di mata masyarakat," jelasnya.

Salah satu peran AKBP Bayu di komunitas tersebut, kata Laila, adalah memberikan pengarahan kepada relawan mengenai langkah-langkah yang dilakukan ketika merangkul dan mendampingi korban penipuan bermodus cinta itu.

Berawal dari Pengalaman Pribadi

detikcom juga menghubungi AKBP Bayu. Awal mula keterlibatan AKBP Bayu mengenai love scam ini karena dia pernah memiliki pengalaman pribadi, saat itu pelaku menggunakan fotonya untuk penipuan. Peristiwa itu terjadi pada tahun 2016 lalu.

"Waktu itu saya sedang S3 di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, kemudian pada saat saya menyusun disertasi itu, saya kebetulan mengalami sendiri, waktu itu akun Facebook saya diduplikat orang lain, foto-foto saya dipakai buat akun, kemudian dipakai nipu," tutu AKBP Bayu kepada detikcom.

Korban penipuan itu kemudian menghubungi akun Facebook AKBP Bayu yang asli. Bayu kemudian melacak keberadaan nomor telepon pelaku yang diberikan oleh korban.

"Nah kebetulan yang ditipu itu menghubungi akun saya yang asli, dari situlah saya akhirnya 'Loh kok bisa ya, Ibu udah transfer berapa?' akhirnya cerita 'setiap malam saya japri sama nomornya yang mengaku Bapak' 'Nomornya berapa?' saya bantu cek, setelah saya cek posisi ternyata pelakunya itu ada di Lapas Rajabasa di Bandar Lampung," tutur dia.

Kapolres Bengkayang AKBP Bayu SusenoKapolres Bengkayang AKBP Bayu Suseno saat memberikan pelatihan terkait pengatasan love scam. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

AKBP Bayu kemudian melakukan penelitian mengenai kasus love scam itu untuk disertasi S3-nya. Dia melakukan penelitian selama 6 bulan di 2 lapas di Lampung.

"Di Lapas Rajabasa, di Rutan Way Huwi, semuanya di Bandar Lampung. Akhirnya saya mengetahui bahwasanya pelaku-pelaku penipuan online scam ini sebagian besar pelakunya narapidana, napi di dalam lapas," tutur dia.

Konsep Facebook Policing

Dalam disertasi itu,AKBP Bayu mengambil tema Facebook Policing sebagai konsep untuk pencegahan kejahatan sekunder profile cloning crime. Dia menawarkan agar Bareskrim Polri menghadirkan kantor virtual di Facebook seperti membuat fanpage dan menerima aduan masyarakat melalui Facebook, terutama korban love scam. Sebab, saat itu love scam marak terjadi melalui Facebook.

"Jadi saya sarankan 'Ayok Bareskrim kita bikin kantor virtual-lah di Facebook' karena kan kejadiannya kan di Facebook, kemudian pelakunya juga pakai foto-foto polisi, banyak menggunakan foto-foto polisi, masak kita diam saja sementara korban berjatuhan, pelakunya narapidana, dapat uang dari situ," tutur dia.

"Waktu itu karena yang banyak menjadi korban perempuan itu TKI/TKW yang ada di luar negeri, otomatis kalau mereka harus nunggu bisa pulang ke Indonesia kan pelakunya udah lari ke mana-mana," imbuhnya.

AKBP Bayu menilai bahwa konsep yang dia tawarkan pada tahun 2018 itu telah dikembangkan oleh Bareskrim. Menurutnya, saat ini Bareskrim telah hadir di berbagai platform media sosial.

"Nah sekarang hasil dari kinerja saya sudah dikembangkan oleh Bareskrim, Bareskrim sekarang hadir ada di Facebook, ada di Twitter, sekarang kan laporan bisa diterima langsung melalui media sosialnya Bareskrim," tutur dia.

Masukan untuk Kemenkumham

AKBP Bayu kemudian menjabarkan mengenai pelaku love scam itu. Berdasarkan hasil penelusurannya, para pelaku mayoritas narapidana di dalam lapas di Lampung. Dia menyebut para napi itu menggunakan HP di dalam lapas, kemudian mencari korban. Para pelaku diduga sangat mahir menggunakan teknologi.

"Teorinya nggak boleh tetapi realitanya ada handphone di dalam lapas, padahal mereka di dalam lapas itu ada yang namanya anti halinar, anti handphone, pungli dan narkotika, tapi faktanya ada handphone, itulah yang membuat napi-napi ini pada malam hari mereka cari korban melalui handphone itu," kata dia.

Bayu menyebut para narapidana yang menjadi pelaku love scam itu telah diproses. Bayu mengatakan hukuman pelaku diperberat.

"Pelakunya diproses, karena yang bersangkutan masih berstatus napi, maka hukumannya adalah diperberat. Misal dimasukkan dalam sel tikus, tidak peroleh hak-hak pengurangan masa tahanan. (Kalau petugas) saya pernah lihat publikasi dari Kemenkumham bahwasanya ada petugas lapas yang diberhentikan dari dinas karena melakukan hal ini," tutur dia.

Pada saat ujian disertasi itu, salah satu penguji AKPB Bayu adalah Menkumham Yasonna Laoly. Dia menyebut Yasonna juga memuji hasil disertasi Bayu terkait temuan kejahatan love scam yang dilakukan oleh narapidana di Lapas Rajabasa dan Way Hui, Lampung itu.

"Beliau acungi jempol karena hasil penelitian saya ini faktualnya memang seperti itu realitanya, dan bahkan waktu itu Pak Yasonna menyarankan, 'tolong, Pak Bayu, saya juga dikasih saran, Bapak jangan kasih saran kepada polisi saja', 'Oh siap, Prof'. Sarannya adalah perbaikan integritas terhadap petugas lapas. Handphone bisa masuk, narkoba bisa masuk karena integritas itu kurang di lapas itu, jadi saya sarankan," tutur dia.

AKBP Bayu menyebut hal disertasinya itu juga ditindaklanjuti oleh Yasonna. Menurutnya, Yasonna memperingatkan jajarannya di permasyarakatan tentang temuan itu.

"Yang terakhir itu beliau (Yasonna, red) cerita, jadi naskah saya itu dijadikan untuk beliau marah ke dalam, jadi alasannya 'Ini lho ditulis sama Pak Polisi ini disertasi, ini ngritik kita semua dan ini benar'," jelasnya.

Bayu juga menyebut Yasonna melalui timnya membentuk tim operasi untuk menindak pelanggaran di lapas. Salah satunya tertangkapnya drone yang membawa narkoba ke dalam lapas.

"Terakhir saya monitor itu kejadian di salah satu lapas, karena waktu itu Pak Yasonna melalui timnya, dia membentuk tim semacam tim operasi bersih, beliau itu mendapati ada kejadian bandar narkoba itu ngirim pesanan sabu ke dalam lapas menggunakan drone, dikirim masuk ke dalam lapas itu dan ketahuan sama tim operasi bersih," sebut dia.

"Jadi tertangkap drone-nya pas mendarat langsung digerebek mendarat oleh tim opsi. Makanya seluruhnya mulai dari Kalapas sampai petugas yang sipirnya itu diganti semua sama Pak Yasonna," imbuhnya.

Kapolres Bengkayang AKBP Bayu SusenoKapolres Bengkayang AKBP Bayu Suseno saat memberikan pengarahan soal pencegahan love scam. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Korban Love Scam Menyasar Perempuan Mapan

AKBP Bayu menyebut mayoritas korban love scam adalah wanita dewasa dan sudah mapan. Bahkan, kata dia, salah satu korban berusia 70 tahun.

"Ada yang sampai sekarang kami nggak bisa ngingatin karena korbannya ini, mohon maaf, udah usia lanjut udah 70 tahun lebih di suaminya kaya dulunya, uangnya banyak, sampai sekarang itu selalu kirim uang ke si scammer itu, dia ngakunya polisi Singapura, sudah kita ingatkan 'Bu, hati-hati, itu scammer loh' 'Nggak apa-apa, nggak apa-apa', hitungannya sudah 1 miliar uangnya habis ke sana," tutur dia.

Korban lainnya adalah pengusaha perempuan asal Bali. Dia menyebut usaha penginapan milik korban sampai dijual gegara love scam itu.

"Beliau punya tempat penginapan itu, dia habisnya 500 juta sampai dengan penginapannya dijual. Pelakunya narapidana juga di Rajabasa, Lampung. (Korban) wanita yang sudah dewasa, yang mapan, diteror, diancam," sebut dia.

Bayu kemudian menjabarkan daerah yang rawan terjadinya love scam ini. Dia menyebut kasus terbanyak ada di Lampung.

"Dari hasil penelitian saya waktu itu yang paling banyak itu di Lampung, nomor 2 itu di Palembang, nomor 3 itu baru di Jakarta," tutur dia.

Awal Mula Gabung WSC

Bayu bercerita awal mula bergabung dengan organisasi Waspada Scammer Cinta. Setelah foto dan data dirinya digunakan pelaku di Facebook, AKBP Bayu mencari grup Facebook yang peduli terhadap korban love scam.

Akhirnya Bayu menemukan grup Facebook relawan Waspada Scammer Cinta. Lantas dia menghubungi admin grup Facebook tersebut.

"Ketemulah namanya Bunda Fey, beliau orang Indonesia tapi tinggal di Australia. Akhirnya saya komunikasi dengan beliau, saya tertarik melakukan penelitian lebih lanjut, dan alhamdulillah disertasi saya juga membahas hal itu, tentang scammer cinta ini, love scam ini, cinta palsu," sebutnya.

Tak lama setelah itu, AKBP Bayu berdiskusi dengan Bunda Fey dan menyarankan agar WSC tak hanya sekedar grup Facebook. Guna memudahkan membantu korban love scam, WSC kemudian menjadi lembaga swadaya masyarakat atau non governmental organization (NGO) dan telah berbadan hukum.

"Nah sampai sekarang saya menjadi pembina di komunitas itu, sekarang sudah berbadan hukum dan sekarang sudah sungguh luar biasa karena sudah ada bagian-bagian psikologinya sudah ada, bagian divisi hukumnya sudah ada, bagian publikasi, koordinasi sudah ada, jadi langkahnya relawan ini makin jauh," jelasnya.

Kapolres Bengkayang AKBP Bayu SusenoKapolres Bengkayang AKBP Bayu Suseno bersama komunitas WSC. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber).

Minta Masyarakat Waspada

Waspada Scammer Love ini menerima pengaduan dari masyarakat atau korban. Setelah itu, tim akan membantu pendampingan hingga ke proses hukum.

"Kami cara bekerjanya itu ada 2, yang pertama adalah menerima laporan atau pengaduan, ini biasanya korban itu sudah tertipu luar dalam, udah ngirim foto-foto bugil, terus diperas, dimintai urang itu baru lapor ke relawan. Nah ini kita bantu, bahkan kita sudah ada tim penasihat hukum yang siap mendampingi untuk pembuatan laporan sampai dengan menjadi LP di kepolisian," tutur dia.

Selain itu, WSC juga melakukan upaya jemput bola. Cara ini dilakukan oleh para relawan yang aktif di media sosial untuk memantau dan mendeteksi wanita yang terindikasi menjadi korban love scam.

"Jadi kita punya relawan, ribuan relawan kita, jadi manakala ada seorang perempuan yang tiba-tiba mengunggah foto dengan polisi ganteng, nanti kita ikuti akun itu, kemudian kita lihat ini polisi asli, fotonya editan, atau benar-benar atau asli," tutur dia.

Jika tim menemukan bahwa foto pelaku adalah editan, tim akan mencoba untuk menghubungi korban. Korban akan diingatkan untuk berhati-hati dan waspada.

"Kita sudah punya semacam database untuk akun-akun polisi yang asli. Nah begitu ada korban yang mengaku dia pacaran sama polisi ternyata itu akun palsu kita ingatkan 'Mbak, maaf foto yang dipakai mbak itu, itu fotonya Briptu ini, dia dinasnya di Polres ini'," sebut dia.

"Nanti dia akan jawab 'Oh bukan, ini mas ini, dia dinasnya di Lampung kok, bukan di Jakarta' nah ini kan tanda-tanda nih Lampung, ini tanda-tanda napi, kita ingatkan lagi 'hati-hati ya, Mbak, kalau nanti modusnya minta video, foto-foto yang sensitif jangan mau'. Manakala terjadi dia mengalami, dia tersadar 'kok tahu ya'. Banyak juga yang kita sadarkan, banyak," jelasnya.

Tangani Stunting Anak di Bengkayang

Selain peduli pada korban love scam, AKBP Bayu juga concern terhadap permasalahan anak. Sejak bertugas sebagai Kapolres Bengkayang pada Juli 2022 lalu, AKBP Bayu melihat banyak anak-anak di wilayahnya yang diduga kekurangan gizi.

Bayu kemudian meminta data kepada Dinas Kesehatan Bengkayang. Dia menemukan bahwa sebanyak 1.300 terindikasi mengalami gizi buruk.

"Setelah saya tahu data itu, akhirnya saya kumpulkan rekan-rekan pengusaha yang ada di sini, kemudian saya tanya 'Boleh nggak CSR dari perusahaan sawit itu mbok diberikan kepada anak-anak yang kondisinya stunting, wasting, jadi tidak melulu harus bangunan fisik' akhirnya mereka mendukung," jelas dia.

Kapolres Bengkayang AKBP Bayu SusenoKapolres Bengkayang AKBP Bayu Suseno saat menghadiri kegiatan pengentasan stunting di Bengkayang. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber).

Dengan adanya kerja sama itu, Polres, Pemda hingga pengusaha di Bengkayang mengadakan bantuan sosial dan bakti sosial untuk memperbaiki gizi anak-anak. Para anak tersebut juga dicek kondisi kesehatannya.

"Kita kumpulin dan kita acarakan, selain pemberian bantuan sosial, juga ada bakti sosialnya yaitu pemeriksaan kesehatan, pengukuran tinggi badan dan berat badan, kemudian ada materi bu dokter yang ahli gizi, jadi simultan kita acarakan dan terakhir data saya itu yang sudah kita berikan bantuan sosial itu ada 1.132 anak, jadi masih kurang 180 anak lagi yang belum saya beri, targetnya saya sih akan saya kasih semua," jelasnya.

Atas jasanya menangani stunting dan wasting pada anak di Bengkayang itu, AKBP Bayu mendapatkan penghargaan dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo.

"Saya kemarin mendapatkan penghargaan dari Kepala BKKBN di acara Rakornas di Jakarta," tutur dia.

Piagam untuk Kapolres Bengkayang AKBP Bayu SusenoPiagam untuk Kapolres Bengkayang AKBP Bayu Suseno (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber).

Peduli Terhadap Anak

AKBP Bayu juga memiliki kepedulian dalam pengungkapan kasus yang melibatkan anak. Dia membuat ruang penyidikan di Polres Bengkayang yang ramah terhadap anak hingga mendapatkan penghargaan dari Kak Seto Awards hingga Komnas Anak.

"Kalau Komnas Anak itu tahun lalu, 2022, itu karena kita Polres Bengkayang itu dinilai penanganan PPA kasusnya anak yang berkepentingan hukum itu terbaik di Kalimantan Barat, terbukti penyidik kami pun juga dapat penghargaan dari Bapak Gubernur Kalimantan Barat," tutur dia.

"Kak Seto melalui timnya mengecek ke Polres Bengkayang melihat kelengkapannya, karena ruangan untuk penyidikan anak itu harus didesain seperti rumah, ada playground, ada tempat istirahat, tidak seperti kalau pemeriksaan di orang dewasa. Biar nyaman, dia tidak takut, tidak trauma, akhirnya kami mendapatkan penghargaan dari Kak Seto," tutur dia.

Kapolres Bengkayang AKBP Bayu SusenoKapolres Bengkayang AKBP Bayu Suseno menyapa anak-anak yang hadir dalam program pencegahan stunting. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh narasumber)

Selamatkan Anak Korban TPPO

Pada pertengahan Februari lalu, AKBP Bayu dan jajaran Polres Bengkayang berhasil menyelamatkan remaja perempuan berusia 15 tahun yang diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Remaja tersebut diselamatkan di perbatasan Bengkayang dengan Malaysia.

"Kemarin kami menyelamatkan 1 anak korban human trafficking yang mau dijual ke Malaysia, kita selamatkan. Kebetulan kami berbatasan dengan Malaysia, nah ini kita selamatkan kita satu orang, kemudian setelah kita mintai keterangan cukup, terus kami pulangkan ke Medan ketemu lagi sama orang tuanya," tutur dia.

Bayu menyebut awalnya korban menghubungi call center kepolisian. Setelah terdeteksi keberadaan korban, AKBP Bayu mengarahkan timnya untuk menyelamatkan korban.

"Dia menghubungi minta tolong, dia ada di perbatasan tapi dia nggak tahu ini masuk mana. Kemudian diterima oleh operator 110, setelah dicek lokasinya oh masuk Bangkayang, baru saya dihubungi oleh operator 110, kami kejar ke perbatasan, ada di situ memang," tuturnya.

(lir/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads