Wacana Tarif KRL Terintegrasi dengan MRT-LRT-TransJakarta Masih Dikaji

Wacana Tarif KRL Terintegrasi dengan MRT-LRT-TransJakarta Masih Dikaji

Rumondang Naibaho - detikNews
Selasa, 28 Mar 2023 15:56 WIB
Revitalisasi Halte TransJakarta Cikoko Stasiun Cawang sudah selesai. Mulai hari ini halte tersebut sudah dibuka dan diuji coba.
Ilustrasi halte integrasi. (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Pemprov DKI Jakarta berharap tarif KRL terintegrasi dengan MRT, LRT dan TransJakarta. Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menyampaikan wacana tarif integrasi itu masih dikaji.

"Memang kami jadi pemerintah provinsi agar terwujud adanya integrasi angkutan umum massal Jakarta dengan KCI," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo pada diskusi virtual bertajuk Integrasi Tarif dan Skema PSO yang Tepat Sasaran, Selasa (28/3/2023).

"Sambil menuju kepada integrasi tarif tadi, kami juga sedang melakukan penataan stasiun. Saat ini sudah ada 11 stasiun yang sudah diintegrasikan," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syafirn menegaskan integrasi tarif antara moda transportasi massal di Jakarta dengan KCI bukanlah hal yang mustahil. Menurutnya untuk mewujudkan tarif integrasi itu perlu kajian komprehensif.

"Apakah bisa dilakukan tarif bundling terbatas hanya dua moda saja, kajiannya ini komprehensif," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan komunikasi antara Pemprov DKI dengan KCI aktif dilakukan. Dia berharap ada koordinasi lebih dari badan pengelola transportasi jabodetabek.

"Kajian komprehensif integrasi tarif sudah meliputi semua alternatif penggunaan moda," ucap dia.

Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kemenhub, Suranto mengatakan untuk merealisasikan tarif integrasi diperlukan political will. Dia menyebut secara teknis melakukan integrasi tarif antara transportasi massal Jakarta dan KRL dapat dilakukan.

"Nah tadi terkait apakah kita bisa mengintegrasikan tarif antara KRL dengan MRT tentunya bisa, tapi kembali pada political willnya," ucap Suranto.

Dia menyebutkan saat ini belum adanya satu simpul koridor yang menghubungkan antar kedua moda transportasi tersebut. Sehingga, kata dia, integrasi tarif belum bisa dilakukan.

"Sebagai contoh ketika kita naik KRL Jabodetabek dan kita turun ke Stasiun Sudirman kita mau beralih ke MRT Jakarta itu penumpang harus keluar dulu, mereka harus tap out dulu jika dia mau masuk, dia harus tap in kembali. Ini karena antar simpul nggak ada koridor, sehingga penumpang terpaksa dia harus keluar dulu untuk tap out kemudian keluar dulu untuk tap in," jelasnya.

"Kalau dibangun suatu koridor tentunya bisa, dan memungkinkan integrasi untuk tarifnya. Namun balik lagi ini adalah masalah kemauan atau masing-masing operator," tambahnya.

Lebih lanjut Suranto menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis integrasi yakni, integrasi jaringan, pelayanan dan tarif. Dia menyebutkan integrasi jaringan dan pelayanan sudah mulai dilakukan pada moda transportasi massal di Jakarta.

(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads