Dia mengatakan dagangan bunganya baru tahun-tahun belakangan ini kembali laris. Permana mengatakan di awal pandemi usahanya sempat terpuruk.
"Tahun-tahun kemarin parah. Pandemi (tahun) pertama parah, pandemi (tahun) keduanya alhamdulillah ada peningkatan, karena banyak orang meninggal mungkin ya," ungkap Permana kepada wartawan, Selasa (21/3/2023).
Dia menceritakan sudah menjajakan bunga sejak 1995. Permana menyebut di awal pandemi dagangan bunganya kebanyakan mengandalkan pesanan melalui telepon.
"Jadi orang nggak boleh ke pasar. Kita ya nunggu di sini aja paling (pesanan) lewat telepon," katanya.
Selain jualan bunga, Permana juga menjajakan kolang kaling. Namun dagangan kolang-kalingnya menurun dibanding tahun sebelumnya.
"Kalau untuk omzet kayaknya bagusan tahun-tahun kemarin dibanding tahun sekarang. Waktu corona (tahun) pertama sama kedua, nah itu bagus. Lebih bagus (penjualannya)," ujarnya.
Meskipun pasar sempat tutup di tahun pertama pandemi, minat orang-orang untuk membeli kolang-kalingnya justru lebih banyak dibanding sekarang. Omzet kolang-kalingnya tahun ini malah menurun drastis.
Jika sebelumnya dia bisa memperoleh keuntungan sebanyak sampai Rp 1,5 juta. Tahun ini ia hanya memperoleh Rp 600 ribu.
Dia berpendapat turunnya minat pembeli tahun ini karena harga-harga komoditas lain semakin mahal.
"Ya mungkin menurunnya karena ekonomi, susah lah apa-apa serba mahal," katanya. (idn/imk)