Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil mengatasi virus Corona (COVID-19). Epidemiolog menyampaikan beberapa pekerjaan rumah (PR) Indonesia untuk mengantisipasi pandemi lainnya.
"Tidaklah buruk dalam pengendalian pandemi ini, tapi ya ingat kita juga punya banyak PR untuk bisa menghadapi atau bersiap menghadapi ancaman pandemi berikut," kata Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, saat dihubungi, Senin (20/3/2023).
Usai masalah COVID-19 selesai, Indonesia tengah dihadapkan beberapa kasus kesehatan masyarakat. Dicky menyebut yang saat ini menjadi perbincangan adalah hepatitis misterius, dan kasus gagal ginjal akut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya bicara kan yang kita hadapi saat ini ada kasus hepatitis misterius, ada kasus ginjal, ada kasus lagi apa namanya ginjal akut misterius itu ya, yang terkait obatnya itu," kata Dicky.
Salah satu yang menjadi PR adalah soal deteksi dini yang kurang. Dia menilai perlu adanya peningkatan deteksi dini penyakit yang bisa menjadi pandemi.
"Bagaimana titik lemah dalam kemampuan deteksi kita kita selalu telat, selalu terlambat mendeteksi ya ancaman-ancaman itu," ujar Dicky.
Menurut Dicky, deteksi merupakan satu di antara tiga aspek keamanan kesehatan global dan nasional. Selain deteksi ada pula respons, dan pencegahan.
Kegiatan tiga aspek itu berbada di masing-masing wilayah Indonesia. Jawa memiliki keunggulan dibanding di daerah lain.
"Apalagi kalau bicara di luar kota besar di Indonesia di luar Jawa itu terjadi kejomplangan," imbuh Dicky.
Perihal SDM pun menurut Dicky perlu ditingkatkan dan merata di seluruh daerah. Tak hanya SDM, tapi juga fasilitas kesehatan.
"Bicara ahlinya, apa bicara skill-nya, kompetensinya, bicara epidemiologi, masih kurang. Bicara kemampuan tenaga kesehatan kita dalam melakukan survei lapangan, deteksi, bicara laboratorium, bicara labnya bicara bukan hanya alatnya," ucap Dicky.
Selain itu, Dicky menilai jumlah dokter pun masih belum memadai. Khususnya dokter spesialis yang ada kaitannya dengan penyakit yang jadi pandemi.
"Proporsi antara katakanlah perawat dengan penduduk, antara dokter dengan penduduk, apalagi kalau bicara dokter spesialis. Misalnya dalam konteks COVID, dokter paru dengan penduduk kita jumlahnya luar biasa, apalagi kalau bicara di luar Jawa," beber Dicky.
Dicky pun menyinggung soal riset untuk vaksin penyakit menular. Indonesia memiliki potensi yang besar karena memiliki perusahaan semacam Bio Farma.
"Bagaimana riset ya tentang misalnya obat dan vaksin walaupun kita Alhamdulillah sudah punya Bio Farma misalnya, tapi kalau bicara tantangan ke depan kita perlu ada kemampuan yang setara seperti misalnya riset Messenger RNA vaksin nah hal-hal seperti itu yang menjadi PR," jelas Dicky.
Dicky pun menyinggung soal long COVID yang akan muncul. Menurutnya, saat ini telah timbul beberapa kejadian orang tiba-tiba meninggal dan terkena penyakit.
"Kita ini akan menghadapi masalah yang disebut dengan long Covid ya, termasuk di Indonesia. Di negara-negara maju yang kemampuan deteksinya tadi bagus, sudah mulai, diabetes meningkat, hipertensi meningkat, alzheimer bahkan meningkat. Itu serangan jantung juga meningkat, kematian mendadakmeningkat. Nah ini yang akan kita hadapi termasuk Indonesia gitu," ujar Dicky.
Jokowi pamer keberhasilan. Simak di halaman selanjutnya.
Simak Video 'Pernyataan Jokowi Terkait Keberhasilan RI Tangani Covid':
Pernyataan Jokowi
Jokowi sebelumnya memamerkan Indonesia termasuk negara yang terbaik mengatasi COVID-19. Jokowi mengatakan pujian itu datang dari luar negeri.
"Yang jelas dibandingkan dengan rata-rata dunia kita masuk negara yang berhasil menangani COVID-19 ini, di bulan Juni 2022 Dirjen WHO Tedros Adhanom menyampaikan bahwa penanganan COVID-19 di Indonesia termasuk yang terbaik dan cakupan vaksinasinya juga masuk yang terbaik, yang ngomong bukan kita, yang ngomong adalah Dirjen WHO," kata Jokowi dalam acara penghargaan penanganan COVID-19 di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2023).
Kemudian pujian juga datang dari Johns Hopkins University terkait penanganan COVID-19 di Indonesia. Ia menyebut pujian itu datang bukan dari Indonesia.
"Kemudian di September 2021 juga John Hopkins University juga menyampaikan Indonesia sebagai one of the best in the world dalam menurunkan kasus COVID-19. Yang ngomong juga bukan kita, bukan kita yang ngomong, mereka yang berbicara," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan Indonesia dinilai berhasil menekan angka penularan dan kematian. Selain itu, Indonesia juga terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2023.
"Karena jelas kita berhasil menekan angka penularan, kita juga berhasil menekan angka kematian, kita juga berhasil menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, terbukti tahun lalu kita tumbuh growth kita di angka 5,31 persen," katanya.