Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mulai ramai pembeli menjelang bulan Ramadan. Ramainya pembeli tak hanya menjadi berkah bagi pedagang, namun juga para portir atau jasa angkut barang.
Salah satu portir Junari (53) mulai merasakan kenaikan penghasilan seiring kembali menggeliatnya aktivitas jual beli di pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara itu. Junari, yang sudah 15 tahun bekerja sebagai portir, mengaku bisa mengantongi penghasilan Rp 200 ribu per harinya.
"Alhamdulillah mulai ramai, ya gini, ada saja yang butuh bantuan angkut kan. Alhamdulillah, bisa Rp 100-200 ribu. Kadang ada orang yang ngasih sukarela juga," kata Junari saat ditemui di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Junari mengaku harus mencari sumber pemasukan lain dengan menerima jasa angkut barang dari pembeli eceran. Sebab, pelanggan eceran justru berani memberi bayaran lebih untuk satu kali angkut.
"Kalau dari toko tempat saya bekerja cuma Rp 10 ribu satu kali angkut. Itu beratnya rata-rata 50-100 kilogram. Kalau dari pembeli eceran, ada yang kasih Rp 20-30 ribu. Kalau pas ketemu pembeli dari luar negeri bisa kasih bayaran sampai Rp 100 ribu sekali angkut," ucapnya.
Dia pun menuturkan jumlah portir yang mengais rezeki di pasar ini mencapai ratusan orang. Sehingga portir harus adu cepat dan jeli dalam melihat peluang kedatangan barang.
"Portir di Tanah Abang bisa ada ratusan orang. Satu mandor itu bisa membawahi sekitar 200 portir, jadi harus berebut kalau mau dapat uang," ungkap bapak beranak dua itu.
Ia mengatakan, jika tidak menjelang Ramadan, jasa portir jarang sekali digunakan. Junari mengaku, jika tidak mendapat upah hariannya, ia hanya mengandalkan upah istrinya, yang bekerja sebagai asisten rumah tangga.
"Kadang ada, kadang nggak (pelanggannya). Tapi kalau sepi, ya tidak angkut barang, dan akhirnya tidak dapat uang buat makan. Ya jadinya mengandalkan upah cuci-gosoknya istri," tuturnya.
Dia pun berharap toko yang mempekerjakannya dapat memberikan upah layak bagi dia dan portir lain. "Sebenarnya kurang. Idealnya mungkin Rp 30 ribu, karena sekarang ini harga bahan pokok naik, untuk makan dan naik angkutan tidak cukup dengan uang Rp 10 ribu. Tapi ya sudah, tetep disyukuri saja," pungkasnya.
Simak juga 'Omzet Penjual Pernak-pernik Ramadan di Medan Meningkat':