Peziarah ramai berdatangan ke TPU Karet Bivak di Menteng, Jakarta Pusat, menjelang Ramadan. Ramai peziarah mendatangkan berkah tersendiri bagi penjual bunga.
Salah satu penjual bunga, Dina (45), mengaku rutin berjualan di TPU Karet Bivak menjelang Ramadan. Dia mampu meraup pendapatan kotor Rp 500 ribu setiap hari saat jualan seminggu sebelum Ramadan.
"Kadang orang nawar ya, kita buka Rp 10 ribu, kadang nawar Rp 5.000. Sehari bisalah Rp 500 ribu kalau 100 botol kali Rp 5.000," kata Dina saat ditemui di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dina menjual 100 botol air mawar setiap harinya. Dia juga menjual 10 kantong bunga mawar.
"Per harinya bisa sampai ratusan botol habis, 100 botol habis bisa. Kalau bunga bisa lebih dari 10 kantong," ujarnya.
Dina mulai membuka lapak dagangan sejak pukul 06.00 WIB hingga Magrib. Dalam dua pekan menjelang Ramadan, Dina mampu memperoleh keuntungan sekitar Rp 2 juta.
"Ya paling bersihnya bisa 2 juta lebih, keseluruhan selama 15 hari sebelum puasa," ujarnya.
Dina melihat jumlah peziarah di tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Kondisi ini berpengaruh terhadap besaran cuan yang diraih dari berdagang bunga.
"Paling (dapat) Rp 300 ribu kotornya. Karena nggak ramai kayak sekarang," jelasnya.
Senada dengan Dina, penjual bunga lain bernama Angel (45) meraup cuan ratusan ribu per hari. Angel sendiri mengaku hanya berjualan di lokasi ini menjelang Ramadan dan Lebaran Idul Fitri.
"Kalau sehari Rp 500 ketemulah, insyaallah ya. Kan tergantung rezeki aja," ujar Angel.
"Dari pagi ya dari jam 05.00 WIB udah di sini. Kalau yang lain udah pada buka, kalah set, makanya gelap-gelap buta kita udah di sini, udah sampai Magrib," sambungnya.
Warga Ziarah Pagi-pagi
TPU Karet Bivak pun sudah ramai peziarah sejak pagi tadi. Salah satu peziarah, Noviyanti (62), mengaku memilih ziarah satu minggu sebelum Ramadan. Hal itu dilakukan untuk menghindari keramaian.
"Karena kan nggak begitu ramai, kalau minggu besok udah deket sekali, udah terlalu ramai, ini tadi juga berangkat dari pagi dari jam 07.00 WIB," kata Noviyanti.
Dia mengatakan akan datang untuk ziarah lagi setelah Lebaran Idul Fitri. Dia menyebutkan ziarah menjadi sebuah tradisi di keluarganya sebelum Ramadan.
"Habis Lebaran, ya kita ziarah in ini kan orang tua, jadi wajiblah gitu setahun sekali. Sama orang tua, kan nggak ada lagi, walaupun kita setiap hari udah ngirimin ya di salat. Tapi karena ini mau ngadepin puasa, ketemu keluarga juga bareng-bareng," ujarnya.
Peziarah lainnya, Teti (73), mengatakan hal yang sama. Dia mengatakan ziarah sebelum Ramadan dan setelah Lebaran merupakan tradisi di keluarganya.
"Satu minggu sebelum puasa itu biasanya sudah ziarah, tergantung waktu keluarga, H-7 atau H-10," kata Teti.
"Ya intinya hanya, mungkin tradisi ya, saling mendoakan gitu ya, mensyukuri nikmat Allah. Insyaallah meringankan apa yang dirasa di sana, kita kan cuma berusaha ya," ujarnya.
Teti berziarah ke makam suaminya di TPU Karet Bivak. Dia mengaku akan datang kembali untuk berziarah setelah Lebaran Idul Fitri.
"Sesudah salat Id biasanya kami ke makam lagi, ziarah," ucapnya.
Simak juga 'Omzet Penjual Pernak-pernik Ramadan di Medan Meningkat':