Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang Rachmat Gobel mengajak pada jajaran pemerintah daerah untuk membangun iklim usaha pertanian. Hal itu bertujuan agar generasi muda tertarik menjadi petani.
Hal tersebut diungkapkan olehnya saat ceramah umum di hadapan para pegawai pemerintahan Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Jumat (17/3).
"Kita harus memperbanyak petani muda. Kita harus peduli pada pertanian dan pangan," kata Rachmat Gobel dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini saya sengaja hanya akan berbicara tentang pertanian. Karena pertanian makin memiliki kedudukan strategis ke depan," sambungnya.
Ia mengatakan salah satu faktor yang memudahkan Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19 adalah karena para petani dan nelayan berhasil menyediakan pangan.
"Bayangkan jika saat itu kita gagal menyediakan pangan. Kita susah membayangkan apa yang terjadi pada saat itu. Karena itu saya menyebutkan petani dan nelayan kita sebagai petani dan nelayan pejuang," jelasnya.
Selain COVID-19, faktor lain seperti perang Ukraina dan Rusia serta perubahan iklim membuat pertanian menjadi terganggu. Ia menjelaskan, perang Ukraina dan Rusia memiliki dua dampak besar yakni suplai pangan terganggu dan harga pupuk melonjak sehingga produk pertanian juga itu merangkak naik. Sedangkan perubahan iklim memiliki dampak terhadap pola tanam dan produksi pertanian.
"Karena itu, ke depan pertanian makin menduduki posisi strategis. Ancaman krisis pangan merupakan hal yang nyata," jelasnya.
"Generasi muda kurang tertarik. Ini ada sebabnya, yaitu pendapatan petani relatif kecil dibandingkan dengan profesi lain. Saya sudah melakukan uji coba di Gorontalo dengan menggunakan pupuk organik. Hasilnya lebih dari dua kali lipat. Ini meningkatkan pendapatan petani," sambungnya.
Menurutnya, penggunaan pupuk organic memiliki sejumlah keuntungan, salah satunya terkait penggunaan produk dalam negeri, harganya cenderung lebih murah, dan produktivitas lebih besar daripada pupuk kimia. Hal itu ini juga menjadi solusi dalam menghadapi kesulitan pupuk kimia akibat perang.
"Jadi ini sangat menguntungkan. Ini bisa membuat generasi muda akan tertarik untuk menjadi petani," jelasnya.
Selain itu, ia mengingatkan agar Indonesia kembali ke produk herbal. Sebab banyak masyarakat dunia yang saat ini cenderung suka mengonsumsi produk herbal. Serta memiliki pasar yang cukup besar.
"Pasar herbal dunia mencapai lebih dari Rp 2.000 triliun. Tapi Indonesia baru bisa mengisi kurang dari satu persennya saja. Padahal alam Indonesia sangat kaya oleh produk herbal," jelasnya.
Ia pun turut mengajak aparat pemerintah daerah agar giat dalam membangun pertanian. Apalagi untuk wilayah Sulawesi, menurutnya, daerah tersebut memiliki kekayaan dan sangat subur.
"Ini tanah leluhur kita. Harus kita jaga. Ada satu peluang lagi yang sangat besar bagi Sulawesi, yaitu pembangunan IKN di Kalimantan. Sulawesi bisa menjadi penyuplai pangan bagi penduduk IKN. Akan ada peningkatan jumlah penduduk," tutupnya.
Simak juga 'Saat Ridwan Kamil Klaim Program Petani Milenial Lebih Banyak Berhasil daripada Gagal':