Polisi 6 Kali Olah TKP Dokter Tewas di Nabire, Kini Tunggu Hasil Autopsi

ADVERTISEMENT

Polisi 6 Kali Olah TKP Dokter Tewas di Nabire, Kini Tunggu Hasil Autopsi

Mulia Budi - detikNews
Kamis, 16 Mar 2023 16:03 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan (Rumondang/detikcom)
Jakarta -

Dokter spesialis berinisial M (47) di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, ditemukan tewas dalam kondisi mulut berbusa di rumah dinasnya. Polisi telah enam kali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Saat ini Polda Papua telah melakukan olah TKP sebanyak enam kali dan telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan dalam konferensi pers, Kamis (16/3/2023).

Ramadhan mengatakan ada 28 saksi yang telah diperiksa dan CCTV di lokasi juga disita. Dia menyebutkan polisi masih menunggu hasil autopsi korban.

"Ada 28 saksi yang telah diambil keterangannya, kemudian tentu penyidik telah mengumpulkan bukti-bukti, salah satunya adalah kamera pengawas atau CCTV di sekitar lokasi penemuan jenazah. Kemudian penyidik juga masih menunggu hasil dari autopsi dan pemeriksaan laboratorium forensik," ujarnya.

Sebelumnya, dokter spesialis berinisial M (47) di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, ditemukan tewas dalam kondisi mulut berbusa di rumah dinasnya. Polisi kini tengah melakukan penyidikan guna mengungkap penyebab kematian korban.

"Benar adanya penemuan mayat yang merupakan seorang dokter. Kini kasus tersebut tengah kami selidiki," ungkap Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya, kepada wartawan, Jumat (10/3/2023).

M ditemukan tewas di rumah dinasnya Kelurahan Siriwini, Nabire, Papua Tengah, pada Kamis (9/3) sekitar pukul 19.00 WIT.

Ketut mengatakan jasad M pertama kali ditemukan oleh saksi berinisial M (32), yang merupakan seorang perawat dan sopir korban. Saat itu, saksi hendak menjemput korban untuk diantar ke Apotek Pelita dalam rangka praktik.

"Saat sampai di rumah korban, saksi menunggu di luar rumah. Akan tetapi saat itu dokter atau korban tidak kunjung keluar. Saat itu saksi pun memutuskan menghubungi ke telepon selulernya, namun tak kunjung direspons," katanya.

Lantaran tak kunjung ada respons dari korban, saksi M kemudian menghubungi rekannya, perawat Apotek Mulia berinisial RR dan seorang perawat di Apotek Pelita berinisial F. Tak lama berselang, kedua saksi kemudian datang ke rumah korban.

"Saat itu ke tiga saksi berupaya memanggil korban dan berteriak dari luar rumah namun tak juga kunjung ada jawaban. Lalu akhirnya ketiga korban membuka pintu yang digrendel dari dalam dengan cara membuka jendela di samping pintu," jelasnya.

(haf/haf)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT