Guiding block atau jalur kuning dibuat untuk memudahkan tunanetra menyusuri trotoar. Namun di Jl Dewi Sartika, Jakarta Timur, guiding block malah bisa mengantarkan tunanetra terbentur tiang atau menabrak motor parkir.
Dipenuhi berbagai halangan, jalur kuning di sepanjang Jl Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, menuju Jl Otto Iskandar Dinata (Otista) dan Kampung Melayu cenderung membahayakan tunanetra.
detikcom melakukan penyisiran di sepanjang trotoar jalan pada Senin (13/3/2023), sekitar pukul 16.00 WIB, dari STBA Pertiwi hingga SMP Marsudirini, jaraknya sekitar 1 km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalur kuning yang seharusnya membantu kaum disabilitas ini justru malah terlihat menyulitkan. Kondisi ini sangat berbahaya bagi tunanetra yang berjalan di trotoar apabila mengandalkan jalur kuning ini.
![]() |
![]() |
Di sepanjang Jl Dewi Sartika, jalur kuning harus berhadapan dengan berbagai hambatan, dari jalur yang rusak hingga tiang listrik yang berada tepat di tengah jalur.
Dari STBA Pertiwi hingga traffic light Jl Raya Kalibata, guiding block terpantau rusak di sana-sini. Setiap 100 meter, pengguna jalan akan menemukan lubang-lubang berukuran kecil hingga sedang dan hambatan lain seperti kendaraan yang diparkir di trotoar.
Tidak hanya itu, terlihat pula papan iklan dan kursi yang menutupi jalur kuning tersebut. Di sisi kanan dan kiri guiding block pun terhalang oleh tiang listrik dan pohon.
Sedangkan guiding block dari traffic light Jl Raya Kalibata hingga Halte SMP Marsudirini terpantau dalam kondisi lebih baik. Meski begitu, hambatan yang bakal ditemui oleh kawan-kawan tunanetra justru lebih beragam. Tidak hanya terhalang kendaraan yang terparkir di trotoar, jalur kuning juga ditutupi oleh pedagang kaki lima (PKL), tiang listrik, hingga warung.
![]() |
Jelas, kondisi jalur kuning atau guiding block di Jl Dewi Sartika ini belum ideal. Masa tunanetra harus menabrak tiang dan sepeda motor yang terparkir saat berjalan di trotoar Jakarta?
(dnu/dnu)