Dua warga negara Suriah MZ dan Ukraina WN memiliki KTP Indonesia. Keduanya hingga kini belum dideportasi lantaran proses penyidikan tujuan pembuatan KTP itu masih berjalan.
Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Bali Barron Ichsan mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian dan kejaksaan. Hal ini guna dapat menentukan sanksi yang akan dikenakan pada MZ dan WN.
"Tujuannya apa, belum jelas. Tapi (kedua WNA tersebut) tidak kami deportasi dalam waktu dekat. Karena kami harus tahu alasan mereka bikin KTP," kata Barron.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom merangkum empat fakta terkait kasus ini, simak sebagai berikut:
1. Masih Ditahan Imigrasi
MZ dan WN masih dilakukan penahanan di Imigrasi. Ternyata mereka juga memiliki Kartu Keluarga (KK), kartu ATM, dan bahkan sedang dalam proses mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Keduanya ditangkap pada 15 Februari 2023. Mereka kini ditahan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar dengan status unknown.
"Sampai sekarang belum ada respons dari Imigrasi. Kami sudah bersurat pada 1 Maret 2023 sampai sekarang belum ada status kejelasan (unknown) terhadap klien kami," kata kuasa hukum Zghaib, I Wayan Dharma Na Gara and Partner, di Denpasar, Rabu (8/3).
2. Ngaku Dijebak
Dharma mengatakan dua kliennya itu dijebak oleh temannya berinisial N. Dia meminta pihak terkait untuk menentukan kepastian hukum kliennya.
"Dia ngaku-nya dijebak oleh temannya berinisial N," ujar Dharma.
Dharma menjelaskan awalnya kliennya mengaku bertemu seorang wanita berinisial N melalui aplikasi Tinder. Lalu Zghaib minta tolong kepada N untuk dibantu membuka buku tabungan. Maka keduanya setuju pergi ke sebuah bank.
"Bertemu kedua kalinya, ada ancaman dari oknum TNI (diduga paman N) masih aktif. Dia takut. Di situ sekaligus dimintai uang awalnya. Diduga N yang minta uang Rp 8 juta. Teman inisial N ini diduga pemberi jasa KTP, dan dia yang menyarankan untuk minta tolong ke pamannya," ungkapnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..
Simak juga Video: Polisi Temukan Banyak Bule Naik Motor 'Ngawur' di Jalanan Bali