Dicurhati Petani-Penyuluh di Sumsel, Puan Janji Akan Carikan Solusi

Erika Dyah Fitriani - detikNews
Jumat, 03 Mar 2023 21:34 WIB
Foto: dok. DPR RI
Jakarta -

Ketua DPR RI Puan Maharani mendapat curahan hati (curhat) petani, nelayan, hingga penyuluh dalam kunjungannya ke Sumatera Selatan. Adapun dialog ini berlangsung saat dirinya meninjau operasional PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang.

Diketahui, dialog bersama Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, Penyuluh Pertanian, dan Penyuluh Perikanan ini berlangsung di Gedung Serbaguna PT Pusri Palembang dan diikuti 700 orang. Dalam kesempatan ini, seorang Petani dari Banyuasin, Sumitro mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk bersubsidi.

"Kita dapat tapi hanya separuhnya, jadi separuhnya lagi beli. Kami mau beli asal ada barangnya, tapi ini sulit. Padahal Banyuasin lumbung pangan. Dan kami juga terkendala masalah transportasi untuk pasarkan hasil. Jalannya tidak layak sepanjang 60 km," ungkap petani asal Jawa itu dalam keterangan tertulis, Jumat (3/3/2023).

Sumitro berharap dibuatkan jembatan agar hasil panen petani bisa dijual dengan harga yang lebih bagus. Sebab saat ini petani Banyuasin hanya bisa menjual hasil panen padi seharga Rp 4.200/kg. Menurutnya, adanya jembatan akan membuat distribusi panen lebih baik sehingga harga padi bisa dijual dengan harga lebih dari Rp 5.000/kg.

Petani dari kelompok tani wanita juga turut menyampaikan aspirasinya. Dengan menggunakan Bahasa Palembang, petani bernama Miniana meminta bantuan kultivator untuk lahan sayuran dan pompa air untuk menyirami tanaman sayuran di lahan kelompok taninya. Ada juga Hermawati yang mengeluhkan kampungnya yang sering banjir. Sehingga berdampak terhadap lahan tanaman sayurnya serta distribusi hasil panen.

Selain itu, seorang Penyuluh Pertanian di Banyuasin, Yeni Rahma ikut mengeluhkan soal penyuluh kontrak yang belum mendapat gaji dan tidak adanya biaya operasional.

"Kami untuk operasional bantingan. Dan kami harap bisa menjadi ASN, minimal PPPK," keluhnya.

Penyuluh Perikanan, Widia juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, sekitar 1.600 penyuluh di Indonesia selama ini statusnya masih tenaga kontrak.

"Akhir tahun ini kontrak dihapuskan, masa kerja 5-15 tahun. Tolong nasib kami agar statusnya tidak sekadar penyuluh perikanan bantu, tapi bisa menjadi ASN," harap Widia.

Lihat juga Video 'Pupuk Bersubsidi Untuk Negeri':



Puan Tanggapi Curhatan Petani-Penyuluh




(prf/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork