Tentang Klaim Rafael Alun Tak Punya Rubicon dan Dugaan Peran Perantara

Tentang Klaim Rafael Alun Tak Punya Rubicon dan Dugaan Peran Perantara

Yogi Ernes - detikNews
Kamis, 02 Mar 2023 14:37 WIB
Rafael Alun Trisambodo telah selesai menjalani pemeriksaan terkait Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) miliknya senilai Rp 56 miliar.
Rafael Alun Trisambodo setelah diperiksa KPK, Rabu (1/3/2023). (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Tanda tanya besar muncul setelah Rafael Alun Trisambodo mengatakan mobil Rubicon dan motor gede Harley-Davidson bukanlah miliknya. Namun, dalam ranah dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang atau TPPU, selalu ada peran perantara.

Rafael, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian Umum di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta II (Kanwil DJP Jakarta II) terakhir menyetorkan laporan harta kekayaannya senilai Rp 56 miliar lebih. Dari laporan itu, Rafael mengaku hanya memiliki 2 unit mobil yaitu Toyota Camry tahun 2008 seharga Rp 125 juta dan Toyota Kijang tahun 2018 seharga Rp 300 juta. Mana Rubicon dan Harley-Davidson?

Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan pada Rabu, 1 Maret 2023, menyampaikan Rubicon yang dimaksud sebelumnya dibeli Rafael dari seseorang yang beralamat di salah satu gang di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Setelahnya, Rubicon itu disebut dijual Rafael ke kakaknya. Sedangkan untuk Harley-Davidson tidak diakui dan saat ini masih ditelusuri KPK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harta Melimpah Tak Masalah Asalkan...

Seorang pejabat yang memiliki harta banyak disebut KPK tidak menjadi masalah asalkan bisa dibuktikan asal usulnya. Di sisi lain tentang tunggangan mewah Rafael Alun yang tidak ada dalam LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) disebut Pahala menjadi salah satu hal yang disoroti.

"Berapa pun hartanya, silakan saja ditaruh di LHKPN, nggak ada kesalahan orang kalau punya hartanya tinggi, sepanjang asalnya bisa dipertanggungjawabkan," ucap Pahala.

ADVERTISEMENT

Sedangkan soal Rubicon dan Harley-Davidson terkait Rafael Alun, Pahala sendiri angkat bicara tentang pola-pola di balik transaksi keuangan yang diduga tidak wajar. Ini bukanlah hal sederhana, sebut Pahala, terlebih mereka yang dihadapi ini adalah orang-orang yang paham betul seluk beluk keuangan.

"Sulit sih pasti, bukan sederhana, dalam artian, ini kan orang keuangan bener. Dia tahu banget gimana cara ke sana ke mari. Jadi kita ingin polanya dulu dapet, nanti baru ke yang lain," ucap Pahala.

Simak Video 'Hasil Pemeriksaan KPK ke Rafael: Tak Punya Rubicon-Rumah Mewah Ditelusuri':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Setidaknya ada beberapa hal yang kerap muncul dalam penelusuran harta seseorang terkait tindak pidana korupsi. Salah satunya yaitu terkait transaksi tunai dan peran perantara.

"Ini teknis banget. Di rekening saya ada setoran tunai 100 juta, saya konfirmasi ke rekening korannya ada setoran tunai 100 juta. Saya tanya ke banknya ini proses sebulan lagi nanya siapa yang nyetor tunai pada tanggal segini. Ini pengalaman klarifikasi, ada office boy kantor, ada temen, ada saudara, kita nyari orang se-Indonesia. Makanya kita bilang sudah jelas-jelas dibilang setoran tunai, kalau setoran tunai terus terang agak sulit," kata Pahala.

Tentang Perantara

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana sebelumnya menduga adanya pencucian uang oleh Rafael Alun. Ivan menyebut analisis PPATK telah diserahkan ke penegak hukum.

"Memang apapun yang keluar dari kami kan sesuai tugas dan kewenangannya adalah tentang TPPU (tindak pidana pencucian uang)-TPPT (tindak pidana pendanaan terorisme)," kata Ivan pada Sabtu, 25 Februari 2023.

"HA (Hasil analisis) sudah di penyidik ya. (Di) KPK, Itjen Kemenkeu, Kejaksaan," imbuhnya.

PPATK juga menduga ada perantara di balik transaksi aneh tersebut. Ivan mengatakan keuangan Rafael tidak sesuai dengan profil Rafael.

"Ya, signifikan, tidak sesuai profil yang bersangkutan dan menggunakan pihak-pihak yang patut diduga sebagai nominee/perantaranya," kata Ivan.

Namun Ivan belum memerinci sosok perantara di balik transaksi mencurigakan dari Rafael. Dia menduga Rafael meminta orang lain dalam melakukan transaksi demi kepentingan pribadinya.

"Nyuruh orang buka rekening dan transaksi," katanya.

Halaman 2 dari 2
(dhn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads