Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid membedah buku karya pribadi berjudul 'Hadir di Parlemen untuk Maslahat Rakyat'. Buku tersebut berisi tentang perjuangan politisi yang berasal dari pesantren untuk kemaslahatan rakyat, bangsa dan negara.
"Kami selalu hadir menyuarakan sikap terkait persoalan-persoalan yang menimpa bangsa, apalagi di tengah kondisi pandemi COVID-19. Maka seharusnya perjuangan yang positif ini dilanjutkan karena banyaknya maslahat yang bisa dihadirkan, sehingga wajarnya para mahasantri melanjutkannya dan tidak malah jadi apolitik," ujar HNW dalam keterangannya, Rabu (1/3/2023).
Hal ini dia ungkapkan di depan ratusan mahasiswa dan dosen di Aula Ibnu Rusyd, Universitas Darunnajah, Ciledug, Senin (28/2). Kegiatan ini digelar atas kerja sama Universitas Darunnajah, Biro Humas Setjen MPR, dan Pemuda ICMI Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
HNW mengaku bersyukur lantaran sebagian besar sikap hingga kritik yang disampaikan telah diakomodir maupun sejalan dengan pengambil kebijakan. Meskipun, ada beberapa legislasi bermasalah yang telah ditolak, namun tetap lolos.
"Melalui buku ini, kami ingin menunjukkan bahwa sejatinya kehadiran di parlemen bisa untuk memperjuangkan sebesar-besarnya maslahat rakyat. Dengan musyawarah yang berkualitas banyak perjuangan bisa dimenangkan, tapi banyak juga yang terhambat akibat diberlakukannya orientasi banyak-banyakan dengan voting. Dinamika yang harusnya menguatkan semangat generasi milenial, para mahasantri yang kritis dan cinta masa depan bangsa dan negara," ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor ini juga mengajak mahasiswa untuk tidak apatis apalagi apolitis. Sebab menurutnya, ada hal-hal baik yang dapat dipelajari dan dipersembahkan sebagai kontribusi untuk kemaslahatan.
HNW pun mencontohkan soal kondisi pandemi yang ternyata membawa hikmah di baliknya. Meski selama pandemi diberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat, namun dirinya tetap aktif melakukan berbagai macam acara secara daring. Bahkan, dirinya juga mencermati dan merespons berbagai masalah publik dengan menulis.
"Syukur allhamdulillah dalam masa pandemi, tiga buku telah kami terbitkan," ungkapnya.
HNW menyebut hasil tulisan miliknya tak hanya berisi gagasan dan ide, melainkan juga rilis berita dan tulisan dirinya yang tersebar di berbagai media massa dan media sosial seperti Twitter.
"Selanjutnya dipublikasikan dalam berbagai macam buku salah satunya 'Hadir di Parlemen untuk Maslahat Rakyat'," sambungnya.
Tak hanya itu, HNW mengatakan buku miliknya juga menampilkan sambutan dari Jaya Suprana dan Anies Baswedan. Dalam buku HNW, Jaya menyebut 'HNW yang mewujudkan kata 'rakyat' di dalam MPR, bukan sekadar slogan, tetapi benar-benar nyata menjadi kenyataan'.
Sedangkan Anies menyampaikan 'pesan buku ini juga hadir sebagai bahan pembelajaran kita tentang bagaimana mestinya menggunakan politik sebagai jalan untuk mendatangkan kemaslahatan, sebagaimana dilakukan oleh HNW'.
Dalam diskusi tersebut, HNW juga mengungkapkan banyak untuk memperjuangkan kepentingan, kebutuhan, dan keperluan rakyat terutama di masa yang sulit, termasuk saat pandemi COVID-19. Diakuinya, pada masa tersebut, banyak pesantren mengalami kesulitan para mahasiswa keagamaan (PTKIN) mengalami kendala pembayaran kuliah.
Untuk mengatasi hal ini, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta adanya keringanan UKT saat Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Agama pada 8 April 2020. Usulan inipun disetujui, namun beberapa minggu setelahnya kebijakan keringanan dibatalkan dengan dalih relokasi anggaran.
"Saya mengecam keras dan akhirnya pada 12 Juni 2020 diterbitkan PMA 515/2020 tentang keringanan UKT," ucapnya.
HNW menilai mahasiswa dan tenaga pendidik perlu dibantu kuota internet. Hal ini kemudian ia sampaikan ke Menteri Agama melalui pernyataan pers 28 Agustus 2020.
Ia menyebut upaya yang diperjuangkan membuahkan hasil. Hal ini terbukti dari terbukti saat Menteri Agama bersurat ke Kemenkeu meminta tambahan anggaran Rp 3,8 triliun dan disetujui Rp 2,15 triliun untuk subsidi kuota internet pada 7 September 2020.
HNW menjelaskan ada banyak hal yang diperjuangkan selama dirinya menjadi Wakil Ketua MPR dan anggota DPR. Selain di bidang keagamaan, ia juga mengurusi persoalan politik nasional seperti kerentanan perempuan dan anak, kehalalan vaksin COVID-19, mengawal insentif COVID-19 bagi nakes, tantangan demokrasi bangsa, polemik RUU Ciptaker, polemik RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila), kebijakan kontroversial Kementerian Agama, keadilan Hukum untuk HRS (Habib Rizieq Shihab), urgensi perlindungan tokoh agama dan simbol agama, kebijakan luar hingga negeri bebas aktif.
Sebagai informasi, dalam diskusi tersebut, turut hadir Presiden Universitas Darunnajah KH. DR Sofwan Manaf, Rektor Universitas Darunnajah Dr Hasan Syafaat, MA, Wakil Ketua Dewan Nadhir Darunnajah KH Drs Mustofa Hadi Chirzin, Ketua Pemuda ICMI Jakarta Selatan H. Rahman Saleh, serta jajaran pengajar lainnya di perguruan tinggi dan pesantren Darunnajah.
Simak juga 'PKS: Kita Tegas Tolak Politik Uang, Ganti Politik Pelayanan':