Bicara Stunting, Muhadjir Singgung Gangguan Hormon Lionel Messi

ADVERTISEMENT

Bicara Stunting, Muhadjir Singgung Gangguan Hormon Lionel Messi

Anggi Muliawati - detikNews
Selasa, 28 Feb 2023 12:45 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy (Foto: Anggi/detikcom)
Jakarta -

Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar gerakan penimbangan bulanan nasional terintegrasi untuk percepatan penurunan stunting. Menko PMK Muhadjir Effendy berbicara mengenai penanganan stunting sebagai salah satu isu prioritas.

Acara tersebut digelar di Kantor Kemenko PMK, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2023). Hadir pula Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi, dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.

Dalam sambutannya, Muhadjir mengatakan penanganan stunting merupakan salah satu dari visi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menyebut hal itu telah ditekankan oleh Presiden sejak awal dirinya menjabat sebagai Menko PMK.

"Saya ingat betul awal beliau memanggil saya untuk menjadi Menko PMK, beliau sudah menekankan pentingnya penanganan stunting, penanganan persiapan pernikahan," ujar Muhadjir.

"Karena itu kalau bapak ibu masih ingat awal saya jadi Menko, saya dibuli oleh publik karena saya buat pernyataan sertifikasi nikah, jadi setiap pernikahan harus ada sertifikatnya, mereka membayangkan ada uang, biasa toh sertifikat ada uangnya bayar dan sebetulnya tentu itu tidak ada masalah bagi saya, kan mereka belum tahu dan tidak perlu segera tahu," sambung dia.

Muhadjir mengatakan penanganan stunting harus menjadi salah satu isu utama. Dia menyebut hal itu agar dapat menciptakan generasi-generasi yang lebih produktif.

"Jadi kita memahami stunting itu di baliknya itu bukan sekedar stunting tapi visi presiden, filosofi yang dipahami yang disampaikan presiden bahwa untuk membangun Indonesia ini tidak cukup hanya dimulai dari tengah, apalagi di akhir tapi harus disiapkan betul, dan ditangani secara sistemik dan diantar sampai betul-betul jadi manusia produktif," ujarnya.

"Ini yang sekarang sedang dikembangkan, yang terus saya minta diimplementasikan terutama di bawah koordinasi PMK, kesehatan, BKKBN, Kemenag, Kementerian Pendidikan itu adalah untuk bagaimana merealisasi visi besar Bapak Presiden," sambung Muhadjir.

Lebih lanjut, Muhajdir mengaku tidak mengetahui apakah ada bentuk intervensi spesifik lain di luar gizi untuk penanganan stunting, terutama yang berkaitan dengan tinggi badan.

"Saya tidak tahu apakah ada intervensi spesifik misalnya intervensi hormonal untuk penanganan stunting terutama kaitannya dengan tinggi badan, karena yang saya tahu Lionel Messi dulu cebol tidak tinggi-tinggi amat, kemudian dia melalui pengobatan hormonal tingginya bisa di atas 170 itu pun hanya 170 padahal untuk pemain bola 170 itu tidak tinggi, dia hanya 171 kalau nggak salah, tapi dulu dia itu cebol," kata dia.

Dia menyebut saat itu Argentina tidak mampu membiayai pengobatan gangguan hormon Lionel Messi. Sebab itu Lionel Messi lebih memilih untuk bergabung dengan Barcelona, yang dapat membiayai pengobatannya.

Muhadjir mengatakan kasus tersebut merupakan salah satu contoh kehebatan talent scouting di negara maju, agar dapat melahirkan sosok manusia hebat. Dia menyebut kini saatnya Indonesia untuk menerapkan hal serupa.

"Begitulah talent scouting negara maju kalau ingin menghasilkan pemain orang-orang hebat, dan Indonesia sudah waktunya, dan itu tidak mungkin kalau kita tidak mulai dari kebutuhan mendasar generasi yang sehat adalah generasi yang bebas stunting, kalau sudah stunting maka intervensi sudah sulit maka lebih baik dirintis dalam kandungan itu," tuturnya.

(amw/knv)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT