Pria Ini Dieksekusi Mati, 18 Tahun Kemudian Terbukti Tak Bersalah

Pria Ini Dieksekusi Mati, 18 Tahun Kemudian Terbukti Tak Bersalah

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 19 Feb 2023 15:33 WIB
Orang tua Huugjilt mendapatkan donasi setelah anaknya jadi korban salah eksekusi (AFP Photo)
Orang tua Huugjilt mendapatkan donasi setelah anaknya jadi korban salah eksekusi. (AFP Photo)
Jakarta -

Malang sekali nasib pria bernama Huugjilt, yang dituduh sebagai pembunuh seorang perempuan di China. Huugjilt dieksekusi mati karena kasus ini. Lalu, 18 tahun kemudian, ia terbukti tak bersalah.

Dilansir dari BBC, semua bermula pada 9 April 1996. Ketika itu, ada seorang perempuan yang ditemukan tewas di sebuah toilet umum di pabrik tekstil di Hohhot. Perempuan diketahui mati dicekik setelah sebelumnya sempat diperkosa. Huugjilt adalah orang pertama yang menemukan perempuan ini.

Alih-alih mencari pelakunya, polisi justru menangkap Huugjilt dan menekannya agar mau mengaku dalam 48 jam. Huugjilt pun akhirnya mau mengaku. Penanganan kasus ini menjadi begitu instan karena pada saat itu China sedang gencar melaksanakan program anti-kejahatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses hukum Huugjilt juga berlangsung sangat cepat. Huugjilt dijatuhi vonis mati sebulan setelah kasus pembunuhan tersebut. Ia kemudian dieksekusi mati pada Juni 1996.

18 Tahun Dinyatakan Terbukti Tak Bersalah

Nama Huugjilt mendadak diperbincangkan lagi setelah pria bernama Zhao Zhihong mengaku sebagai pembunuh berantai yang telah membunuh 10 orang. Salah satu di antaranya perempuan yang ditemukan oleh Huugjilt.

ADVERTISEMENT

Hingga akhirnya, pada 2014 Huugjilt dinyatakan tidak terbukti bersalah. Namanya dipulihkan kembali. Huugjilt menjadi korban para pejabat penegakan hukum yang tidak cermat dalam menangani kasus ini.

Bagaimana dengan nasib para pejabat yang berbuat salah ini? Baca halaman selanjutnya.

Simak juga 'Terpopuler Sepekan: Vonis Sambo Cs hingga Drama KLB PSSI':

[Gambas:Video 20detik]



26 Pejabat Kena Sanksi

Pencabutan hukuman sangat jarang terjadi di China dan lebih jarang lagi bagi pencabutan hukuman mati.

Seperti dilansir Xinhua, akibat kesalahan hukuman terhadap Huugjilt, sebanyak 26 pejabat dikenai 'hukuman administratif, termasuk peringatan dan pencatatan kesalahan'.

Seorang pejabat lain bernama Feng Zhiming diduga melakukan kejahatan terkait pekerjaan dan sedang diselidiki.

Orang tua Huugjilt juga diberi dana USD 4.850 sebagai rasa simpati pengadilan ketika hukuman dicabut.

Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads