"Saya menengok Almukaram Prof Kiai Haji Ali Yafie yang dalam kondisi sakit, tapi tadi saya bersyukur beliau masih bisa merespons kehadiran saya, bahkan beliau tersenyum," kata Wapres Ma'ruf dilansir Antara, Kamis (16/2/2023).
Diketahui, kondisi KH Ali Yafie sempat menurun drastis pada Senin (13/2) karena ada masalah di paru-paru dan jantung. Tapi setelah dirawat beberapa hari, kini kondisi Kiai Ali Yafie mulai membaik.
"Beliau memang sekarang sudah berusia 90 tahun. Beliau adalah senior saya, baik semasa saya di Nahdlatul Ulama sejak beliau menjadi Rais Aam saya ketika itu menjadi Katib Aam-nya. Kemudian Rais Aam diteruskan oleh Kiai Sahal Mahfudz dan saya melanjutkan, kemudian beliau maju di Majelis Ulama (Indonesia) sebagai ketua umum, dan saya masih berada di belakangnya ketua Majelis Ulama (Indonesia)," ucap Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan dia sering bergaul dengan Ali. Ma'ruf kerap bertukar pandangan karena Ali memiliki pengetahuan luas.
"Jadi saya bergaul lama dengan beliau, dan beliau seorang alim ulama besar tentunya punya pengetahuan luas, tidak hanya masalah-masalah keagamaan tapi juga kenegaraan, kebangsaan, kemasyarakatan," katanya.
Menurut Ma'ruf, jarang ada ulama dengan kemampuan dan keluasan ilmu pengetahuan seperti yang dimiliki KH Ali Yafie. Ma'ruf berdoa agar Ali kembali sehat
"Kita masih memerlukan keadaan beliau, meski beliau sudah sepuh beliau punya pengaruh yang besar. Mudah-mudahan Allah memberikan kesembuhan sehingga masih bisa memimpin kita semua umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya," harap Wapres.
Profil KH Ali Yafie
KH Ali Yafie lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 September 1926. Dia merupakan ulama fikih dan pernah mengemban amanah sebagai Rais Aam PBNU pada 1991-1992.
Pada Muktamar NU di Krapyak pada 1989, dia terpilih sebagai wakil dari Rais Aam PBNU KH Achmad Shiddiq. Namun, ketika Kiai Achmad Shiddiq wafat pada 1991, selanjutnya KH Ali Yafie bertindak menjalankan tugas, tanggung jawab, hak, dan wewenang sebagai Penjabat (Pj) Rais Aam hingga 1992.
Kiai Ali Yafie juga mengemban amanah sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al-Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan, yang ia dirikan pada 1947.
Simak juga 'Dukungan dari Berbagai Pihak di Resepsi Puncak 1 Abad Nahdlatul Ulama':
(zap/idh)