Komnas Perempuan soal Childfree: Sebagai Pemilik Rahim, Wanita Berhak Tentukan

Komnas Perempuan soal Childfree: Sebagai Pemilik Rahim, Wanita Berhak Tentukan

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Senin, 13 Feb 2023 08:30 WIB
Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah
Foto: Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah (Tiara Aliya/detikcom)
Jakarta -

Komnas Perempuan merespons Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin yang tidak sepakat dengan konsep childfree atau bebas anak. Komnas Perempuan bicara hak perempuan sebagai pemilik rahim.

Hal itu disampaikan oleh Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi. Dia awalnya menghargai semua pendapat dan pandangan, baik setuju atau tidak setuju, terkait childfree.

"Kami menghargai berbagai pendapat dan pandangan terkait dengan childfree. Bagi yang setuju dan tidak setuju dengan childfree tentunya mereka memiliki alasan masing-masing terhadap kehadiran anak, fungsi perkawinan, keberlanjutan turunan, dan lain-lain," kata Siti saat dihubungi, Minggu (12/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siti lalu membahas hak seorang wanita. Dia menyampaikan wanita sebagai pemilik rahim maka berhak menentukan ingin mempunyai anak atau tidak.

"Sebagai perempuan yang memiliki rahim untuk mengandung dan melahirkan anak, maka perempuan memiliki hak untuk menentukan apakah ingin memiliki anak atau tidak, jika ingin memiliki anak berapa, kapan, dan jaraknya berapa lama," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, dia menyebut pemenuhan hak ini tidak bisa berdiri sendiri. Dia menyebut hal itu juga harus didiskusikan dan disepakati dengan suaminya.

"Pemenuhan hak ini tentunya tidak bisa berdiri sendiri, namun harus didiskusikan dan disepakati dengan pasangan/suaminya, baik bagi yang memilih menghadirkan anak ataupun childfree," ujarnya.

Terlepas dari itu, Siti menilai perempuan memang harus mulai didorong untuk menyuarakan pendapat di depan suami. Menurutnya, wanita harus memiliki posisi tawar dan diajak mengambil keputusan.

"Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, hal yang patut didorong adalah perempuan menyuarakan pendapatnya di hadapan suami, memiliki posisi tawar dan bersama sama memutuskannya," tutur dia.

Pernyataan Ma'ruf Amin

Wakil Presiden Ma'ruf Amin turut bersuara mengenai pilihan hidup untuk tidak punya anak atau childfree. Ma'ruf mengatakan manusia harus berkembang biak untuk mengelola bumi.

"Dalam program penanggulangan stunting, tidak ada program apa namanya itu, freechild, itu tidak ada. Dan pernikahan itu dimaksudkan untuk mengembangbiakkan manusia melalui perkawinan supaya manusia berkembang dan terus bisa mengelola bumi ini sampai batas waktu terakhirnya, sampai kiamat," kata Ma'ruf di Lombok, NTB, seperti dalam rekaman video yang diterima detikcom, Sabtu (11/2).

"Nah, kalau nanti dia tidak punya anak, dunia ini siapa yang melanjutkan? Itu nggak ada, nggak ada yang jadi wartawan karena nggak ada keturunan," jelasnya.

Ma'ruf mengatakan, melanjutkan keturunan adalah fungsi pernikahan. Namun, menurutnya, jika ada pasangan yang ingin menunda mempunyai anak, itu tidak jadi persoalan.

"Saya kira keturunan itu bagian dari fungsi pernikahan, mungkin itu penting. Menunda mungkin, itu, menunda satu tahun, dua tahun, itu tidak ada masalah, namanya mengatur perkawinannya supaya tidak langsung punya anak, dia menunda dua tahun nanti siap-siap, begitu itu tidak masalah," jelasnya.

Diketahui, media sosial baru-baru ini dihebohkan oleh pernyataan selebgram Gitasav soal hidup tanpa anak alias childfree.

Pilihan hidup childfree diperbincangkan publik di media sosial setelah ramai sorotan terhadap tanggapan Gita Savitri mengenai pujian follower-nya di Instagram. Gita Savitri dipuji awet muda dan dia menyatakan resepnya adalah tidak punya anak. Dengan tidak punya anak, seseorang bisa istirahat lebih baik, tidur delapan jam tanpa stres oleh teriakan anak.

Simak Video 'Apakah Childfree Sama dengan Menunda Momongan?':

[Gambas:Video 20detik]



(maa/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads