Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Malaysia di bawah kepemimpinan Ketua Khairuddin Adnan akan dilantik dalam waktu dekat. Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo berpesan langkah itu harus dapat memberikan manfaat bagi para warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Malaysia. Khususnya dalam merawat semangat kebangsaan dan soliditas, serta memberikan perlindungan kepada WNI yang membutuhkan.
Hal itu diungkapkan olehnya saat menerima jajaran MPW Pemuda Pancasila Malaysia, di Jakarta, hari ini. Turut hadir Khairuddin Adnan dan Wakil Ketua Muhammad Tohong Hasibuan.
"Menurut data Kementerian Luar Negeri Indonesia, tercatat setidaknya ada 1,3 juta WNI yang tinggal di Malaysia. Kehadiran MPW Pemuda Pancasila di sana harus menjadi sumberdaya nasional yang mempelopori pelaksanaan implementasi, aktualisasi, dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila. Sehingga bisa tetap menjaga semangat nasionalisme saudara sebangsa kita yang berada di Malaysia," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (14/2/23).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua MPR RI ini menjelaskan MPW Pemuda Pancasila Malaysia juga harus menjadi kekuatan sosial dalam diplomasi internasional Indonesia melalui people to people contact. Sehingga bisa semakin memperkuat hubungan Indonesia dan Malaysia. Terlebih saat ini, Indonesia memimpin Keketuaan ASEAN 2023.
"Selain bertetangga karena jaraknya yang berdekatan, hubungan Indonesia dan Malaysia juga diperkuat sebagai negara serumpun yang memiliki banyak kesamaan, baik dari latar belakang budaya maupun penggunaan bahasa sehari-hari. Karenanya peningkatan hubungan people to people contact melalui para pemuda sangat penting, agar kedua negara bisa senantiasa menjaga kedamaian sekaligus menghadapi bersama berbagai gangguan yang datang," jelasnya.
Bamsoet menyebut MPW Pemuda Pancasila Malaysia juga harus membangun hubungan baik dengan organisasi kepemudaan di Malaysia. Menurutnya, hal itu diperlukan sehingga bisa menjadi lokomotif memajukan pemuda Asia Tenggara agar senantiasa menjadi Macan Asia.
Sebagai kawasan yang paling stabil di dunia, tanpa pernah ada intervensi militer maupun gonjang-ganjing lainnya yang mengganggu kondusivitas kawasan, masa depan ASEAN yang damai bukan semata terletak pada kekuatan ekonomi, sosial, budaya, maupun militernya. Melainkan terletak pada para pemudanya.
"Karenanya diperlukan kesamaan visi antar pemuda ASEAN agar senantiasa bisa berkolaborasi untuk berkontribusi menjaga ASEAN yang damai, maju, modern, dan berdaya saing tinggi. Penguatan kepemudaan juga menjadi modal utama bagi ASEAN agar bisa berperan aktif di kawasan Indo-Pasifik. Mengingat berbagai tantangan yang dihadapi ke depannya akan sangat besar. Seperti klaim Tiongkok terhadap Laut China Selatan hingga dampak ketegangan yang masih terjadi antara Rusia dengan Ukraina, sekaligus juga potensi ketegangan yang terjadi di Taiwan," tutup Bamsoet.
(ncm/ega)