Razid meminta kasus diusut secara terbuka. Keluarga berharap motif sebenarnya pembunuhan itu bisa diungkap polisi.
"Jadi kita mau minta kasus ini diusut secara transparan, tidak cukup hanya pelaku mengaku melakukan pembunuhan. Persoalan melakukan pembunuhan itu harus jelas. Jadi keluarga korban minta keadilan secara transparan, harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, karena anak ini (korban) juga bagian daripada tulang punggung keluarga juga," kata Razid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi Respons Dugaan Pembunuhan Berencana
Menanggapi dugaan itu, polisi akan menggali fakta dan bukti-bukti untuk memastikan ada atau tidaknya unsur pembunuhan berencana dalam kasus ini.
"Kalau dugaan (pembunuhan berencana) boleh saja. Intinya kalau kami nanti berbicara fakta yang ada," kata Kasat Reskrim Polres Pandeglang AKP Shilton, Sabtu (11/2).
Shilton menerangkan bila dugaan pembunuhan berencana mengacu pada barang bukti kloset jongkok yang digunakan untuk memukul Elisa hingga tewas, maka perlu dicari fakta proses Riko menyiapkan kloset.
"Nah kami penyidik hanya mencari fakta dan bukti-bukti di lapangan. Kalau ngomong berencana berarti, harus ada persiapan, harus bisa dibuktikan persiapannya," terang Shilton.
"Apakah klosetnya dia beli, ditaruh di sana, dia nyimpan kloset atau seperti apa itu alat-alatnya, bisa pakai pisau, bawa dari rumah pisaunya. Artinya harus ada yang disiapkan untuk melakukan pembunuhan," imbuh Shilton.
![]() |
Kompolnas Awasi Kerja Penyidik
Paman Elisa, Razid, mengungkapkan Riko adalah anak anggota Polri. Ayah Riko merupakan anggota Polsek Banjarsari.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.