"Terkait perkembangan adanya tindak pidana pengeroyokan yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia, yaitu di wilayah Polres Metro Depok," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko di kantornya, Minggu (12/2/2023).
"Ini bukan bentrokan antarmassa. Latar belakang ini terjadinya urusan bisnis antara pihak L dan M. L dan M ini terkait utang piutang, pinjam-meminjam uang. Ini masalah pribadi tidak melibatkan kelompok mana pun," imbuhnya.
Trunoyudo pun menyayangkan peristiwa pengeroyokan tersebut. Menurutnya, permasalahan ini sejatinya bisa diselesaikan dengan cara humanis.
"Sekali lagi dalam kejadian ini sungguh sangat disesalkan. Kalau persoalan ini dapat dikomunikasikan melalui RW, melibatkan RW, Babinsa, Bhabinkamtibmas tidak para pihak yang lain tentu ini menjadi bagian yang bisa diselesaikan secara humanis dan persuasif," kata dia.
Trunoyudo mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh hoaks. Dia juga meminta masyarakat memilih informasi yang dapat dipercaya agar tidak terprovokasi.
"Selanjutnya jangan percaya pada hoaks atau Provokasi di media sosial, cek ricek perkembangan melalui media mainstream yang kredibel sebagai sumber informasi, tidak pada media sosial yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya," tuturnya.
Sebelumnya, seorang pria berinisial MS (42) tewas dibacok saat bentrokan antarkelompok di Perum Raffles Hills, Tapos, Kota Depok. Dalam laporan awal, MS disebut tewas dalam bentrokan antarkelompok.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (11/2/2023) pukul 14.30 WIB. Hal itu bermula dari satu kelompok diduga pelaku berinisial M menyerang korban.
"Kelompok A yang terkena senjata tajam pada bagian dada yang mengakibatkan robek pada dada sehingga korban meninggal dunia," ujar Kapolres Metro Depok Kombes Ahmad Fuady.
Simak juga 'Live Konvoi di Medsos, 5 Anggota Gangster di Depok Dibekuk':
(mae/mae)