Ruang terbuka hijau (RTH) Tebet Eco Park, Jakarta, dipasangi pagar besi di semua sisi taman. Pengunjung taman merasa lebih nyaman dengan adanya pagar tersebut.
Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (11/2/2023), pukul 12.55 WIB, tak ada lagi pagar seng di RTH Tebet Eco Park. Semua sisi taman tampak dipagari dengan pagar besi berbentuk jaring.
Kemudian, area yang tidak dipagari hanya ada di pintu utama taman. Masyarakat dapat memasuki Tebet Eco Park melalui pintu utama tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pengunjung Tebet Eco Park, Kimhoat (40), mengatakan pemagaran besi itu lebih baik dibanding pagar sebelumnya yang berbentuk seng. Menurutnya, pagar seng membuat taman terlihat kumuh.
"Lebih baik, lebih bagus, kalau dulu kan seng kelihatannya kumuh, terus bahaya juga buat anak-anak kalau seng. Kalau ini bagus. Lebih rapi, enak dilihat gitu," kata Kimhoat saat ditemui di Tebet Eco Park.
Selain itu, dia menyayangkan masih adanya pengunjung yang merokok di area taman. Dia mengaku pernah menegur pengunjung lantaran kedapatan merokok.
"Lebih baik dari awal dibuka, namanya juga pasti kalau jalan ke depannya pasti lebih sempurna, pemeliharaannya juga bagus, sekuriti juga bagus. Namun terkadang ada juga beberapa yang lalai, bapak-bapak khususnya, entah dia menjaga anak atau nongkrong, dia suka ngerokok, padahal dilarang ngerokok. Saya juga tegur, 'Awas, nggak boleh ngerokok di sini" terus dimatiin sama dia, mungkin dia nggak baca kali ya," tuturnya.
![]() |
Pengunjung lainnya, Ollivia (19), mengungkapkan hal senada. Ollivia menyebut rampungnya pemagaran area taman membuat Tebet Eco Park tampak lebih rapi.
"Dengan dipagari gini lebih rapi dan nggak bisa banyak orang yang langsung masuk, jadi bisa langsung pakai pintu utama," kata Ollivia.
Konsep Awal Tanpa Pagar
Awalnya, Tebet Eco Park dibangun dengan konsep tanpa pagar. Hal ini disampaikan Suzi Marsitawati, yang saat itu menjabat Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Suzy mengatakan Tebet Eco Park sengaja tidak diberi pagar dengan harapan warga Jakarta bisa mengawasi taman selama 24 jam dan merasakan memilikinya.
"Memang sengaja kita buka supaya masyarakat bisa mengawasi. Agar masyarakat tahu apa saja yang terjadi di dalam taman. Tidak ada jam operasional karena konsepnya dibuka 24 jam," kata Suzi seperti dilansir situs DPRD DKI Jakarta, Senin (4/4).
Saat itu, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth meminta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI menambah pasukan pengaman (sekuriti) di Tebet Eco Park, yang saat itu akan dibuka.
Suzi menerima usul tersebut dan mengaku akan segera melakukan kajian untuk menentukan seberapa banyak pengaman yang ideal untuk Tebet Eco Park ini.
"Pasti kita akan perbanyak, sekarang masih ada 10 orang. Tapi karena tidak ada perekrutan PJLP tahun ini, jadi akan kami ambil dari beberapa lokasi yang tidak perlu banyak personel," tuturnya.
(aik/aik)