Apa Perbedaan Klenteng dan Vihara? Ini Penjelasan dan Sejarahnya

Apa Perbedaan Klenteng dan Vihara? Ini Penjelasan dan Sejarahnya

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Sabtu, 04 Feb 2023 16:23 WIB
Perbedaan klenteng dan vihara terletak pada fungsinya. Klenteng adalah tempat ibadah umat Konghucu, sedangkan vihara dipakai oleh umat Buddha.
Vihara Bahtera Bhakti, Jakarta Utara (Foto: Ilham Oktafian/detikcom)
Jakarta -

Perbedaan klenteng dan vihara terletak pada fungsi keduanya. Klenteng dan vihara tampak serupa karena sama-sama bangunan tempat ibadah dengan aksen berwarna merah. Namun ternyata, kegunaan keduanya berbeda.

Lalu, apa yang dimaksud klenteng? Apa bedanya dengan vihara? Apa fungsi klenteng maupun vihara? Simak jawabannya di bawah ini.

Apa Itu Klenteng?

Perbedaan klenteng dan vihara pertama adalah pengertiannya. Dilansir situs Universitas Bina Nusantara (Binus), klenteng atau miao adalah tempat beribadah umat Konghucu. Klenteng sudah ada sejak zaman Raja Suci Yao dan Shun (2356 - 2205 SM) sebagai tempat sembahyang kepada Tian dan leluhur. Namun, klenteng pada zaman dahulu diatur sedemikian rupa sehingga hanya raja dan anggota kerajaan Tiongkok yang dapat bersembahyang di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring berjalannya waktu, klenteng bisa digunakan seluruh kalangan hingga rakyat biasa. Hingga kini, klenteng tersebar luas di Indonesia untuk keperluan ibadah penganut Konghucu.

ADVERTISEMENT
Perbedaan klenteng dan vihara terletak pada fungsinya. Klenteng adalah tempat ibadah umat Konghucu, sedangkan vihara dipakai oleh umat Buddha.Perbedaan klenteng dan vihara terletak pada fungsinya. Klenteng adalah tempat ibadah umat Konghucu, sedangkan vihara dipakai oleh umat Buddha. (Foto: ANTARA FOTO/ANDRI SAPUTRA)

Sejarah Pembangunan Klenteng

Menurut buku berjudul 'Bangunan Cagar Budaya Berlanggam Cina Di Jakarta' oleh Kemdikbud, klenteng dibangun pada abad ke-17, ke-18, ke-19, dan ke-20. Pada abad ke-17, klenteng didirikan untuk keperluan tertentu, misalnya Klenteng Jin De Yuan di Petak Sembilan, Glodok.

Lalu, pada abad ke-18 klenteng menggambarkan kegiatan masyarakat setempat seperti klenteng tukang kayu (Lu Pan Bio di Pinangsia). Di abad ke-19, mayoritas klenteng didirikan oleh kongsi dagang di mana mayoritas orang-orang Cina bekerja sebagai pedagang di Jakarta.

Selanjutnya, pada abad ke-20, akibat pengaruh gerakan nasionalisme Hindia-Belanda dan Tiongkok daratan, klenteng terdiri dari jenis baru. Klenteng tersebut serupa dengan vihara, misalnya Vihara Tri Ratna di Lautze, Jakarta Pusat.

Apa beda klenteng dengan vihara? Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Semarak Imlek di Klenteng Gondomanan, Tak ada Pembatasan Jamaah

[Gambas:Video 20detik]




Apa Itu Vihara?

Dikutip dari situs Britannica, vihara adalah sarana utama bagi umat Buddha ditempat ini untuk melaksanakan ibadah dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Umumnya, di dalam vihara tidak terdapat banyak patung, hanya ada patung Buddha atau patung Dewi Kwan Yin.

Vihara merupakan bahasa sansekerta dari rumah ibadah umat Buddha. Vihara juga sering disebut wihara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wihara adalah biara yang didiami oleh para biksu (umat Buddha).

Asal-usul Bangunan Vihara

Awalnya, vihara di India dibangun untuk melindungi para biksu selama musim hujan. Mereka memasang stupa kecil (tempat relik suci) dan gambar Buddha di pelataran tengah vihara untuk menggambarkan simbol kesucian

Kemudian, tradisi pembangunan vihara menyebar di sepanjang rute perdagangan Asia Tengah (seperti di Bamiyan, Afghanistan) Adanya vihara menjadikan wilayah tersebut banyak monumen indah yang kaya akan patung dan lukisan.

Seiring berkembangnya komunitas para biksu, pembangunan bangunan itu semakin berkembang yang terdiri dari kelompok vihara dan stupa serta kuil terkait. Hingga saat ini, vihara tersebar luas di seluruh dunia sebagai tempat ibadah umat Buddha.

Demikian serba-serbi perbedaan klenteng dan vihara. Semoga bermanfaat!

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads