Dishub DKI Evaluasi Besaran Tarif Integrasi TransJ, LRT, dan MRT

ADVERTISEMENT

Dishub DKI Evaluasi Besaran Tarif Integrasi TransJ, LRT, dan MRT

Devi Puspitasari - detikNews
Minggu, 29 Jan 2023 12:25 WIB
Potret pekerja di Depo MRT Lebak Bulus saat memeriksa kondisi kereta Turangga yang melayani rute Lebak Bulus-Bunderan HI.
Foto Ilustrasi MRT (Almadinah Putri Brilian/detikcom)
Jakarta -

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pihaknya masih mengevaluasi soal besaran tarif integrasi moda transportasi di Ibu Kota, dalam hal ini TransJakarta, MRT, dan LRT. Syafrin menuturkan prinsipnya, masyarakat harus memeroleh manfaat dari penerapan tarif integrasi ini.

"Kami terus melakukan evaluasi terhadap pemanfaatan tarif integrasi yang sekarang sudah dijalankan. Tapi kembali lagi, bahwa memang untuk tarif integrasi pemanfaatannya adalah bagi masyarakat yang berkegiatan menggunakan transportasi umum, minimal dua moda," kata Syafrin kepada wartawan di gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (29/1/2023).

Syafrin menjelaskan masyarakat akan merasakan manfaat tarif terintegrasi saat menggunakan dua moda transportasi. Dia lalu memberikan gambarannya.

"Kan jadi yang menggunakan TransJakarta pindah ke MRT, pindah ke LRT, baru mendapatkan nilai manfaat dari penerapan tarif integrasi," ujar Syafrin.

Namun, kata Syafrin, jika masyarakat hanya menggunakan satu moda transportasi, tarif yang berlaku adalah tarif normal.

"Selama yang bersangkutan hanya (menggunakan) satu moda saja, maka otomatis bahwa yang bersangkutan dikenakan tarif yang berlaku di moda itu," jelas Syafrin.

"Misalnya TransJakarta, ya bayar Rp 3.500 sekali perjalanan. Begitu (juga) MRT dari Lebak bulus ke Bundaran HI, ya tetap bayar Rp 14.000," sambung Syafrin.

Seperti diketahui, aturan tarif integrasi moda transportasi di DKI ini diluncurkan saat Anies Baswedan masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Moda yang terintegrasi adalah LRT, MRT, dan TransJakarta.

Anies saat itu menuturkan pihaknya menerapkan sistem berbasis account based ticketing (ABT) untuk proses pembayaran. Anies menuturkan sistem berbasis ABT ini hanya diterapkan di empat kota dunia, yakni London, Hong Kong, Singapura, dan kini DKI Jakarta.

"Account based ticketing ini di dunia hanya ada empat kota di dunia: London, Hong Kong, Singapura, dan Jakarta. Ini saya dengar infonya dari Dirut JakLingko," ujar Anies Baswedan di Halte CSW, Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (7/10/2022).

(aud/aud)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT