Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama mengungkap kasus campak di Ibu Kota sempat naik pada pertengahan 2022, namun turun pada Desember tahun lalu. Sementara tahun ini Dinkes DKI belum menemukan kasus penyakit campak.
"Pada bulan Desember sudah ada tren penurunan, sebelumnya mulai meningkat di Juli-November 2022. Belum ditemukan campak pada tahun 2023 di Jakarta. Tapi kasus di DKI Jakarta meningkat jadi 253 kasus tahun 2022, karena surveilans dan cakupan imunisasi campak rubella menurun selama pandemi 2020-2022. Cakupan vaksin minimal 95 persen, DKI tidak tercapai target pada 2020 hanya 85 persen untuk bawah dua tahun (baduta)," ujar Ngabila, Kamis (26/1/2023).
Menurut dia, kasus campak banyak ditemukan di daerah dengan cakupan imunisasi rendah, wilayah padat penduduk, serta sanitasi dan gizi kurang. Dia menerangkan, cara penularan campak sama seperti COVID-19, bahkan jauh lebih menular dan sangat cepat yaitu melalui udara dan droplet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebanyak 20-40 persen anak sudah imunisasi MR dua kali, masih bisa menjadi suspek campak. Meski sudah dua kali vaksin MR, namun cakupan rendah di wilayah tersebut dan cakupan vaksinasi tidak merata menyebabkan kenaikan kasus," tuturnya.
"Cara penularan campak sama seperti COVID-19, bahkan jauh lebih menular dan sangat cepat, yaitu melalui udara dan droplet lewat permukaan benda atau kontak langsung dengan kulit penderita," lanjutnya.
Ngabila mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan edaran untuk seluruh fasilitas kesehatan, antara lain mengingatkan Puskesmas di tingkat kecamatan. Selain itu melakukan pemetaan wilayah atau kantung cakupan imunisasi campak rubella yang masih rendah sampai level RT.
"Sehubungan dengan meningkatnya kasus campak, Puskesmas Kecamatan agar melakukan mapping wilayah atau kantong cakupan imunisasi campak rubella yang masih rendah sampai level RT," imbuhnya.
Dinkes DKI akan melakukan sweeping imunisasi dan operasi timbang berdasarkan beberapa prioritas. Dinkes DKI akan memberikan edukasi mengenai campak dan rubella serta operasi timbang kepada lintas sektor terkait, dari dasawisma, posyandu, TP PKK, Kasatlak pendidikan, guru, sampai masyarakat luas.
"Melakukan sweeping imunisasi bersamaan dengan operasi timbang yang dilakukan berdasarkan prioritas: daerah kumuh, padat, dan miskin, daerah cakupan vaksin campak rendah, daerah dengan jumlah balita gizi kurang dan buruk terbanyak," jelasnya.
(idn/idn)