2 Analisis di Balik Buaya Sungai Mahakam Kembalikan Bocah ke Keluarga

2 Analisis di Balik Buaya Sungai Mahakam Kembalikan Bocah ke Keluarga

Tim detikcom - detikNews
Senin, 23 Jan 2023 07:05 WIB
Buaya di Kukar, Kaltim antar jasad balita yang tenggelam.
Foto: Buaya di Kukar, Kaltim antar jasad balita yang tenggelam. (dok. istimewa)
Jakarta -

Peristiwa buaya memulangkan jasad balita korban tenggelam ke keluarganya di tepi Sungai Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim) menuai sorotan. Peneliti satwa liar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amir Ma'ruf, menjelaskan dua analisis dibalik buaya di Sungai Mahakam.

Dua analisis tersebut yaitu terkait buaya yang kerap diberi makan oleh warga, hingga mitos soal warga asli Kalimantan tak dimangsa buaya. Berikut kedua analisis tersebut:

Kerap Diberi Makan

Amir Ma'ruf, mengungkap dugaan penyebab buaya memulangkan jasad balita korban tenggelam ke keluarganya. Ia menduga buaya muara itu sudah sering diberi makan oleh warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi itu buaya itu kan mungkin sudah berapa kali sering dikasih makan," ungkap Amir Ma'ruf, dilansir detikSulsel, Sabtu (21/1/2023).

Amir lantas mengemukakan, situasi ini sebagai hubungan timbal balik antara manusia dan binatang. Hal itu lantas membuat buaya tersebut menganggap korban bukanlah mangsanya.

ADVERTISEMENT

"Misalnya bukan hanya buaya, yang lain pun seperti itu, terus sering berinteraksi, bagi dia (jasad balita) itu bukan makanannya," tuturnya.

Lebih lanjut Amir menjelaskan adanya hubungan kedekatan antara warga setempat dengan buaya. Warga sudah terbiasa hidup dengan binatang melata itu.

Simak halaman selanjutnya

Lihat Video: Heboh Video Buaya 'Antar' Jasad Balita ke Keluarga dalam Kondisi Utuh

[Gambas:Video 20detik]




Mitos Warga Asli Kalimantan Tak Dimangsa Buaya

Selain itu, Amir Ma'ruf menjelaskan soal kearifan lokal di balik mitos warga asli Kalimantan tak pernah dimangsa buaya. Mitos ini marak seiring dengan peristiwa seekor buaya yang 'mengantar' jasad balita ke keluarganya.

Amir mengatakan warga asli Kalimantan terbiasa hidup di tengah habitat buaya sehingga mereka mengetahui kebiasaan buaya dan bisa terhindar untuk dimangsa.

"Contoh orang Dayak, orang Dayak punya kearifan lokal. Satu, mereka sudah tahu tempat-tempat di mana ada buaya, mereka sudah tahu perilaku buaya. Artinya, ketika buaya makan jam berapa, mereka tahu, akhirnya mereka menghindari (dimangsa buaya)," ujar Amir Ma'ruf.

Kondisi ini disebut berbanding terbalik dengan warga pendatang yang tidak terbiasa hidup di tengah habitat buaya. Menurutnya, warga pendatang justru rentan diserang.

"Orang di luar itu bisa dibilang mereka nggak ngerti. Contoh orang luar, buaya pas jam makan, dia ada, dimakanlah, dianggaplah sebagai mangsa," katanya.

Selain itu, Amir mengatakan warga asli Kalimantan memiliki mitos mempunyai kekerabatan dengan buaya. Sebagian besar warga asli Kalimantan mempercayai hal itu.

"Ada juga, ini saudaranya-saudaranya (hubungan antara manusia dan buaya), itu saya nggak ngerti," terangnya.

Sebelumnya diberitakan, balita berusia 4 tahun bernama Muhammad Ziyad Wijaya tewas tenggelam saat bermain di Sungai Mahakam. Saat proses pencarian selama dua hari, seekor buaya muara tiba-tiba muncul sambil membawa jasad korban dalam kondisi utuh dan menyerahkan kepada keluarganya yang berada di tepi sungai.

"Enggak ada yang hilang, semua utuh. Jadi buaya ini kalau di kita malah membantu menemukan pencarian korban," ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Kaltim Melkianus Kotta saat dihubungi detikcom, Jumat (20/1).

Saat itu korban dibawa seekor buaya dari tengah sungai menuju tepi sungai. Pihak keluarga korban telah menunggu buaya tersebut.

"Tadi pagi saat tim bergerak melakukan pencarian orang hilang hari kedua, sekitar jam 7 pagi, tim mendapat informasi keluarga bahwa mereka melihat ada seekor buaya membawa jasad manusia. Setelah dilepas, ternyata jasad itu anak yang kita cari," jelas Melkianus.

"Jaraknya dari lokasi kejadian itu 1,5 kilometer. Saat buaya berada di dekat keluarga, langsung dilepaskan korban," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3
(dwia/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads