Ketua MPR Tagih Korsel soal Realisasi Perjanjian IK-CPEA

ADVERTISEMENT

Ketua MPR Tagih Korsel soal Realisasi Perjanjian IK-CPEA

Inkana Izatifiqa R. Putri - detikNews
Kamis, 19 Jan 2023 15:07 WIB
Bambang Soesatyo
Foto: dok. MPR RI
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong Ketua Parlemen Korea Selatan Kim Jin Pyo untuk memastikan realisasi dari Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement/IK-CEPA).

Ditandatangani pada 18 Desember 2020 di Seoul, Perjanjian IK-CEPA telah berlaku mulai 1 Januari 2023. Adapun kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat hubungan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara kedua negara.

Bamsoet menjelaskan Indonesia dan Korea Selatan juga dapat memanfaatkan IK-CEPA kepada sektor privat dan bisnis, khususnya UMKM. Pengimplementasian IK-CEPA sekaligus menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan.

"Selain IK-CEPA, Indonesia dan Korea Selatan juga memiliki berbagai kerja sama penting lainnya yang perlu ditindaklanjuti. Antara lain, implementasi MoU pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) khususnya di bidang sistem penyediaan air bersih dan pembangunan smart city; kepastian Indonesia memenuhi cost-sharing proyek pengembangan jet tempur KF-X/IF-X, komitmen investasi Korea Selatan senilai USD 6,75 miliar di bidang industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik dan kabel listrik, telekomunikasi, garmen, dan energi terbarukan, serta tindak Lanjut beberapa kesepakatan yang ditandatangani di sela-sela G20. Seperti kerjasama ekonomi digital, kerja sama UMKM dan startup, hingga pembentukan High-Level Dialogue on Investment," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Kamis (19/1/2023).

Hal ini ia sampaikan usai menerima Ketua Parlemen Korea Selatan Kim Jin Pyo, di Gedung MPR RI, Jakarta hari ini.

Dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini juga mengapresiasi penandatanganan MoU Indonesia-Korea Selatan terkait kesepakatan untuk mengembangkan moda raya terpadu (MRT) Fase IV lintas Fatmawati-Kampung Rambutan pada 15 November 2022. Bamsoet menyebut kesepakatan ini menunjukkan dukungan Indonesia terhadap berbagai investasi Korea Selatan.

"Perhatian Indonesia terhadap investasi Korea Selatan juga dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Antara lain pada 15 September 2021, Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik PT. HKML Battery Indonesia di Karawang. Pada 16 Maret 2022, Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik PT. Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Cikarang, sekaligus menyaksikan peluncuran IONIQ 5 sebagai mobil listrik pertama yang dibuat di Indonesia," jelasnya.

"Serta pada 8 Juni 2022, Presiden Joko Widodo melakukan peresmian pembangunan tahap 2 pabrik baterai mobil listrik konsorsium LG Energy Solution senilai USD 9,8 miliar di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah. Industri ini mendukung produksi 3,5 juta unit baterai dengan kapasitas 200 megawatt per tahun, serta diperkirakan menyerap ribuan tenaga kerja Indonesia," imbuh Bamsoet.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini pun menilai kerja sama di sektor industri mobil listrik dan baterai listrik merupakan sektor investasi yang sangat menjanjikan bagi Indonesia dan Korea Selatan. Pasalnya, data US Geological Survey melaporkan Indonesia memiliki cadangan nikel mencapai 21 juta metrik ton, terbesar (40 persen) dari total cadangan nikel dunia.

Jika sumber daya tersebut dikelola dengan optimal, kata Bamsoet, Indonesia dan mitra investasinya dapat menjadi pemain utama supplier baterai kendaraan listrik.

"Terlebih secara global pangsa pasar kendaraan listrik terus menunjukan tren peningkatan. Sebagai contoh, hingga akhir tahun 2022, pangsa pasar motor listrik global diproyeksikan mencapai 17,25 miliar US dollar atau sekitar Rp 257,6 triliun. Sedangkan pada tahun 2030, diproyeksikan meningkat hingga 30,52 miliar US dollar atau sekitar Rp 455,7 triliun. Secara global, jumlah pengguna kendaraan listrik pada tahun 2021 juga telah meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun 2019. World Economic Forum menyebutkan bahwa setiap tahun penjualan mobil listrik meningkat sebanyak 30 persen dalam dekade terakhir," pungkasnya.

Sebagai informasi, turut hadir pimpinan MPR RI antara lain, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Syarief Hasan, Hidayat Nur Wahid, dan Fadel Muhammad. Hadir pula para anggota Parlemen Korea Selatan, antara lain PARK Kwangon, CHUN Jaesoo, KIM Hoi Jae, YOO Sang Bum, dan LEE Jong-Seong, serta Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia LEE Sang Deok, dan Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.

Simak juga 'Jokowi Minta Boeing Kerjasama dengan PTDI, Targetkan Capai Rp 1 Triliun':

[Gambas:Video 20detik]



(prf/ega)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT